PENGUMUMAN PEMENANG KOMPETISI RANCANG BANGUN CAMERA TRAP
Oleh: Natalia T. Agnika dan Ciptanti Putri
Sebagai lembaga konservasi tertua di Indonesia, WWF-Indonesia melakukan berbagai upaya untuk melindungi spesies terancam punah yang penting bagi ekosistem. Upaya konservasi spesies-spesies tersebut dilakukan melalui kegiatan pemantauan (monitoring) dan perlindungan terhadap spesies maupun habitatnya. Salah satu upaya pemantauan dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah, baik lewat pengamatan langsung maupun tidak langsung. Namun, aktivitas tersebut tidaklah mudah. Beberapa satwa target pengamatan, khususnya mamalia besar yang terancam punah, kebanyakan merupakan satwa elusif (mereka pemalu dan sukar untuk diamati langsung di alam liar) sehingga pendekatan non-invasif (tidak melukai) ketika melakukan pengamatan menjadi pendekatan yang relevan. Oleh karena itu, penggunaan perangkat camera trap atau kamera jebak ideal untuk berbagai keperluan seperti pemantauan populasi, perilaku, ancaman, dan lain sebagainya.
Camera trap atau kamera jebak merupakan perangkat optik otomatis yang mampu memberikan informasi dalam bentuk visual maupun audio-visual. Kamera ini sesuai untuk pengamatan terhadap satwa liar yang pemalu dan susah dijumpai secara langsung. Penggunaan kamera jebak juga sesuai untuk lokasi pengamatan yang sangat terpencil dan susah diakses. Sayangnya, perangkat ini merupakan barang langka dan berbiaya mahal. Kamera jebak yang selama ini digunakan bukanlah produk buatan Indonesia. Karena itulah, WWF-Indonesia menyelenggarakan “Kompetisi Rancang Bangun Camera Trap” yang berlangsung pada Agustus 2015 silam. Dari kompetisi ini diharapkan mendapatkan rancangan dan produk kamera jebak inovasi lokal. Pihak panitia berharap agar rancang bangun camera trap dari hasil kompetisi ini dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian satwa liar di Indonesia, terutama bagi konservasi mamalia besar seperti harimau, badak, dan lainnya.
Sampai sejauh ini, camera trap masih dianggap sebagai suatu alat yang efektif untuk mengidentifikasi keberadaan harimau dan memperkirakan jumlah populasinya. Salah satunya pada Global Tiger Day, 29 Juli 2014 silam WWF menyerukan kepada seluruh negara yang memiliki populasi harimau untuk menghitung jumlah populasi harimau masing-masing, sehingga populasi harimau global saat ini--yang diperkirakan kurang dari 3.200 harimau--dapat diperbaharui.
Selama proses kompetisi berlangsung, panitia menerima 27 (dua puluh tujuh) proposal rancang bangun camera trap, baik dari peserta perorangan, kelompok, maupun lembaga yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan proses seleksi internal WWF-Indonesia yang terdiri dari panel para ahli yang berpengalaman dalam penggunaan camera trap di kegiatan konservasi satwa liar, terpilihlah 2 (dua) pemenang. Penilaian didasarkan pada pertimbangan berikut: 1) Spesifikasi dan kreativitas desain camera trap, 2) Keunggulan dan kelemahan desain camera trap, serta 3) Kelengkapan dan detail proposal.
Kedua pemenang tersebut adalah Johan White dari Cyborg IT Center, Palembang, Sumatera Selatan, dengan judul proposal “Proposal Rancangan TRAP CAM”, serta Fauzan Akbar Sahri dari Bandung, dengan judul proposal “Perancangan Camera Trap”. Para pemenang berhak mendapatkan grant untuk melakukan pembuatan purwarupa camera trap sesuai dengan proposal rancangan yang telah diajukan.
Selamat kepada para pemenang. Pihak panitia akan menghubungi secara langsung terkait proses selanjutnya. Mohon jangan mempercayai informasi di luar informasi resmi dari website WWF-Indonesia maupun contact person sesuai yang telah tertera pada informasi sebelumnya.