“POHON UNTUK KEHIDUPAN” PROGRAM PENANAMAN POHON HUTAN BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENDUKUNG PEMULIHAN EKOSISTEM DI SEBANGAU-KATINGAN, KALIMANTAN TENGAH
Desa Mangara, 30 Oktober 2024. Yayasan WWF Indonesia berkolaborasi dengan PT Indonesia Epson Industry, meluncurkan inisiatif "Pohon untuk Kehidupan" dengan menanam pohon seluas 300 hektar di Desa Tumbang Mangara dan Tumbang Kawei, Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Inisiatif ini adalah upaya untuk mendukung program pemerintah dalam restorasi hutan dan lahan dengan menanami kembali serta memperkaya spesies area hutan dengan jenis bibit lokal. Melalui pendekatan restorasi hutan berbasis masyarakat, penanaman ini didukung pelaksanaannya oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan Produksi (KPHP) Katingan Hulu yang membantu pemantauan berkala keberhasilan inisiatif ini bersama dengan pengelola Hutan Kemasyarakatan Mangara Kawei. Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi menciptakan keseimbangan antara restorasi hutan yang menjadi habitat orangutan yang terancam punah dan mengoptimalkan kebutuhan lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dari hasil kegiatan restorasi hutan dan bentang alam ini.
Lanskap SEKA – Sebangau Katingan merupakan kawasan ekologis yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di Kalimantan Tengah dan keanekaragaman hayati-nya. Dengan luasan hutan 2,35 juta hektare atau 15% (atau 15.3 juta hektare) tutupan hutan di seluruh Kalimantan Tengah ini, masyarakat sekitar sangat bergantung pada keutuhan tutupan hutannya. Melalui tersedianya air bersih, udara bersih dan ketersediaan bahan pangan.
Melalui Restorasi Lanskap Hutan (FLR) dan penanaman pohon, pendekatan ini bertujuan untuk memulihkan area yang terdegradasi, mengembalikan keanekaragaman hayati, mendukung kesejahteraan masyarakat lokal, serta mengurangi dampak perubahan iklim.
Dewi Lestari Yani Rizki, Direktur Konservasi WWF-Indonesia mengatakan, ”WWF-Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi memulihkan Lanskap Seka di Kalimantan Tengah. Lanskap Seka menjadi habitat penting bagi satwa liar endemik, menjaga kehidupan masyarakat adat, tempatan juga menghambat laju perubahan iklim dengan menyerap karbon. Lanjut Dewi,”WWF-Indonesia merupakan lembaga yang bergerak berdasarkan sains dan mengedepankan solusi, penanaman pohon merupakan solusi atas upaya pemulihan Lanskap Seka dan juga partisipasi aktif parapihak seperti PT. Indonesia Epson Industry ini menjadi sangat penting dan dapat dicontoh bagi perusahaan lain yang ingin berpartisipasi dalam upaya pemulihan ekosistem”.
Sebangau-Katingan, dengan luas mencapai 2,35 juta hektare, merupakan salah satu benteng terakhir bagi orangutan Kalimantan. Untuk memastikan kelangsungan hidup sekitar 1,1 juta hektar hutan yang masih utuh dan menjadi rumah bagi ribuan orangutan, upaya restorasi menjadi sangat mendesak. Dengan menghubungkan kembali hutan yang terfragmentasi, kita dapat menciptakan koridor seluas ribuan hektar yang aman bagi satwa liar untuk berpindah dan mencari makan.
Inisiatif restorasi ini tidak hanya berfokus pada angka, tetapi juga pada manusia di baliknya. Dengan melibatkan sekitar 300 keluarga di desa Mangara dan Kawei, proyek ini mendorong pendekatan berbasis masyarakat. Melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas, masyarakat akan dibekali keterampilan untuk mengelola pembibitan, menanam 200.000 pohon di area seluas 300 hektar, dan memelihara kawasan yang telah direstorasi. Dengan menciptakan peluang ekonomi alternatif, seperti agroforestri, kita dapat mengurangi tekanan pada hutan dan meningkatkan kesejahteraan sekitar ratusan keluarga.
“Kami di Epson percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya sekadar tanggung jawab, melainkan bagian dari identitas kami. Melalui kolaborasi dengan WWF-Indonesia, kami ingin menunjukkan bahwa kemitraan antara sektor bisnis dan organisasi lingkungan dapat memberikan dampak positif yang nyata,” ujar Emile Pattiwael, President Director PT Indonesia Epson Industry. Tambah Emile “Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak guna mencapai tujuan keberlanjutan bersama. Epson percaya bahwa teknologi dan inovasi harus digunakan untuk menciptakan perubahan positif, tidak hanya untuk lingkungan tetapi juga untuk Masyarakat,”.
Komitmen Epson terhadap pelestarian lingkungan tercermin dalam teknologi yang kami hadirkan. Salah satunya adalah teknologi bebas panas (Heat-Free Technology) pada printer kami, yang mampu mengurangi konsumsi energi secara signifikan dan menghasilkan lebih sedikit emisi karbon. Selain itu, Epson berupaya meningkatkan kontribusi lokal melalui produk-produk berstandar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Sejalan dengan visi keberlanjutan, Epson juga telah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di seluruh operasional dan mendorong daur ulang produk, memastikan bahwa jejak lingkungan kami tetap minimal.
Inisiasi restorasi hutan dan bentang alam ini diharapkan mampu memulihkan ratusan hektar hutan di koridor lanskap Sebangau-Katingan, dapat menyerap dan menyimpan karbon dioksida untuk mengurangi perubahan iklim, meningkatkan kualitas air tanah, dan mengurangi risiko bencana alam seperti banjir dan longsor. Selain itu, restorasi hutan juga akan berkontribusi pada peningkatan keanekaragaman hayati, termasuk populasi orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus).
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Karina Lestiarsi, Communication Officer |+62 852 1816 1683 | klestiarsi@wwf.id
Tentang Yayasan WWF Indonesia
Yayasan WWF Indonesia adalah organisasi masyarakat madani berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan lebih dari 100.000 suporter. Misi Yayasan WWF Indonesia adalah untuk menghentikan penurunan kualitas lingkungan hidup dan membangun masa depan di mana manusia hidup selaras dengan alam, melalui pelestarian keanekaragaman hayati dunia, pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang berkelanjutan, serta dukungan pengurangan polusi dan konsumsi berlebihan. Untuk berita terbaru, kunjungi www.wwf.id dan ikuti kami di Twitter @WWF_id | Instagram @wwf_id | Facebook WWF-Indonesia | Youtube WWF-Indonesia