SUPORTER WWF DAN KELOMPOK KOMUNITAS ANTUSIAS IKUTI “SUPPORTER GATHERING”
Oleh Masayu Yulien Vinanda
Jakarta (14/11)-Lebih dari 900 individu berpartisipasi dalam ajang tahunan suporter WWF “Do Better for Earth” yang digelar pada hari Minggu (13/11) di Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Selain suporter dan staf WWF beserta anggota keluarga masing-masing, Manajemen Ancol, media massa, beragam kelompok komunitas hijau juga terlihat memadati kawasan sentra pembelajaran lingkungan tersebut dengan seragam hijau terang berlogo WWF.
Supporter Gathering diawali dengan kegiatan jalan santai dengan rute sepanjang kawasan ecopark. Ketua Dewan Penyantun WWF-Indonesia Kemal Stamboel dan Direktur Utama PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk Budi Karya Sumadi melepas rombongan peserta jalan santai “Do Better for Earth” tepat pukul 07.00 WIB.
Dengan berjalan kaki, peserta mengitari 4 zona di Ecopark yakni Eco-art, Eco-energy, Eco-nature, dan Eco-care. Di pos Eco-art, pengrajin patung badak binaan WWF Ujung Kulon hadir mendemonstrasikan teknik memahat patung badak dan menghias patung dengan motif batik menggunakan canting. Tidak hanya itu, sejumlah kelompok komunitas peduli lingkungan pun turut meramaikan pos ecoart ini. Diantaranya adalah komunitas “Teens Go Green” (TGG), klub pelajar peduli lingkungan setingkat SMA dan SMK di Jakarta yang diinisiasi oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (DIKMENTI) DKI Jakarta, dan PT. Pembangunan Jaya Ancol.
“Dengan berpartisipasi dalam kegiatan Supporter Gathering WWF ini, saya berharap dapat turut mengkampanyekan program-program kami kepada generasi muda lainnya khususnya para pelajar SMA dan SMK salah satunya adalah kampanye anti styrofoam. Kami juga punya sesi photo commitment dimana para peserta dapat berfoto sambil memgang papan yang bertuliskan berbagai tips gaya hidup hijau seperti stop penggunaaan styrofoam,” jelas Wakil Menteri Kampanye TGG Sinta.
Kelompok daur ulang XS Project juga turut meramaikan pos eco-art. Mereka memamerkan beragam kerajinan hasil olahan sampah plastik. Selain aktif di berbagai pameran, mereka juga telah memasarkan produk daur ulang mereka hingga ke mancanegara. Menariknya, hasil penjualan produk daur ulang tersebut diberikan kepada anak-anak pemulung sebagai beasiswa.
Sampah-sampah industri dan rumah tangga seperti bungkus deterjen, bungkus pelembut pakaian, billboard, serta pembungkus jok mobil diolah menjadi produk-produk yang menarik, misalnya tas jinjing, tas laptop, dompet, hingga tempat pensil cantik. Uniknya, setiap produk diberi label ""Handmade in Indonesia from Waste collected by Trash Pickers"".
Sementara di pos eco-energy, tim program Iklim dan Energi WWF-Indonesia mengkampanyekan penggunaan tenaga surya sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan melalui mini solar panel.
Kampanye peduli hutan dan spesies digiatkan di pos eco-nature. Mulai dari pengenalan produk-produk hutan ramah lingkungan sampai memperkenalkan kamera jebak, sebuah perlengkapan dokumentasi yang digunakan tim survei harimau WWF di lapangan untuk memperoleh gambar spesies langka tersebut.
“Ini sungguh pengalaman yang seru. Kami diperkenalkan apa itu kamera jebak, dan kami berpura-pura menjad harimau yang melintas di depan kamera jebak. Permainan yang menarik namun tetap mengandung unsur pembelajaran,” ungkap Efrianto, salah satu peserta yang hari itu datang bersama keluarganya.
Pos terakhir yang dikunjungi peserta adalah eco-care. Di pos ini, peserta diajak untuk menanam pohon secara simbolik di atas papan besar yang bergambar peta Indonesia. Aksi simbolik penanaman pohon ini rencananya akan direalisasikan awal tahun 2012 di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat. Seluruh hasil penjualan tiket Supporter Gathering akan disumbangkan bagi upaya reforestasi di kawasan konservasi tersebut.