PANDA MOBILE SEMARAKKAN WORLD RHINO DAY 2017 DI UJUNG KULON
Oleh: Natalia Trita Agnika
“Leuweungna hejo, masyarakatna ngejo!” teriak anak-anak yang ikut bermain ular tangga raksasa bersama Panda Mobile WWF-Indonesia di acara World Rhino Day (Hari Badak Sedunia) 2017 di Cilintang, area Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) pada Jumat (22/09) yang lalu. Kalimat yang kurang lebih berarti “hutannya lestari, masyarakatnya sejahtera” itu merupakan sebuah harapan bahwa dengan menjaga kelestarian hutan, masyarakat tetap dapat makan atau memenuhi kebutuhan hidupnya.
Panda Mobile WWF-Indonesia hadir dalam peringatan Hari Badak Sedunia untuk menyampaikan pesan konservasi kepada anak-anak yang tinggal di area terdekat dengan habitat Badak Jawa tersebut. Melalui permainan ular tangga raksasa, anak-anak mendapat pengetahuan bahwa hutan yang hijau dan keberadaan pohon sangat penting bagi ketersediaan air. “Selain manusia, satwa-satwa yang hidup di hutan juga membutuhkan air untuk bertahan hidup,” Sani Firmansyah, Supporter Center WWF-Indonesia menjelaskan hal tersebut dalam bahasa Sunda supaya dapat lebih dimengerti oleh masyarakat di sekitar TNUK. Permainan ular tangga berlangsung dengan seru. Bahkan para pemuda dan kaum ibu juga turut bermain.
Selain melalui permainan, pesan konservasi juga disampaikan oleh tim Panda Mobile melalui film yang diputar di area booth WWF-Indonesia Program Ujung Kulon. Anak-anak nampak serius menyimak film tentang pemburu dan film tentang satwa langka yang terancam punah.
Peringatan World Rhino Day 2017 digelar oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon sebagai upaya untuk mendorong peran serta berbagai lapisan masyarakat dalam pelestarian Badak Jawa yang saat ini hanya tinggal 67 individu. Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal KSDAE Ir. Wiratno, M.Sc merilis hasil monitoring Badak Jawa di TNUK pada 2016. Sebanyak 67 individu Badak Jawa yang terdiri dari 37 individu jantan dan 30 individu betina tercatat berada di TNUK. Rekaman empat individu anak Badak Jawa yang diduga dilahirkan pada 2016 juga merupakan kabar gembira yang disampaikan. Keempat anak badak tersebut diberi nama Irna, Mayang, Prabu, dan Manggala.
Rangkaian peringatan World Rhino Day 2017 juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, yaitu Lomba Lintas Alam “Jelajah Rumah Si Badak”, penandatanganan role model untuk TNUK, dan penanaman pohon yang merupakan pakan badak. Sebagai bentuk dukungan upaya konservasi Badak Jawa, WWF-Indonesia melalui Direktur Konservasi Arnold Sitompul menyerahkan bantuan berupa camera trap kepada Balai TNUK.
Dalam kegiatan tersebut digelar berbagai pameran promosi kerja konservasi yang diramaikan oleh WWF-Indonesia Program Ujung Kulon, Trashbag Community, Friend of Rhino, dan YABI. Berbagai program pemberdayaan masyarakat juga berpartisipasi, di antaranya Kelompok Tani Konservasi, Pokdarwis Sumur, Kelompk Ciwisata, Rumah Tukik, dan Kelompok Madu Hanjuang. Sebuah kesenian khas Ujung Kulon berupa Tari Lesung yang dibawakan oleh penduduk setempat turut membuat peringatan World Rhino Day 2017 makin semarak. Tarian tersebut merupakan simbol rasa syukur pada Bumi yang telah memberikan aneka hasil alam.