SOSIALISASI BMP RUMPUT LAUT MENJAMAH DESA DEMI DESA DI ALOR
Oleh Nur Ahyani dan Ade Novia Putri
Roadshow Sosialisasi Better Management Practices (BMP) di enam desa binaan FoRLa-Alor berlangsung dari tanggal 13 - 30 November 2014. Pelipus Laka, ketua FoRLa, bersama dengan Bendahara, Asyari Karim, dan Community Empowernment Officer WWF-ID, Ade Novia Putri, berangkat dari Kalabahi, sehari sebelum acara.
Desa Kalondama Barat, desa terjauh dari pusat kota Kalabahi dibanding lima desa lainnya, mendapat giliran pertama rangkaian sosialiasi. Pelipus Laka, Asyari Karim, dan Ade Novia Putri harus menempuh delapan jam perjalanan dengan kapal motor penumpang untuk mencapai Pelabuhan Wolu. Perjalanan dilanjutkan dengan ojek motor melalui perbukitan, menuju rumah Selfianus B. Sirah, motivator Desa Kalondama Barat.
Pak Ipu, begitu Pelipus Laka biasa disapa, membuka agenda dengan memaparkan program kegiatan FoRLa bersama dengan WWF-Indonesia, yaitu untuk melakukan perbaikan perikanan budi daya rumput laut berdasarkan BMP. Di hadapan 55 pembudidaya rumput laut di Kalondama Barat yang berkumpul di tepi pantai, ia menjelaskan apa itu BMP; aspek-aspek dalam BMP; kenapa melakukan praktik berdasarkan BMP; dan bagaimana melakukan proses perbaikan budi daya rumput laut.
Sekilas, Pak Ipu mengupas isi BMP mengenai penguatan kelompok/forum, perencanaan dan persiapan budi daya, metode budi daya, bibit dan pengelolaan, penanaman dan perawatan, langkah panen dan pasca panen, serta pencatatan kegiatan budi daya. Pak Ipu, Asyari, dan Ade berkolaborasi dalam memberikan pengertian kepada pembudidaya berbekal dua spanduk berisi kisi-kisi materi. Setelah pemaparan dari FoRLa dan WWF-ID selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Proses yang sama juga dilakukan di desa-desa setelahnya. Tanggal 14 November 2014, sosialisasi dilakukan di tepi Pantai Wolu, Desa Kayang. Kali ini, audiens adalah 83 pembudidaya dengan bantuan motivator Muhamad S. Leky.
Kemudian pada 19 dan 20 November 2014, sosialisasi diteruskan ke Desa Baranusa dan Desa Bana. Sosialisasi di Desa Baranusa mengambil tempat di Pulau Lapang, lokasi dimana penduduk Baranusa melakukan kegiatan budi daya rumput laut. Sebanyak 95 orang pembudidaya menghadiri acara tersebut dengan bantuan fasilitasi dari Syarifudin Jou selaku motivator. Selesai dari Baranusa, motivator Darsono Saly dan 50 pembudidaya di Desa Bana mendapat kesempatan untuk mendengarkan acara sosialisasi.
Desa Alaang dan Desa Pante Deere mendapat giliran terakhir sosialisasi. Tanggal 29 November 2014, Nikanor Bana berhasil mengajak 50 orang pembudidaya untuk mengikuti acara di Desa Alaang. Kemudian pada 30 November 2014, rangkaian sosialisasi diakhiri di Desa Pante Deere, dihadiri oleh 16 orang pembudidaya. Yermias Pantele selaku motivator mengungkapkan, sedikitnya pembudidaya yang datang disebabkan oleh terhetinya kegiatan budi daya rumput laut di desa akibat serangan ice-ice.
Dalam sesi tanya jawab, pembudidaya mengekspresikan keingintahuan mereka mengenai BMP, bagaimana pelaksanaannya, dan apa keuntungannya. Pertanyaan juga banyak bermunculan dari segi teknis, seperti bagaimana penanganan hama berupa lumut dan pengendalian penyakit ice-ice, bagaimana mengelola bibit yang baik, dan penanganan pasca panen yang baik. Pembudidaya juga menyampaikan harapan agar difasilitasi dalam hal penjualan rumput laut, agar mereka tidak dipermainkan oleh pengepul, dan bisa mendapat harga terbaik.
Oleh Nur Ahyani dan Ade Novia Putri