PANDA MOBILE TUTUP 2014 DENGAN MISI EDUKASI YANG ATRAKTIF
Oleh: Pratama Aditya Haryanto dan Ciptanti Putri
Di pekan-pekan terakhir Desember 2014, Panda Mobile, truk edukasi milik WWF-Indonesia, berkunjung ke sejumlah sekolah. Di antaranya, SDIT Auliya Bintaro, Sekolah Alam Indonesia Jagakarsa, SD Taruna Bakti Bandung, dan SD Bianglala Bandung. Misi edukasi lingkungan pun tersampaikan dengan cara yang atraktif di sekolah-sekolah tersebut.
Di SDIT Auliya Bintaro, kunjungan Panda Mobile berlangsung pada 15 Desember, bersamaan dengan kegiatan sekolah terkait pengenalan satwa. Sesi storytelling dari Kak Ryan membuka aktivitas pagi itu. Kurang lebih 600 murid dari kelas 1 hingga kelas 6 terlihat khidmat menyimak cerita yang membuka wawasan baru tentang satwa. Selanjutnya, murid-murid SDIT Auliya diajak mengikuti serangkaian kegiatan; kelas 2 mengikuti kegiatan reduce-reuse-recycle (3R) menghias bingkai foto, kelas 1 menonton film di Panda Mobile, kelas 3 bermain games engklek, sementara kelas 4 hingga kelas 6 berkreasi membuat tas dari kaos. Ketika murid kelas 1 selesai, secara bergantian kelas 2,4, dan kelas 5 naik ke truk Panda Mobile untuk menonton film. Namun, keterbatasan waktu dan cuaca yang tak mendukung membuat murid-murid kelas 3 dan kelas 6 tak sempat mengikuti kegiatan menonton film tersebut.
Kegiatan Panda Mobile di Sekolah Alam Indonesia di Jagakarsa merupakan kunjungan yang pertama. Kegiatan yang diikuti oleh murid-murid dari kelas 1 hingga kelas 4 di antaranya sesi storytelling, mewarnai, kreasi 3R, dan games Polisi Hutan dan Pemburu. Awalnya, murid-murid kelas 1 dan kelas 2 mengikuti kegiatan mewarnai sementara murid kelas 3 dan kelas 4 bermain games Polisi Hutan dan Pemburu. Murid-murid kelas 3 dan kelas 4 dengan cepat menangkap pesan dari games tersebut, yang tak lain mengenai ancaman kepunahan harimau akibat ulah para pemburu. Usai mewarnai dan bermain games, murid-murid kelas 1 sampai kelas 4 dihibur oleh Kak Ryan yang mendongengkan cerita tentang satwa yang dilindungi. Sementara itu, murid-murid kelas 3 dan kelas 4 diajak berkegiatan 3R dengan membuat origami dari majalah bekas. Meskipun terkesan sederhana, namun murid-murid senang dengan hasil kreasi mereka. Ada yang membawanya pulang, ada juga yang menggantungnya di kelas. Guru-guru merasa terkesan dengan kinerja tim Panda Mobile dan berharap sekolah mereka akan dikunjungi lagi di lain waktu.
Di Bandung, tim Panda Mobile mengadakan serial kegiatan storytelling, 3R, dan aneka games edukatif untuk sekitar 600 murid SD Taruna Bakti pada 17 Desember lalu. Kegiatan diawali dengan perkenalan oleh tim Panda Mobile, lalu murid-murid dibagi menjadi tiga kelompok yang nantinya akan bergantian melakukan berbagai kegiatan di tiga tempat yang berbeda. Kelompok pertama berkumpul di aula untuk menonton film tentang Harimau Sumatera. Setelah menonton film, kegiatan dilanjutkan dengan sesi storytelling oleh kak Ryan, bermain games engklek di lapangan sekolah, lalu melakukan kegiatan 3R membuat bingkai foto dari kardus bekas. Sementara itu, di Panda Mobile sendiri diadakan kegiatan membuat wadah belanja dari koran bekas serta membuat tempat pensil dari botol plastik bekas. Dengan sistem rotasi, setiap kelompok murid berkesempatan merasakan seluruh titik kegiatan yang ada hari itu.
Esoknya, Panda Mobile mengunjungi sekolah lainnya di Bandung, yaitu SD Bianglala. Kegiatan storytelling, menonton film, mewarnai, dan games engklek pun terselenggara di sana. Seperti yang terjadi di sekolah-sekolah lainnya, murid-murid SD Bianglala terlihat sangat menikmati setiap kegiatan. Kakak-kakak dari tim Panda Mobile mendapat ‘hadiah’ senyum gembira dan sapaan bersahabat dari adik-adik dan para guru di sana. Kegiatan di sekolah itu berlanjut di keesokan hari. Namun, aktivitas diikuti oleh murid-murid di tingkat taman kanak-kanak. Agenda kegiatan di TK Bianglala hari itu adalah sesi storytelling oleh Kak Ryan di aula sekolah, dilanjutkan aneka aktivitas edukatif di atas truk Panda Mobile.
Lewat kegiatan edukasi lingkungan yang didesain dengan atraktif dan menghibur, tim Panda Mobile berharap pesan konservasi yang disampaikan di sekolah yang dikunjungi dapat dicerna dengan mudah dan memperkaya wawasan, baik oleh murid-murid maupun para guru.