ANTARA KITA, PLASTIK, DAN LINGKUNGAN
Oleh: Nur Arinta (Voluntir Panda Mobile WWF-Indonesia)
Sebagai salah satu voluntir Panda Mobile, saya sering sekali mendampingi anak-anak sekolah yang kami kunjungi ketika melakukan kegiatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Salah satu kegiatannya adalah mengubah kaus bekas menjadi tas serbaguna yang dapat menggantikan penggunaan tas plastik ketika berbelanja. Dengan demikian, penggunaan tas plastik dapat lebih dikurangi.
Secara tidak sadar, manusia memang telah tergantung pada penggunaan plastik. Penggunaan plastik yang cenderung meningkat dan dapat dikatakan berlebihan ini pada akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Diperkirakan ada 500 juta hingga 1 miliar kantong plastik yang digunakan penduduk dunia dalam kurun waktu 1 tahun. Ini berarti ada sekitar 1juta kantong plastik per menit. Sedangkan untuk membuatnya diperlukan ± 12 juta barel minyak per tahun dan 14 juta pohon yang ditebang.
Konsumsi berlebihan terhadap plastik pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar karena bukan berasal dari senyawa biologis. Plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 – 500 tahun hingga dapat terurai dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Untuk menanggulangi sampah plastik, beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna sehingga akan menjadi dioksin di udara. Itu sebabnya manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Selain itu, plastik yang dibakar tidak benar-benar hilang melainkan meleleh dan berubah bentuk. Plastik yang berubah bentuk tersebut tetap ada dan mengendap di dalam tanah. Pada akhirnya plastik tersebut akan mengurangi kualitas tanah yang telah dicemarinya.
Kita memang tidak mungkin menghapus penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), dan mendaur ulang sampah plastik (recycle). Terakhir, mungkin diperlukan regulasi dari kalangan yang berwenang (pemerintahan) untuk meredam laju penggunaan plastik.
Terkadang kita merasa sangat berat dan sulit untuk melakukan aksi 3R. Namun, ada hal-hal mudah yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi dalam upaya mereduksi produksi sampah plastik. Caranya adalah sebagai berikut:
Menolak plastik kresek jika tidak diperlukan. Menurut survei, plastik kresek adalah jumlah sampah plastik yang paling banyak. Jika membeli sesuatu dalam jumlah sedikit di warung atau ¬mini market, bawalah barang itu dengan tangan atau masukkanlah dalam tas. Selalu sediakan tas kain yang bisa dilipat sehingga fleksibel untuk dibawa kemana pun. Tas kain ini dapat menjadi alternatif pengganti plastik kresek dan bisa digunakan berulang kali.
- Membawa botol minum sendiri ke mana pun kamu pergi. Faktanya, sampah botol minum merupakan salah satu sampah plastik yang dominan.
- Bawalah kotak makanmu ke mana pun kamu pergi. Sangat banyak makanan yang menggunakan plastik sebagai kemasannya. Jika kamu membeli suatu makanan dan membawanya pulang, sang penjual akan memberikan plastik sebagai kemasan dari makanan tersebut. Akan lebih baik jika kamu bisa membawanya pulang dengan kotak makanmu sendiri.
- Berkreasilah dengan sampah plastik. Ubah mindset bahwa sampah adalah barang tak berharga, karena sesungguhnya ada banyak hal yang bisa kamu kreasikan dari sampah.
- Selalu bertanggung jawab atas sampah yang kamu hasilkan. Kalimat “buanglah sampah pada tempatnya” tentu sudah sangat sering kita temui. Namun kini ubahlah konsep tersebut dengan prinsip untuk mengurangi produksi sampah, terutama sampah plastik.
Lakukanlah hal di atas dengan tekad yang bulat dan penuh dengan sikap konsisten. Dengan begitu kamu telah menjadi bagian dari penyelamat bumi.