SUATU HARI DI KEHIDUPAN....... JABANUS BIN MIUN, STAFF PROGRAM, TIM RISET KEANEKARAGAMAN HAYATI, PROGRAM SPESIES DI KALIMANTAN, WWF MALAYSIA, SABAH
Saya sekarang 33 tahun dan sudah menikah serta mempunyai seorang-empat tahun anak laki-laki dan bayi laki-laki yang baru saja lahir. Saya tinggal dan bekerja di Lahad Datu, sebuah kota pelabuhan di Pantai Timur Sabah. Saya bekerja dengan lima anggota lainnya dalam tim Riset Keanekaragaman Hayati, yang berfokus pada tutupan hutan penting di area Heart of Borneo.
Meskipun kantor utama terletak di kota, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di hutan untuk mengumpulkan sampel. Tim kami berada di lapangan sekitar 20-25 hari setiap bulannya, namun saya biasanya kembali ke kota pada akhir bulan. Pada malam hari kami sering berkemah di lapangan, dan terkadang kami juga tidur di pondok-pondok yang layak huni yang tersedia disana.
Setiap pagi saya bangun pukul 6, setelah itu saya menyiapkan sarapan dan makan siang saya, yang terdiri dari nasi, sayur-mayur dan kadang kala ditambahkan dengan ikan ataupun telur. Kami berangkat ke hutan sekitar pukul 7:30, dimana kami harus berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan untuk mencapai area yang akan kami kunjungi.
Tugas utama dalam pekerjaan kami disini adalah meneliti kehidupan liar di Cagar Alam Ulu Segama Malua yang terletak di antara Lahad Datu dan Kinabatangan. Kami mengidentifikasi pakan bagi Orang-utan dan Gajah, mengumpulkan sampel sisa makanannya serta mengirimkannya ke Pusat Penelitian Hutan untuk menganalisis komposisi pakan satwa tersebut, serta mempelajari nutrisi dalam pakan mereka. Proses analisis komposisi pakan satwa tersebut sangat penting sebab kami bisa mengetahui status kesehatan satwa-satwa tersebut dan dapat memutuskan apakah mereka mendapat kecukupan makanan dari alam.
Hingga saat ini saya bekerja di WWF-Malaysia sudah sekitar 10 tahun. Pekerjaan pertama saya di WWF adalah mengumpulkan data mengenai populasi burung yang ada di Suaka Margasatwa Kulamba, di Pantai Timur Sabah. Saya sangat menyukai burung dan saat itu burung-burung disana memberikan banyak pelajaran yang berharga bagi saya. Jenis burung yang menjadi favorit saya adalah Bornean Bristlehead dan Pitta.
Tantangan yang paling sulit dalam pekerjaan saya sebenarnya adalah tantangan fisik dan semua perjalanan yang harus saya hadapi. Saya harus mendaki banyak bukit dan melewati lumpur yang kedalamannya seringkali mencapai pinggang saya! Saat musim hujan tiba, akan ada hujan terus-menerus dan sangat deras selama berminggu-minggu dan itu memang benar-benar menyulitkan kami yang ada disana untuk tetap berada dalam keadaan kering dan tentu saja jarak pandang menjadi sangat terbatas dalam cuaca seperti itu…namun sungguh, kondisi-kondisi tersebut bukanlah masalah yang besar.
Saya sangat mencintai pekerjaan ini dan menikmati bekerja di lapangan. Saya menyukai udara bersih dan segar di hutan. Saat berada di kota, saya terganggu dengan betapa sibuk, kumuh dan berisiknya disana! Di hutan tempat saya bekerja merupakan tempat yang lebih sunyi dan damai bagi saya.
Impian Jabanus Bin Miun
“Ke depannya, saya sangat ingin melihat cagar alam Ulu Segama Utara dilestarikan dan dikembangkan menjadi Hutan Primer. Cagar alam Ulu Segama Utara ini berada di area Heart of Borneo dan merupakan salah satu daerah terakhir yang merupakan rumah bagi Orang-utan, Gajah dan spesies lain yang telah kehilangan habitat alam mereka di Sabah.
Saya juga menginginkan koridor alam yang menghubungkan habitat spesies-spesies unik di antara perkebunan-perkebunan di area tersebut. Gajah dan mamalia besar lainnya memerlukan ruang yang lebih luas untuk bergerak bebas tanpa harus mengganggu perkebunan milik masyarakat.”
Artikel ini pernah dimuat di Newsletter Heart of Borneo pada Desember 2010