SEANDAINYA KIMA BISA BICARA
Oleh: Ira (Universitas Halu Oleo)
Hari ini, seperti biasanya, kami bermain dengan gembira di bawah sinar matahari. Gerakan-gerakan ombak yang sampai di pinggir pantai, tidak mengusik keberadaan kami.
Aku adalah salah satu kerang. Jenisku sedikit istimewa dari yang lain. Karena dari ukuran tubuh, aku termasuk jenis kerang besar. Manusia biasa memanggil kami, kima. Ukuran cangkangku dapat mencapai satu meter.
Kaumku terbagi dalam 7 jenis, dan tersebar di seluruh Indonesia, yaitu Tridacna gigas, Tridacna derasa, Tridacna maxima, Tridacna sqamosa, Tridacna crocea, Hippopus porcelanus, dan Hippopus hippopus.
Yang membedakan jenis kami adalah bentuk cangkang. Aku termasuk jenis kerang Tridacna crocea. Karena ukuran tubuhku lebih kecil dari jenis yang lainnya, maka aku selalu masukkan sebagian tubuh ke dalam batu karang. Hanya bukaan mantelku yang terlihat dari luar. Aku dikenal sebagai kerang pembor.
Keberadaan kami di laut pun mudah ditemukan karena cangkang yang sangat besar dan berat tidak memungkinkan bagi kami untuk berpindah tempat. Kami kebanyakan berada di terumbu karang.
Ada yang tergeletak di antara karang, dan ada pula yang masuk sampai ke dalam karang. Warna mantel yang mencolok menjadikan kami gampang ditemukan. Di permukaan mantel kami, menempel alga yang dinamakan zooxanthellae.
Zooxanthellae selalu melakukan fotosintesis sehingga kami selalu membuka cangkang menghadap cahaya matahari. Kami dan zooxanthellae saling membutuhkan. Zooxanthellae membutuhkan tempat untuk berlindung, sedangkan kami membutuhkan hasil fotosintesis mereka sebagai salah satu sumber makanan.
Saat ini, keberadaan kami mulai berkurang, termasuk di perairan Sulawesi Tenggara yang menjadi lokasi pengambilan data tim ekspedisi. Padahal, keberadaan kami tidak kalah penting dengan terumbu karang yang sekarang ini dilindungi.
Keberadaan kami dapat membantu terumbu karang, karena kami dapat membuat perairan laut menjadi jernih. Kami dapat membersihkan berton-ton air laut setiap hari, sehingga karang dapat tumbuh dengan baik. Bila karang sehat, ikan-ikan pun menjadi senang berkumpul untuk mencari makan di daerah tersebut. Nelayan tidak lagi mencari ikan sampai ke tempat yang jauh.
Telur-telur yang kami keluarkan ke perairan pun dapat menjadi sumber makanan berprotein bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya.
Kami selalu mengeluarkan telur sebanyak-banyaknya bahkan ribuan, karena resiko keberhasilan kami untuk hidup sangat kecil. Seekor Tridacna gigas dapat melepaskan telur hingga lebih dari 500 juta butir telur.
Kecepatan tumbuh yang lambat membuat kami susah untuk berkembang. Dalam satu tahun, kami dapat tumbuh berkisar antara 5 sampai 8 cm. Dapat dibayangkan betapa susahnya kami untuk tumbuh mencapai ukuran besar.
Walaupun, diduga, umur kami dapat mencapai beberapa ratus tahun. Semoga, tahun-tahun ke depan, kima masih bisa berbicara seperti ini, berterima kasih atas upaya penangkaran dan restocking, yang membuat kami bertahan.