SEJUMLAH TURIS JERMAN KUNJUNGI KAPUAS HULU
Hermas Rintik Maring & Cendera Rizky
Kapuas Hulu (25/07)– Sebagai salah satu upaya pengembangan program Community-Based Tourism (CBT) di Kapuas Hulu, WWF-Indonesia dan WWF Jerman menjalin kemitraan dengan tour operator Jerman, Oneworld Reisen Mit Sinnen dan organisasi lokal yang bergerak di bidang CBT, KOMPAKH. Sinergi ini direalisasikan dengan kunjungan sejumlah wisatawan asal Jerman ke Kapuas Hulu pada 8 Juli hingga 18 Juli 2011. Selain mengajak para peserta trip menyaksikan keaslian hutan hujan tropis secara langsung, pada kesempatan itu, WWF juga mensosialisasikan beberapa program konservasi dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di wilayah tersebut.
Kerjasama KOMPAKH dan Oneworld dimulai pada tahun 2008 dengan kesepakatan bahwa Oneworld akan melakukan promosi dan pemasaran produk yang dibuat KOMPAKH serta menjadwalkan untuk mengirimkan group tour minimum 8 dan maksimum 15 selama 4 kali setahun. Program awal ini menggunakan Sabah sebagai pintu masuk (Gate way) dengan jumlah hari kunjungan di Kapuas Hulu selama 7 hari.
Awalnya program ini menggunakan Sabah sebagai pintu masuk (Gate way) dengan jumlah hari kunjungan di Kapuas Hulu selama 7 hari. Akan tetapi, selama kurun waktu 2 tahun hanya 5 kali trip yang bisa dilakukan.Sebagai solusinya pada tahun 2010 program ini pun dievaluasi dan menghasilkan kesepakatan baru yang menetapkan Jakarta sebagai gateway. Mulai 2011 program baru lebih dititik beratkan di Kapuas Hulu dengan jadwal 3 kali setahun dan waktu kunjungan menjadi 11 hari Kapuas Hulu dan diakhir kunjungan, peserta tour akan menikmati pantai di wilayah Sarawak selama 2 hari.
Grup yang datang pada 8 Juli 2011 ini merupakan kelompok pertama yang mengikuti program baru. Idealnya program ini dimulai dari Pontianak menuju Putussibau, menginap di Betang Baligundi atau Betang Sauwe jika Baligundi lagi berkabung. Perjalanan dilanjutkan ke Empangau guna menikmati panorama danau Empangau dan melihat kegiatan perlindungan danau oleh masyarakat setempat serta program-program WWF-Indonesia di tempat ini.
Pengalaman mengamati Orangutan dan melihat program WWF-Indonesia di Teluk Aur menjadi kegiatan selanjutnya. Trekking di hutan hujan tropis yang merupakan program utama dilakukan selama 3 malam. Trail antara Desa Matalunai dan Dusun Na. Hovat ini merupakan rute tantangan rendah (Soft Adventure Trail) sehingga peserta yang rata-rata berusia 40-60 tahun ini masih sangat mungkin untuk mengikuti. Sekembali dari “petualangan” di rimba Borneo, peserta akan mengunjungi kantor WWF guna mendapatkan presentasi tentang kegiatan-kegiatan WWF di Kapuas Hulu.
Namun karena penerbangan dari Pontianak menuju Putussibau berubah dan jadwal yang di sepakati dengan Oneworld tidak cocok, maka kali ini tour mengikuti jalur alternatif. Perjalanan dimulai dari Pontianak menuju Sintang menggunakan penerbangan Kalstar. Setelah menginap di Sintang satu malam, pagi harinya mereka mengikuti City Tour di sekitar Sintang dan mengunjungi Hutan Wisata Baning. Para peserta lalu bermalam di Rumah Betang Ensaid Panjang. Di Betang ini group disambut dengan ritual adat Dayak Desa.
Keesokan harinya rombongan berangkat menuju Semitau menggunakan bis carteran dan dilanjutkan dengan speedboat cateran menuju Empangau. Di desa ini, mereka menginap di Pondok wisata Empangau dan menikmati malam di pinggiran danau lindung.
Pagi hari perjalanan dilanjutkan menuju Teluk Aur, di lokasi ini dilakukan pengamatan Orangutan, penanaman pohon pakan Orangutan, berdiskusi dengan masyarakat tentang kegaiatan bersama WWF.Setelah makan siang perjalanan menggunakan speedboat menuju Putussibau dan menginap di Putussibau. Keesokan harinya perjalanan menuju Matalunai dan dilanjutkan trekking di belantara Borneo menuju Dusun Na. Hovat. Tiba di Na. Hovat tim langsung menuju Putussibau dan menginap dua malam guna mendapatkan gambaran utuh tentang kota Putussibau dan program-program WWF. Stelah pertemuan dengan tim WWF di kantor WWF dilakukan city tour dan farewell dinner. Dihari ke 10 group kembali ke Sintang dan keesokan harinya transfer dari Entikong menuju Kuching.