SUPPORTER DUKUNG UPAYA KURANGI SAMPAH DI LABUAN BAJO
Oleh: Indarwati Aminuddin dan Sus Yanti Kamil
Di Labuan Bajo, paling tidak satu orang menghasilkan satu sampah plastik atau kaleng setiap harinya. Sampah-sampah itu bersumber dari pasar, toko, restoran, kafe, penjaja makanan keliling, atau apotik. Sebagian besar sampah berbentuk kantong kresek, kaleng obat nyamuk, kaleng minuman, botol, maupun gelas.
Ke mana sampah-sampah tersebut berakhir? Jawabnya, di pesisir pantai dan di sudut-sudut pelabuhan, di pembuangan akhir sampah, atau terapung di lautan dan berpotensi dimakan oleh spesies tertentu yang mengira sampah tersebut adalah makanan. Sampah-sampah juga akan terbawa ombak dan berakhir di pekarangan rumah penduduk yang tinggal di tepi laut.
Padahal, sampah plastik merupakan ancaman serius bagi lingkungan karena diperlukan waktu 20-100 tahun hingga terurai di tanah. Sampah plastik juga menjadi ancaman bagi penyu-penyu dan spesies laut lainnya di kawasan Taman Nasional Komodo. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat pun mengakui pihaknya terbentur keterbatasan fasilitas dan pendanaan yang dimilikinya. Terlebih selain menjadi sumber penyakit dan mengganggu keindahan, permasalahan sampah yang tidak terkelola dengan baik di Labuan Bajo juga akan mengganggu stabilitas industri kepariwisataan di sana.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, WWF-Indonesia bersama Pemkab Manggarai Barat, operator-operator diving, komunitas-komunitas pengelola sampah, sejumlah sekolah, wisatawan yang peduli lingkungan, dan seniman lokal di Labuan Bajo melakukan kegiatan ""Clean Up Beach"" berupa penyisiran sampah di Pantai Pede yang selama ini menjadi ruang publik bagi warga Kota itu. Kegiatan yang berlangsung pada 24 April 2015 tersebut mendapat dukungan peralatan kebersihan yang dibeli dari donasi para Supporter WWF-Indonesia. Tak kurang dari 500 peserta terlibat dalam kegiatan ini.
Bagi para pelaku bisnis pariwisata dan masyarakat umum, mengambil bagian dari kegiatan hari itu menjadi bentuk komitmen menghormati alam, karena telah mendapatkan banyak sumber penghidupan dari alam. Sementara bagi pihak Pemkab Manggarai Barat, peran aktifnya dalam kegiatan merupakan sinyal positif menuju perubahan yang lebih baik di Labuan Bajo.
Berbeda dengan kegiatan ""Clean Up Beach"" sebelumnya, tahun ini pembersihan sampah dilanjutkan dengan aktivitas memilah sampah organik dan non-organik. Koperasi Serba Usaha (KSU) Sampah Komodo mengambil peran besar dengan menerima sampah tersebut dan melakukan pengolahan lebih lanjut, terutama untuk sampah sampah kertas, kaleng, botol, dan lain sebagainya. KSU Sampah Labuan Bajo sebelumnya telah menerima donasi alat dari Supporter WWF-Indonesia, di antaranya dua motor pengangkut sampah, mesin pencacah plastik, dan mesin press sampah.