PEMENANG “FOREST FRIENDS” KUNJUNGI CAGAR ALAM UCKERMARCK, JERMAN
Oleh: Annisa Ruzuar
Setelah sebelumnya kedua pemenang forest friends Rima Putri Agustina (Indonesia) dan Lena Gottschalk (Jerman) menanam pohon dan berpetualang di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau,, akhir Juli lalu mereka berkesempatan mengunjungi Cagar Alam Uckermarck, Jerman. Forest Friend adalah sebuah inisiatif kampanye pelestarian hutan dan lingkungan yang ditargetkan kepada pemuda usia 18 sd 25 tahun melalui aplikasi online atau jejaring pertemanan. Program yang digagas oleh WWF-Indonesia dan WWF Jerman ini berupaya mendorong ide-ide kratif di kalangan pemuda guna mempromosikan, menggerakkan, dan menginspirasi orang lain di sekitarnya untuk melakukan aksi nyata bagi hutan dan lingkungan hidup.
Setelah menempuh perjalan satu jam dengan kereta dari Berlin, keduanya sampai ke kawasan konservasi yang memiliki 200 danau dan hamparan hutan alam. Berbeda dengan bentang alam Tesso Nilo yang di dominasi dataran rendah berpayau, topografi Uckermark dipengaruhi oleh fenomena pencairan es sekitar 15.000-20.000 tahun yang lalu. Pasca pencairan es, bebatuan yang tersisa membentuk bukit-bukit kecil yang dikelilingi danau, dan aliran glasier membentuk lembah-lembah kecil di permukaan yang lebih datar.
Empat hari di Uckermark dilalui dengan beragam aktivitas outdoor, mulai dari hiking ke Findlingsgarten Carwitz (Taman Batu Carwitz) dan hutan yang di dominasi pohon Oak berusia ratusan tahun, menyusuri sungai dan danau sejauh 16 km, hingga menembus kawasan rawa dan lumpur hisap.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan menurut Rima adalah saat berkano mengarungi sungai dan danau di Lychen, Uckermark. Di tengah-tengah perjalanan, kedua sahabat hutan dan rombongan trip lainnya harus beberapa kali mendarat dan menggotong kano ke lokasi pengarungan berikutnya. Pengarungan dimulai dari sungai yang bermuara ke Danau Platkowsee, lalu menuju Danau Zensee, dan berakhir di Oberpfhul.
“Satu kata untuk kesan pertama berkano di Lychen, Uckermark ini: menakjubkan! Sungainya begitu jernih, hutannya begitu asri, dan udaranya begitu segar. Sesekali beberapa jenis burung mengejutkan kami dengan kehadiran mereka di semak-semak hutan. Setiap sudut yang kami pandang begitu indah, bahkan saat kami menengadah menatap langit pun, rimbunnya kanopi pepohonan melindungi kami dari sengatan sinar matahari,” ungkap Rima.
Keduanya juga melihat langsung wilayah kerja WWF-Jerman di Mahlendorf yang berfokus pada konservasi kawasan air tawar dan keragaman hayati. Di kawasan ini, WWF mencoba membendung sungai menjadi dam untuk mengairi wilayah rawa yang kering karena tidak mendapat pasokan air sungai untuk mengembalikan kondisi ekosistem rawa. Uniknya, ternyata usaha WWF ini mendapat bantuan dari berang-berang liar yang hidup di sana. Mereka membantu memperkuat dinding dam dengan menyusun kayu-kayu.
Bagi rima, kesempatan yang ia peroleh dari kompetisi Forest Friends merupakan kesempatan berharga, “Hutan Jerman memang berbeda dengan yang saya lihat di Tesso Nilo, tapi dari kedua hutan tersebut saya memperoleh banyak pelajaran dan saya senang bisa membaginya dengan Lena”.