PANDA MOBILE AJAK SISWA TK AL BAYAN TANGERANG UNTUK LINDUNGI SATWA LANGKA
Oleh: Kevin Clinton (Volunteer Panda Mobile); Sani Firmansyah
Satwa langka merupakan hewan yang dilindungi karena sedikitnya populasi yang tersisa. Penyebabnya ada berbagai macam faktor, di antaranya adalah maraknya penebangan hutan secara ilegal yang menyebabkan hilangnya habitat asli satwa tersebut dan perburuan satwa liar secara besar-besaran untuk kepentingan atau tujuan tertentu.
Kelestarian satwa langka yang hampir punah tersebut membutuhkan upaya dari berbagai pihak untuk menjaganya. Salah satunya adalah dengan mengajak generasi penerus bangsa untuk turut menjaganya. Dalam kunjungan Panda Mobile WWF-Indonesia pada Kamis (22/11) yang lalu ke TK Al Bayan, Larangan Indah, Tangerang, para siswa diajak untuk mendukung pelestarian satwa langka. Dengan mengangkat tema “Sayangi Panda, Lindungi Satwa Langka”, tim Panda Mobile memberikan kegiatan yang berfokus pada penyebaran informasi tentang satwa langka.
Kegiatan dibuka dengan dongeng dari Kak Iyan mengenai kerusakan lingkungan akibat dari kebiasaan membuang sampah sembarangan yang berdampak terhadap satwa liar karena tempat tinggalnya menjadi rusak dan terganggu. “Adik-adik, buang sampah pada tempatnya udah kuno. Yuk, kita buang sampah dengan dipilah terlebih dahulu,” pungkas Kak Iyan mengakhiri ceritanya.
Kegiatan dilanjutkan dengan menonton film, bermain engklek bertema “Orangutan”, bermain “Jelajah Papua”, serta mewarnai gambar satwa-satwa dilindungi yang termasuk dalam satwa payung. Sesuai dengan tema mengenai sayangi panda, kegiatan menonton film diawali dengan menonton film tentang Panda, yaitu “Baby Panda and Mom Caught on Camera”. Panda merupakan satwa dilindungi di Tiongkok yang menjadi logo WWF. Selain menonton film tentang Panda, para siswa juga diajak menonton film “Quartet at the Crossroads” yang membahas tentang penyebab punahnya satwa dilindungi.
Teriknya matahari tidak mengurangi semangat dan antusiasme siswa TK Al Bayan untuk berpartisipasi dalam permainan engklek dan Jelajah Papua. Mereka terus bermain meskipun harus bercucuran keringat. “Satwa di Papua ada banyak ya, Kak? Hiu paus sukanya makan apa, Kak?” tanya Rindha, salah satu siswa TK B. Volunteer Panda Mobile kemudian menjelaskan bahwa hiu paus senang memakan plankton, berbeda dengan hiu lain yang merupakan predator di lautan. Meskipun tubuhnya besar namun hiu paus adalah satwa yang ramah.
Melihat kegiatan bersama Panda Mobile berjalan dengan lancar, para guru berharap Panda Mobile bisa datang kembali di lain kesempatan dengan kegiatan tematik. “Bagi kami, mengenalkan lingkungan sejak dini penting karena dengan begitu, kelak ketika dewasa, rasa kepemilikan mereka terhadap lingkungan akan tinggi,” tutur Rahma, salah satu Komite TK Al-Bayan.