PROYEK MULLER-SCHWANER TAHAP DUA SIAP DIIMPLEMENTASIKAN
Oleh: Albertus Tjiu dan Masayu Yulien Vinanda
Pontianak (11/02)-Sebagai upaya untuk mematangkan proyek Muller-Schwaner tahap dua yang akan diimplementasikan pada pertengahan tahun 2011, WWF-Indonesia dan WWF-Finlandia menyelenggarakan rapat konsolidasi dan kunjungan lapangan ke Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat selama 5 hari, sejak Senin (07/02) sampai Jumat (11/02).
Proyek yang dipusatkan di Gunung Muller–Schwaner (lansekap hutan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat ) ini merupakan proyek yang diinisasi oleh WWF-Indonesia dan WWF-Finlandia serta merupakan salah satu program prioritas WWF. Proyek kerjasama di jantung Borneo ini bertujuan untuk melindungi fungsi keanekaragaman hayati, mata pencaharian, dan ekologi di kawasan tersebut melalui pengelolaan tata guna lahan yang berkelanjutan dan konservasi hutan yang terintegrasi.
Sebelumnya pada pertengahan Desember 2010, WWF-Indonesia telah mengadakan rapat internal guna membahas persiapan proyek tersebut dan merevisi rencana kerja. Rencana kerja itulah yang kemudian dipresentasikan kepada WWF-Finlandia pada rapat konsolidasi yang digelar di Hotel Santika, Pontianak tersebut.
Hadir dalam pertemuan itu diantaranya Program Coordinator for Sustainable Consumption and Production WWF-Finlandia Sampsa Kiianmaa, Heart of Borneo (HoB) National Coordinator Wisnu Rusmantoro, Koordinator WWF Program Kalimantan Barat Hermayani Putera, Global Forest Trade Network (GFTN) National Coordinator Aditya Bayunanda, Forest Convertion Program (FCP) National Coordinator WWF-Indonesia Wiwin Effendy, serta Koordinator WWF Proyek Sintang-Melawi Rudi Zapariza.
Forum itu juga membahas tugas dan kewajiban masing-masing pelaksana proyek (WWF-Indonesia dan WWF-Finlandia) termasuk menyempurnakan rencana kerja yang mencakup ragam aktivitas, timeline, dan budgeting.
Sementara sebagian tim WWF-Finlandia lainya yaitu Jari Pekka Kaleva (Conservation Director WWF Finlandia), Alice Anneli (Business Director), Tanja Sonatta (Conservation officer) mengunjungi kegiatan WWF di Taman Nasional Danau Sentarum dan sekitarnya serta koridor orangutan. Perjalanan dimulai Selasa (8/02) dari Pontianak menuju Sintang melalui jalan darat. Perjalanan lalu dilanjutkan keesokan harinya dari Sintang menuju rumah panjang Meliau, Desa Melemba.
Kedatangan tim disambut dengan upacara adat khas suku Dayak Iban. Seraya beinteraksi dengan masyarakat lokal, tim dari WWF Program Kalimantan Barat menjelaskan beragam program pendampingan masyarakat yang sudah dilakukan selama empat tahun terakhir di dusun Meliau, Desa Melemba.
Salah satunya adalah pengembangan sumber pendapatan masyarakat dari kebun karet di Meliau. Dalam bulan Maret ini rencananya akan ditanam 16.000 pohon karet di kebun masyarakat. Kegiatan ini meliputi mapping, training pembuatan pupuk organik, dan teknis penanaman (termasuk jarak tanam yang tepat).
Pengembangan ekowisata juga saat ini tengah disiapkan. Mulai dari pelatihan guiding, jasa homestay, dan pengorganisasian, serta rencana pembangunan stasiun riset di Meliau yang diharapkan dapat mendukung program ekowisata.
Tidak hanya berdiskusi dengan masyarakat, rombongan juga berkesempatan mengunjungi hutan rawa di belakang rumah panjang yang menjadi habitat orangutan.
Usaha pengembangan madu hutan di Semangit juga menjadi salah satu tujuan field trip. Dengan menggunakan speedboat, rombongan melanjutkan perjalanan ke bagian hulu Sungai Leboyan/Labian untuk melihat tikung yang diusahakan masyarakat.Tikung adalah papan buatan untuk tempat bersarang lebah madu hutan (Apis dorsata), terbuat dari kayu yang ditemukan di sekitar hutan rawa TNDS.
Perjalanan hari itu diakhiri dengan diskusi bersama kelompok petani madu hutan Danau Sentarum yang tergabung dalam Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS). Perwakilan APDS menyampaikan program kerja 2011 – 2013. Ada 17 kegiatan selama 3 tahun yang diharapkan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Khusus untuk inisiatif HoB, diharapkan dapat memfasilitasi pengembangan usaha dan modal kerja yang menurut rencana akan dilaksanakan di bulan Februari – Maret 2011, bekerjasama dengan lembaga lokal KABAN (Kami Anak Bangsa).