EARTH HOUR DI PONTIANAK: 1 JAM BERHARGA UNTUK BUMI
Oleh: Lia Ogriesta
Pontianak (31/3) Bundaran Tugu Digulist Untan dipadati masyarakat Pontianak pada malam puncak perayaan Earth Hour 2012. Secara serentak, lampu-lampu yang menerangi Tugu Digulist dan sudut-sudut bundaran Untan serta sepanjang ruas Jl. A. Yani gelap gulita. Di titik lain, gelapnya Kota Pontianak sebagai wujud partisipasi ‘Satu Jam untuk Bumi’ juga terasa suasananya di Hotel Mercure, A. Yani Mega Mall, dan Grand Mahkota Hotel. Earth Hour juga diselenggarakan di 25 kota lainnya di Indonesia, serta 146 negara di belahan dunia. 3.000 penduduk Pontianak ambil bagian di antara 1.8 milyar penduduk dunia yang ikut berpartisipasi dalam kampanye global penghematan energi tahun ini.
Rangkaian acara menuju puncak peringatan Earth Hour pukul 20.30 - 21.30 WIB sudah mulai dilakukan sejak siang. Walikota Pontianak, Sutarmidji, beserta Wakil Walikota , Paryadi turut menghadiri acara puncak Earth hour 2012. Kemeriahan terlihatdari semaraknya sejumlah aksi panggung. Diantaranya penampilan dari group band yang menyanyikan lagu-lagu bertema lingkungan, regae, break dance dan hip-hop. Terdapat pula aksi BMX freestyler, atraksi naga dan barongsai dari MABT, body painting oleh pelukis, pembacaan pusi, serta atraksi marching bandyang menambah kemeriahan acara.
Pada seremonial pembukaan Earth Hour 2012, Walikota Pontianak, Sutarmidji mengatakan “Sebenarnya masyarakat kita kalau diajak berhemat energi itu bisa. Kadang, kita hanya perlu saling mengingatkan”, jelasnya.Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Pontianak bersama-sama dengan Dinas Pendidikan akan mengkampanyekan isu-isu lingkungan, termasuk isu terkait penghematan energi, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas. “Dengan demikian, anak-anak-anak kita kemudian akan terbiasa dengan penghematan energi maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan lingkungan”, kata Sutarmidji.
Sutarmidji juga menghimbau agar masyarakat Pontianak bisa mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan isu lingkungan. “Saya mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Kota Pontianak yang sudah sangat menyadari tentang arti pentingnya pengelolaan sampah. Sehingga banyak kawasan di Kota Pontianak ini sudah bersih, masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, dan sampah juga sudah banyak yang dikelola, bahkan beberapa kelurahan sudah ada bak sampah yang bisa menjadi komoditas ekonomi”, lanjutnya.
Acara puncak pemadaman lampu yang dipusatkan di Bundaran Tugu Digulist Untan ditandai dengan pelepasan balon oleh Walikota Pontianak. Aksi membagikan, menyalakan, dan meletakkan lilin untuk konfigurasi angka 60+ sebagai simbol penghematan energi juga diikuti oleh masyarakat pengguna jalan yang melalui bundaran. Dalam waktu 20 menit, nyala konfigurasi 60+ dengan 2.300 lilin terbentuk. Lagu Indonesia Raya pun bergema dari seluruh partisipan yang hadir di titik pusat Earth Hour Pontianak tersebut. Suasana Kota Pontianak gelap sejenak selama satu jam.
Pemadaman aliran listrik selama satu jam di Kota Pontianak berhasil menghemat daya sebesar 6 mega watt (6000 kwh). Dengan asumsi 1 liter solar menghasilkan daya sebesar 3 kwh, maka bahan bakar yang bisa dihemat dalam waktu satu jam Earth Hour sebanyak 2 juta liter.
Walikota Pontianak mengajak masyarakat untuk menjadikan Kota Pontianak sebagai kota yang sangat menghargai energi yang tersedia dan bisa mengefisienkan energi yang ada, dan bisa benar-benar memanfaatkannya hanya untuk kebutuhan yang penting. “Acara ini saya harapkan akan berlanjut pada kampanye-kampanye isu lingkungan lainnya, karena isu lingkungan ini tidak pernah akan berakhir. Mari, kita sadari bersama bahwa bumi ini harus dilestarikan bukan untuk kita, tetapi untuk anak cucu kita yang akan datang,” himbaunya.
Nada-nada positif juga diutarakan masyarakat Kota Pontianak yang turut terlibat dalam selebrasi tersebut. “Ajang ini merupakan momentum dan refleksi kita bersama untuk mulai menerapkan gaya hidup baru, yang ramah lingkungan. Paling tidak saya akan mulai dari diri sendiri. Saya akan menggunakan air lebih hemat dan selalu membuang sampah pada tempatnya. Harapannya masyarakat bisa lebih menghargai dan mencintai bumi kita ya, salah satunya dengan aksi penghematan energi ini. Setelah satu jam, jadikan gaya hidup!”, ungkap Rosdiyani dari Yokita Adventure.
Dikatakan pula oleh Koordinator Earth Hour Pontianak, Syahirsyah “Besar harapan kami Kampanye Earth Hour Pontianak tahun ini bisa menginspirasi dan memotivasi gerakan serupa di kota-kota dan daerah-daerah lain di Kalimantan Barat, termasuk dalam menggali dan mempromosikan potensi yang dimiliki Kalbar dalam hal energi terbarukan”, pungkasnya.
Satu jam merupakan satuan kecil dari satu hari waktu bumi berotasi pada porosnya. Satu hari merupakan satuan terkecil dari satu tahun (365 hari) waktu bumi berevolusi. Jadi, satu jam seharusnya adalah bagian paling besar bagi kita para penghuni bumi untuk berdamai sejenak dengan kerumitan yang terjadi di bumi. Langkah sederhana yang berdampak signifikan bagi perbaikan lingkungan dan bumi. Mari jadikan gaya hidup ramah lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Setelah satu jam ini, jadikan gaya hidup.