PANDA MOBILE TANAMKAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SEJAK DINI
Oleh: Putri Dinasty (volunteer Panda Mobile)
Rasa kesal pasti muncul ketika melihat lingkungan yang kotor, mood pagi dirusak oleh udara penuh polusi, terlebih ketika banjir menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari-hari. Padahal pikir saya, “Saya tidak pernah buang sampah sembarangan di jalan, apalagi di selokan. Saya jarang membawa kendaraan pribadi. Saya juga tidak banyak menggunakan plastik, dan sebagainya. Ini kan ulah mereka yang tak menjaga lingkungan.” Pelajaran di sekolah sepertinya sudah mengajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Pengertian “tempatnya” sering diplesetkan menjadi “di jalan”, “di selokan”, atau bahkan “di sungai”. Aduh!
Adalah Panda Mobile, sebuah wadah yang diberikan oleh WWF-Indonesia untuk menyebarkan semangat konservasi melalui para volunteer. Sementara ranger dan ahli satwa WWF berjuang di "medan perangnya" langsung, di hutan dimana satwa tinggal, kami para volunteer mengambil porsi di medannya sendiri, yaitu di masyarakat, mulai dari usia kanak-kanak hingga orang dewasa. Salah satunya seperti yang kami lakukan pada Minggu (24/07) yang lalu di Hotel Mercure, Jakarta Pusat. Dalam rangka Hari Anak Nasional, kami menyapa adik-adik dari Sahabat Anak, sebuah wadah belajar bagi anak-anak marjinal. Sebagian dari mereka masih bersekolah sembari membantu oangtua menghasilkan uang, namun ada pula yang tak bersekolah karena keterbatasan. Mereka pada hari itu kami ajak untuk menumbuhkan semangat peduli lingkungan sejak dini, dimulai dari diri dan lingkungannya sendiri.
Agar pengingat kecil dari kami tentang lingkungan hidup tak hanya sekadar teori, kegiatan Panda Mobile dirancang mengikuti sudut pandang anak. Melalui media interaktif, Panda Mobile mencoba untuk menyesuaikan penalaran anak mengenai pentingnya kelestarian lingkungan bagi mereka sendiri, hingga berpengaruh untuk satwa dan habitatnya. Saya membuka kegiatan dengan menonton film animasi perburuan orangutan. Lalu dilanjutkan dengan dokumenter perburuan gajah serta konflik antara gajah dan manusia yang selalu berhasil membuat mata saya berkaca-kaca, meskipun sudah berulang kali menontonnya.
Di sini, saya menekankan kepada adik-adik bahwa hutan adalah rumah dari bermacam flora dan fauna yang harus dijaga. Gajah tentu tak akan keluar hutan dan mengusik warga untuk mencari makan apabila makanan cukup untuk mereka. Saya pun mengingatkan bahwa hewan liar bukan peliharaan karena rumah mereka adalah di hutan. “Apa adik-adik mau dipaksa meninggalkan rumah untuk tinggal di hutan?” tanya saya. Dengan serempak mereka menjawab, “Tidak!” Demikianlah saya dan volunteer lain memberikan analogi. Kami juga mengingatkan mereka untuk membuang sampah pada tempat yang seharusnya dalam kegiatan sehari-hari. Mulai hari itu, saya mengajak mereka berjanji untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan storytelling dari Kak Ryan yang berkisah tentang Otan si Orangutan. Dongeng tersebut makin dimantapkan dengan permainan engklek raksasa yang berisi fakta orangutan. Mereka sangat antusias ketika mengetahui fakta bahwa orangutan menanam benih pohon untuk menghasilkan makanannya dan mereka memiliki memori tajam untuk mengingat dimana lokasi mereka menanamnya. Saya pun mengingatkan jika orangutan saja berpikir demikian, manusia yang juga memiliki akal seharusnya dapat dalam menjaga alamnya seperti orangutan.
Kami, volunteer Panda Mobile, percaya bahwa kesadaran untuk peduli pada lingkungan yang dimulai dari usia kanak-kanak akan berdampak besar terhadap masa depan bumi kita, terlebih jika dilakukan beramai-ramai, sejalan dengan peribahasa “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”. Jangan sampai mempunyai sikap diam dan pasrah. Bagaimanapun, masa depan bumi ada di tangan kita semua. Acuh tak acuh bukan jawaban. Berdiam bukan solusi. Teori yang tak didukung praktik tentu tidak akan tidak bisa berjalan mulus. Saya berikan tepuk tangan dan ucapan selamat untuk kamu yang menjalani perilaku sadar akan kelestarian alam. Bagi kamu yang terjun langsung menumbuhkan kesadaran orang lain dengan tidak melakukan pembiaran, mengikuti kampanye lingkungan, atau memberikan penyuluhan, saya tambahkan high five. Salam Lestari!