PEJUANG MANGROVE DI TENGAH ISU ABRASI PANTAI
Oleh Ade Novia Putri
Spanduk sederhana bertulis “Sosialisasi Rehabilitasi Mangrove” terpampang di dalam ruangan aula SD GMIT Paliboo, Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Hari itu, Sabtu 20 September 2014, Mama Martha bersama Kelompok Cinta Persahabatan dan para sukarelawan datang mengunjungi anak-anak di sekolah dasar untuk berbagi cerita tentang konservasi pesisir dan laut.
Kabupaten Alor memiliki kawasan hutan mangrove seluas 9.16 km persegiatau 0.31% dari luas total penggunaan lahan (sumber : RT RW Kabupaten Alor tahun 2014). Luasan yang minim untuk kepulauan dengan panjang garis pantai 287,10 Km. Sebagian besar masyarakat menyampaikan bahwa luasan hutan mangrove terusmenurun setiap tahunnya. “Sepuluh tahun yang lalu kami masih bisa berjalan hingga 500 meter kearah laut karena daratan rimbun dengan hutan mangrove”, ucap salah satu warga Kabola. Isu perusakan lingkungan terus merebak akibat tangan-tangan jahil, misalnya kasus penambangan pasir, penebangan hutan mangrove, dan pembukaan lahan untuk area penambatan kapal. Di tengah isu tersebut, munculah wanita paruh baya yang selama 2 tahun terakhir ini telah berupaya melakukan konservasi pesisir dan laut.
Martha Lotang, akrab disapa Mama Martha,merupakan ketua dari Kelompok Cinta Persahabatan yang mendapatkan penghargaan sebagai Women Leadership dalam ajang CTI-CFF Women Leadership Awards yang diselenggarakan oleh Coral Triangle Initiative (CTI). Penghargaan ini ia dapat atas semangat dan kemampuannya dalam mengajak orang-orang disekitar untuk merehabilitasi mangrove. Ia juga pernah diundang untukmenjadi Local Public Awareness Collaborator dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut.
Sejaktahun 2010, WWF-Indonesia mulai mendampingi Kelompok Cinta Persahabatan untuk peningkatan ekonomi masyarakat nelayan dan konservasi pesisir. Saat ini, WWF-Indonesia kembali mendampingi dan memfasilitasi Mama Martha dan kelompoknya dalam program CTI untuk pengelolaan pesisir dan laut, seperti penguatan kapasitas (pengetahuan rehabilitasi mangrove, perencanaan kegiatan penyemaian hingga penanaman, pemanfaatan mangrove), fasilitasi untuk peningkatan kesadaran akan konservasi, dan membangun jaringan dengan LSM serta pemerintah setempat.
2 bedeng besar dibangun untuk menyemai 6.000 bibit mangrove jenis Rhizophora sp.dan Bruguiera sp.sejak bulan Juli 2014. Hingga saat ini bibit mangrove telah tumbuh sepasang daun sebanyak 34% dari total yang disemaikan. Untuk meningkatkan rasa peduli akankonservasi, Kelompok Cinta Persahabatan bekerjasama dengan mahasiswa UniversitasTribuana-Fakultas Perikanan mengadakan kegiatan sosialisasi rehabilitasi mangrove yang diselenggarakan dalam 2 tahap,tanggal 20 dan 22 September 2014,dengan mengikut sertakan 150 peserta. Para peserta itu terdiri dari siswa SD GMIT Paliboo, SD Impres Wolatang, SD GMIT Pulelang, komunitas fotografi Alor, Satuan Kerja Perangkat Daerah seperti Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Kelurahan Kabola, masyarakat, serta media pendidikan Cakrawala NTT.
Anak-anak antusias dalam mengikuti kegiatan sosialisasi, terlebih lagi saat mereka meneriakan “Salam Mangrover – Semangat Mangrover” dengan lantang saat menjawab pertanyaan tentang fungsi mangrove bagi lingkungan pesisir. Mereka mengatakan bahwa akan mulai menanam mangrove di halaman belakang rumah masing-masing. Semangat Mama Martha juga telah menginspirasi SKPD terkait untuk menggalakkan konservasi demi anak cucu di masa mendatang. “Kami akan mendukung kegiatan rehabilitasi mangrove dan menjadikan bedeng penyemaian Kelompok Cinta Persahabatan sebagai bank bibit mangrove”, ucap salah satu staf BLHD. “Semoga esok hari akan ada Martha-Martha yang lain”, sambung beberapa teman dari kelurahan dan media pendidikan. Hari itu menjadi ajang berbagi pengalaman antara semua pihak terkait. Di tengah isu abrasi pantai yang kian mengemuka, masih ada orang-orang yang peduli akan lingkungan dan sekarang semakin bertambah. Semoga saja akan ada semakin banyak orang yang tergugah untuk melakukan konservasi mangrove,baik di Kabupaten Alor maupun daerah lainnya.