PENDIDIKAN UNTUK LINGKUNGAN YANG LEBIH BAIK
Oleh: Sani Firmansyah (Supporter Center Officer)
Tanggal 2 Mei selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Secara umum, pendidikan berarti proses untuk mengembangkan diri dari setiap individu untuk melangsungkan kehidupan yang lebih baik. Selaras dengan visi dan misi WWF-Indonesia, pendidikan lingkungan bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat penting karena sebagai generasi penerus, mereka lah yang dapat meneruskan upaya dalam menjaga Bumi ini.
Dalam rangka memeringati Hari Pendidikan Nasional, Bumi Panda WWF-Indonesia kembali mengadakan edukasi ke sekolah dasar di Kota Bandung, bertempat di SD Cendekia Leadership School. Kegiatan diawali dengan ice breaking dan perkenalan tim Bumi Panda dilanjutkan dengan pengenalan tentang WWF-Indonesia. “Ada yang tahu mengapa WWF-Indonesia menjaga Harimau Sumatera?” tanya Osha, volunteer Bumi Panda. “Karena lucu, Kak! Kaya boneka, Kak!” teriak sebagian besar siswa. “Karena (dianggap) ‘lucu’, banyak sekali orang yang coba untuk memburu dan memeliharanya. Selain itu, (harimau) diambil kulitnya, dagingnya, bahkan tulangnya untuk dijadikan obat-obatan tradisional,” jelas Osha. Karena Harimau Sumatera banyak yang memburu dan habitatnya semakin berkurang, satwa tersebut terancam punah sehingga perlu dilindungi.
Volunteer Bumi Panda juga menjelaskan tentang satwa lain yang menjadi fokus upaya konservasi WWF-Indonesia, yaitu Badak Jawa, Gajah Sumatera, orangutan, penyu, dan hiu paus. Di sela-sela penjelasan tentang satwa yang terancam punah tersebut, para siswa diajak untuk bersama-sama menjaga kelestariannya. Mereka juga diajarkan bahwa menjaga lingkungan dan bergaya hidup hijau juga akan berpengaruh bagi kelestarian satwa tersebut, misalnya dengan memilah sampah antara organik dan anorganik, menanam pohon, menggunakan produk yang berlabel ramah lingkungan, menghemat penggunaan air, tisu, kertas, dan energi listrik. Dengan aksi yang mudah dilakukan tersebut, para siswa sudah mendukung upaya konservasi yang dilakukan oleh WWF-Indonesia.
“Kak, ada cara lain untuk ngejaga hutan nggak selain menanam pohon?” tanya Mika, siswa SD Cendekia Leadership School. Pertanyaan tersebut dijawab dengan menjelaskan kampanye #30ClapsChallenge yang sedang digalakkan oleh WWF-Indonesia. “Ada cara lain untuk menjaga lingkungan. Caranya, setelah mencuci tangan, daripada menggunakan tisu, lebih baik kita bertepuk tangan sebanyak 30 kali untuk mengeringkan tangan. Dengan begitu, kita semua bisa mengurangi penggunaan tisu sehingga satwa yang tinggal di hutan akan tetap terjaga keberadaannya karena pohon sebagai rumahnya tidak akan banyak yang ditebang dan diubah menjadi tisu,” jelas Dwi, volunteer Bumi Panda.
Kegiatan dilanjutkan dengan menonton film berjudul “Quartet at the Crossroad” yang menjelaskan tentang empat satwa payung. Melalui film tersebut, para siswa jadi mengerti bahwa jika kita menjaga keberadaan satwa tersebut, maka keberadaan ekosistem di sekitarnya akan ikut terjaga. Mereka juga diajak menonton film “We Are Connected” yang memperlihatkan bahwa ekosistem yang ada di alam berhubungan dengan kehidupan masyarakat yang tinggal di kota.
Kegiatan Bumi Panda Goes to School di SD Cendekia Leadership School mendapat sambutan positif dari para pendidik. “Memberikan informasi mengenai lingkungan, menurut saya hal yang sangat penting. Dengan menjaga Bumi melalui hal yang sangat mudah (dilakukan) di lingkungan sekolah atau rumah, kami yakin dapat membantu tim WWF-Indonesia dalam menyelamatkan Bumi ini,” ujar Ghaisani, Guru SD Cendekia Leadership School.