SELAMI INDAHNYA BAWAH LAUT BERSAMA HIU RAMAH
Oleh: Ninish Fajrina - Marine Campaign & Social Media Assistant
Tak kenal maka tak sayang, pepatah yang tepat untuk jenis hiu yang satu ini, hiu paus. Berlabel hiu, banyak orang yang menyamakan sifatnya dengan jenis hiu lain. Apalagi jika sudah bertemu, tubuhnya yang memiliki berat hingga 21 ton membuat manusia memantapkan pikiranya bahwa hiu paus termasuk ganas!
Hiu yang mengonsumsi plankton dan ikan puri (sejenis ikan teri) ini terkenal sangat ramah, terbukti dari kedekatannya dengan nelayan di perairan Kwatisore yang memberi makan berupa ikan puri atau ikan yang sudah mati, jika nampak ke permukaan air atau berenang di bagan milik nelayan. Warga setempat pun memberikan julukan gurano bintang, karena corak tubuhnya seperti gugusan bintang di langit pada malam hari. Lalu, masihkah kamu menganggap hiu besar ini ganas?
Berenang Bersama, Kenapa Tidak!
Kegemarannya memakan ikan puri pada bagan warga ketimbang plankton di Perairan Kwatisore, membuat setiap operator diving membuat ketentuan. Operator akan membayar ikan puri yang disediakan nelayan sebesar satu juta rupiah untuk sheari agar penyelam dapat melihat langsung keakraban hiu paus dengan nelayan. Wisatawan juga diperbolehkan memberi makan hiu paus langsung dari atas bagan. (Sumber : indonesian travel)
Dapat berenang bersama raksasa berhati lembut ini bukanlah mimpi, banyak wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) telah menjajalnya. Sebanyak 126 individu hiu paus yang telah teridentifikasi berada di TNTC akan siap muncul (tapi tidak semuanya muncul kok, hehe) dan menemani untuk menikmati keindahan bawah laut dan biota laut di perairan Kwatisore.
Meskipun tidak bergigi tajam, hanya memiliki gigi halus di ujung mulut bagian dalamnya, berwisata bawah laut bersama hiu paus tetap harus mengikuti panduan berinteraksi yang ada. Resiko terkena hempasan ekor atau badannya dapat terjadi, dan perlu diingat bahwa hiu paus adalah satwa liar, jadi jangan menyentuh atau mengejar hiu paus. Miliki panduan berinteraksi dengan hiu paus di sini.
Hiu Paus dilindungi
Menyenangkan rasanya tetap dapat menikmati keindahan bawah laut tanpa merusak habitat hiu yang telah dilindungi sepenuhnya oleh negara ini. Namun sayang, masih banyak nelayan dan manusia yang tidak mengetahui bahkan tidak mengindahkan pelarangan berburu hiu paus. Di Indonesia sendiri, hiu paus tidak sengaja tersangkut jaring nelayan hingga kemudian mati lalu bagian tubuhnya dimanfaatkan masyarakat.
WWF-Indonesia selama tiga tahun mengembangkan upaya studi pemantauan populasi sebagai upaya konservasi hiu paus di Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Hasilnyapun sudah dipaparkan dan diterbitkan dalam bentuk panduan pemantauan hiu paus yang dapat diunduh di sini.