BERMAIN SAMBIL BELAJAR, AJARKAN SISWA CINTAI HUTAN
Oleh Anastasia Joanita
“Kita Satu Untuk Bumi Lestari”. Kalimat ini menjadi slogan yang kerap diucapkan dengan penuh semangat oleh siswa-siswi SDN Habaring Hurung, Palangka Raya, di saat mereka aktif mengikuti kegiatan perkemahan Sabtu dan Minggu (15/6). Kegiatan perkemahan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2014 dan mengangkat tema “Raise Your Voice for Global Community” yang diadakan oleh WWF Indonesia, Balai Taman Nasional Sebangau, serta Komunitas Earth Hour Palangka Raya. Respon aktif dan semangat dari para siswa-siswi terlihat jelas dalam berbagai aktivitas yang mereka lakukan diantaranya saat belajar di kelas, mengamati lingkungan sekitar, berdiskusi, kerja bakti membersihkan sekolah, menanam pohon di sekolah dan jalan desa, membuat serta melukis tong sampah. “Mencintai lingkungan dan menumbuhkan minat menjaga hutan, coba kami tularkan pada anak-anak dalam kegiatan ini,” ungkap Nina Nuraisyiah, Koordinator Komunikasi di WWF Indonesia Program Kalimantan Tengah.
Siswa sekolah dasar di Kelurahan Habaring Hurung menjadi peserta dalam peringatan Hari Lingkungan Sedunia ini bukan tanpa sebab. Habaring Hurung adalah desa yang berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Sebangau di Palangka Raya. Sejak tahun 2004, sudah banyak dilakukan upaya penyelamatan dan perlindungan kawasan hutan di wilayah ini. Kemudian pada tahun 2008, WWF Indonesia mengawali program newtrees yaitu program penanaman pohon dalam rangka menghutankan kembali kawasan TN Sebangau yang kondisi lahannya kritis atau rusak.
Menyadari pentingnya kawasan ini sebagai bagian dari Heart of Borneo (Jantung Kalimantan), perlu melibatkan banyak pihak untuk berperan aktif dalam kampanye pelestarian TN Sebangau termasuk para siswa-siswi SDN Habaring Hurung. “Kami berharap kegiatan ini akan memberi dampak pada pengetahuan anak-anak tentang pentingnya menjaga hutan di TN Sebangau,” jelas Nina di sela-sela kegiatan menanam pohon di jalur jalan utama desa.
Fina Fransisca yang merupakan fasilitator kegiatan perkemahan, mengaku tidak merasa kesulitan memberikan materi atau mebimbing siswa-siswi SDN Habaring Hurung agar mengerti tentang pentingnya mencintai lingkungan dan memiliki motivasi mencintai lingkungan dan memiliki motivasi untuk menjaga dan memelihara hutan. “Setiap materi yang sudah disampaikan, kami evaluasi dengan memberikan pernyataan atau membuka kesempatan anak-anak bertanya pada fasilitatornya,” tutur Fina. Walaupun awalnya anak-anak terlihat malu tapi kekakuan dan keraguan itu seketika lenyap karena proses diskusi dan tanya jawab diarahkan ke suasana santai dan seringan mungkin untuk mereka mampu mengikuti dan menikmati kegiatan tersebut. Lebih lanjut fina mengungkapkan “Beberapa anak selalu ingin menjawab, anak yang lain masih perlu dipancing untuk menjawab.”
Mengajarkan anak-anak di usia sekolah dasar untuk lebih menghargai lingkungan dan menjaga kawasan hutan yang berbatasan dengan tempat mereka tinggal, tidak harus selalu disampaikan dengan cara formal. Metode belajar dari sudut pandang anak-anak seusia mereka bisa menjadi pilihan. Bermain sambil mempelajari sesuatu bisa selalu menjadi pilihannya. “Dalam mengenalkan lingkungan pada anak-anak, kami memilih media seperti film animasi untuk menjelaskan tentang satwa yang tidak boleh diburu atau dipelihara, selain itu juga mengajak anak-anak membuat dan melukis tong sampah yang bermanfaat bagi mereka untuk mulai mebiasakan membuang sampah pada tempatnya,” jelas Nina.