KERJASAMA WWF DAN PRAMUKA KEMBALI HIDUPKAN “PANDA BADGE”
Oleh: Galih Aji Prasongko
Pada tahun 1973, merupakan momentum untuk pertama kalinya WWF sebagai organisasi konservasi terbesar didunia bekerjasama dengan Organisasi Kepanduan Dunia (World Organization of Scout Movement/WOSM). Kerjasama pertama ditujukan untuk program pendidikan lingkungan, melalui sebuah inisiatif pembuatan lencana (badge). Lencana tersebut kemudian dikenal sebagai Lencana Konservasi Dunia (Panda Badge).
Momen kemitraan tersebut digalang kembali pada tahun 2018. Bertepatan dengan perayaan Earth Hour di bulan Maret. Salah satu yang menjadi tujuan utama yang ingin dicapai dalam kemitraan ini adalah untuk membantu mencapai Konvensi PBB tentang keanekaragaman hayati (CBD). Terutama AICHI Target 1 yang menyatakan bahwa pada tahun 2020, terbangun sebuah kesadaran publik akan nilai keanekaragaman hayati sekaligus mengambil tindakan untuk menjaga kelestariannya.
Melalui kerjama ini, WWF dan Organisasi Gerakan Pramuka Dunia (WOSM) akan memperdalam kolaborasi. Sebagai upaya untuk mendorong kesadaran global dalam menjaga alam dan lingkungan dimasa depan.
Kerjasama ini juga sekaligus memberikan peran penting kepada generasi muda, dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. WWF dan World Scouting akan terus berkolaborasi melalui World Scout Environment Programme (WSEP).
WSEP menawarkan alat, sumber daya, dan inisiatif untuk membantu Pramuka di seluruh dunia bekerja bersama demi kebaikan lingkungan baik di tingkat lokal maupun global. Di bawah WSEP, Pramuka akan mengidentifikasi ancaman terhadap air bersih dan udara di lingkungan. Menyarankan solusi, memahami isu-isu konservasi global yang mempengaruhi keanekaragaman hayati, menunjukkan tindakan pribadi apa yang dapat diambil untuk mengurangi zat berbahaya di lingkungan yang lebih luas, mengidentifikasi praktik lingkungan yang lebih baik untuk lokal mereka daerah, dan menunjukkan cara mempersiapkan orang lain untuk bahaya lingkungan dan bencana alam.
Di Indonesia kerjasama WWF dan Pramuka dalam upaya konservasi sudah dilakukan, dalam bentuk menciptakan badge (tanda kecakapan) tentang konservasi di tahun 90-an. Untuk melanjutkan upaya tersebut, pada 17 Mei 2018 berdasarkan surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka N0. 66 Tahun 2018. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Dr. Adhyaksa Dault, SH.,M.Si membentuk Kelompok Kerja (POKJA) Penyusunan Program Pendidikan Dan Kegiatan Konservasi. Kelompok kerja ini beranggotakan 10 orang yang merupakan lintas bidang di KWARNAS, serta diketuai oleh Ari Wijanarko selaku Andalan Nasional Bidang Hubungan Luar Negeri.
Kelompok kerja ini akan bertugas selama 6 bulan, terhitung sejak Mei 2018 dan akan berakhir di November 2018. Tugas utama dari kelompok kerja adalah melakukan koordinasi dengan WWF Indonesia, hingga terwujudnya Program Pendidikan dan Kegiatan Konservasi, serta MoU antara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan WWF Indonesia. Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai konservasi. Terutama terkait peran aktif langsung generasi muda, yang tergabung dalam gerakan Pramuka di Indonesia.