7 MAKANAN KESUKAAN PESERTA EKSPEDISI
Oleh: Kusnanto (WWF-Indonesia)
Salah satu yang saya sukai dari Menami adalah makanannya. Asupan makanan jadi penting sepanjang ekspedisi, sebagai bekal kami untuk dapat menyelam, evaluasi, briefing, senam, entri data, bahkan untuk curhat pun butuh asupan makanan. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman kemarin, berikut inilah beberapa makanan yang populer di atas kapal Menami.
1. Alpukat
Buah yang membuat lapar hanya sekedar melihatnya. Awalnya, alpukat ini dibawa oleh Pak Izaak (DKP NTT), dan sempat didiamkan saja di kulkas.
“Ini, Kus, bagi dua alpukatnya,” kata Fikri (WWF-Indonesia) pada saya, dan sejak itu buah alpukat menjadi laris. Rasanya begitu manis dan segar. Ibarat kata, lidah kita disiram oleh kelembutan dan kesegaran yang menyeluruh menempel di lidah. Teman-teman pun akhirnya membuat berbagai kreasi alpukat. Ada yang langsung dimakan, ada yang dihancurkan dalam gelas dan diberi susu bubuk, ada yang diblender dan ditambahkan gula.
2. Bakso dan nugget
Frozen food menumpuk di cooler dapur Menami. Saya langsung bersama Fikri yang membelinya, satu troli di supermarket sebelum berangkat ekspedisi. Bakso dan nugget untuk perbekalan kita memang istimewa. Termasuk kategori makanan camilan dan makanan sebelum survei penyelaman. Bisanya dihidangkan pada pagi hari, siang hari, dan malam hari saat menginput data. Nugget ditambah sambal dan kecap, enak!
3. Keladi
Bentuknya seperti talas, atau ubi. Masaknya hanya direbus. Kemudian di tambah fla coklat dan putih. Dimakan ketika masih panas. Sila (Reef Check Indonesia) yang biasa membuatkannya untuk kami.
4. Ikan segar
Karena kita ada di laut, belum sah kalau menu makannya tidak ada ikan segar. Ikan segar bahkan kami dapatkan saat kapal nelayan menghampiri kapal kami. Kami melakukan barter ikan-ikan yang mereka tangkap menggunakan speargun dengan bahan bakar, makanan ringan, minuman.
5. Mie instan
Makanan ini cocok dimakan bersama bakso, dan dimakan semangkok berempat.
6. Pisang goreng tepung
Makanan hangat khas orang Indonesia satu ini, begitu dihidangkan akan cepat sekali habisnya!
7. Masakan koki Menami
Meski dengan banyaknya “makanan sampingan”, masakan Om Mus dan Pak Bungsu (DKP Kabupaten Alor) bersama Om Sukri (WWF-Indonesia) tetap selalu jadi yang ditunggu tiga kali dalam seharinya. Peluit makan dibunyikan setiap harinya terdengar merdu di telinga. Kami akan makan bersama-sama saat itu juga. Menghabiskan 18 hari di atas kapal mengajarkan kami lebih menghargai makanan, jelas.