SIAP BANGUN TPS3R, PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMUR INISIASI PENGELOLAAN SAMPAH DI PULAU KECIL
Derawan, 14 Agustus 2025 - Pulau Derawan, sebuah pulau kecil yang ada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur namanya mendunia sebagai salah satu destinasi wisata bahari. Pulau Derawan menjadi pintu masuk bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan pesisir dan bawah laut. Berbagai spesies laut ikonik seperti penyu, hiu paus, dan lumba-lumba kerap ditemui.
Sejak awal 2010-an, pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata di Pulau Derawan telah membawa dampak positif bagi ekonomi lokal. Dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau, jumlah kunjungan wisatawan ke Kecamatan Pulau Derawan, baik mancanagera maupun domestik sejumlah 34.160 orang pada tahun 2024. Namun, dibalik geliat tersebut, muncul tantangan besar dalam hal pengelolaan lingkungan, khususnya sampah.
Sepanjang tahun 2023, tercatat sekitar 80 bangunan non-rumah tangga—termasuk penginapan dan rumah makan—aktif melayani wisatawan dan masyarakat setempat. Meski berperan penting dalam mendukung aktivitas pariwisata, bangunan-bangunan ini juga menjadi salah satu sumber utama timbulan sampah. Rata-rata total sampah non-rumah tangga yang dihasilkan mencapai 46.105,1 kilogram per hari—angka yang mencengangkan untuk sebuah pulau kecil dengan luas hanya 44,6 hektar.
Kondisi ini menegaskan bahwa tanpa pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan, Derawan yang merupakan kawasan konservasi di perairan berisiko kehilangan daya tarik dan keseimbangan ekologisnya. Polusi sampah plastik dapat mempengaruhi kesehatan ekosistem dan spesies laut, terutama penyu yang menjadi ikon Derawan dan Kab. Berau.
Ketiadaan fasilitas pengelolaan sampah terpadu di Pulau Derawan telah menyebabkan sebagian besar limbah rumah tangga dan pariwisata tidak tertangani dengan baik. Sampah kerap dibakar, dikubur, atau bahkan dibuang langsung ke laut. Praktik ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengancam kelestarian ekosistem laut yang menjadi tulang punggung dan daya tarik wisata bahari di kawasan ini. “Sampah plastik sudah menjadi perhatian serius bagi masyarakat maupun pemerintah Kampung Derawan,” ujar Kepala Kampung Derawan, Indra Mahardika.
Ia menekankan bahwa sistem pengelolaan sampah yang ada saat ini masih sangat terbatas. “Kami memang sangat membutuhkan pengelolaan yang lebih baik. Sampah yang ada belum melalui proses pemilahan, melainkan langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir,” tambahnya.
Sejak Juni 2024, Pemerintah Daerah Kabupaten Berau didukung Yayasan WWF Indonesia bersama konsultan pembangunan telah melakukan survey dan penyusunan Master Plan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Pulau Derawan. Sebagaimana di dalam dokumen tersebut telah tercantum pembangunan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi yang menjadi salah satu prioritas utama.
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah berbasis Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kampung Pulau Derawan merupakan bagian penting dari implementasi master plan tersebut. TPS3R ini tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga simbol komitmen untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan. Saat ini tidak banyak kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki fasilitas pengelolaan sampah, Derawan perlu menjadi contoh bagi yang lain.
Proses pembangunan TPS3R di Kampung Derawan dimulai dari nol, dimulai dengan pembelian sebidang tanah seluas 20 x 20 meter persegi. Tahapan legalitas pun dilalui secara bertahap, mulai dari pengurusan surat pelepasan tanah kepada Pemerintah Kampung Derawan hingga akhirnya terbit dokumen Sertifikat Hak Pakai (SHP). Koordinasi intensif juga telah dilakukan dengan berbagai dinas terkait, dan saat ini izin pembangunan telah resmi diterbitkan. Pembangunan TPS3R pun siap dilaksanakan.
Kepala Kampung Derawan, Indra Mahardika, turut aktif mendukung setiap tahapan proses ini. “Pengajuan legalitas dan perizinan cukup memakan waktu—lebih dari satu tahun,” ujarnya.
WWF-Indonesia telah mendampingi upaya keberlanjutan di Kampung Pulau Derawan, salah satunya memperkuat pengelolaan dari ancaman sampah plastik terhadap kawasan dan spesies di lokasi tersebut. Dukungan WWF juga mencakup pendampingan komunitas dalam mendorong perubahan perilaku terhadap konsumsi plastik sekali pakai, peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah, hingga penguatan inisiatif ekonomi lokal yang mendukung praktik berkelanjutan.
“Melalui pembangunan TPS3R harapannya masyarakat Derawan dapat lebih terbantu dan semakin aktif terlibat, tidak hanya dalam menjaga kebersihan lingkungan tetapi juga dalam memilah dan mengelola sampah sebagai sumber daya yang bernilai. Partisipasi ini akan memperkuat rasa kepemilikan terhadap fasilitas dan menciptakan peluang usaha lokal berbasis ekonomi sirkular,” ujar Dr. Imam Musthofa Zainudin, Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia.
TPS3R Derawan direncanakan akan mulai dibangun saat acara groundbreaking awal September mendatang. Kehadiran fasilitas ini bukan sekadar upaya memperbaiki kondisi lingkungan dan estetika kawasan wisata, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk memperkuat identitas Pulau Derawan sebagai destinasi wisata bahari yang bersih, lestari, dan bertanggung jawab. Dengan TPS3R, Derawan menegaskan komitmennya terhadap pariwisata berkelanjutan yang berpihak pada alam dan masyarakat lokal.
Selanjutnya, sebagai bagian dari penguatan TPS3R di Pulau Derawan, alat penunjang dalam pengelolaan sampah akan diserahkan untuk mendukung operasional harian. Kemudian, pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah juga akan diberikan kepada para pemimpin lokal dan masyarakat. Langkah ini bertujuan agar warga mampu mengelola sampah secara mandiri, bahkan mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi. Dengan adanya pengelolaan sampah yang tepat akan menjadi peluang ekonomi baru di Pulau Derawan.
Harapannya, Kampung Derawan dapat menjadi model pengelolaan sampah yang efektif bagi pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia. Lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur, inisiatif TPS3R ini mencerminkan semangat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan mitra pembangunan dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Proses pengadaan TPS3R ini diawali dengan kegiatan seremonial sebagai simbol komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.
Dokumentasi: https://drive.google.com/drive/folders/1Ain52Tsco-1-pYt6ccktTVmz-49wJ78H?usp=drive_link
***
Untuk informasi lebih lanjut:
Karina Lestiarsi, Communication Officer WWF-Indonesia
klestiarsi@wwf.id / 0852-1816-1683
Tentang Yayasan WWF Indonesia
Yayasan WWF Indonesia adalah organisasi masyarakat madani berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan lebih dari 100.000 suporter. Misi Yayasan WWF Indonesia adalah untuk menghentikan penurunan kualitas lingkungan hidup dan membangun masa depan di mana manusia hidup selaras dengan alam, melalui pelestarian keanekaragam hayati dunia, pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang berkelanjutan, serta dukungan pengurangan polusi dan konsumsi berlebihan.
Untuk berita terbaru, kunjungi www.wwf.id dan ikuti kami di X (Twitter) @WWF_id | Instagram @wwf_id | Facebook WWF-Indonesia | Youtube WWF-Indonesia