PANDA MOBILE SEMARAKKAN PESTA BUKU BEKASI
Oleh: Natalia Trita Agnika
"Indonesia merupakan rumah yang nyaman bagi aku untuk bertelur...," Fajar, siswa kelas 6 SD Fajar Hidayah Bekasi membaca keras-keras keterangan tentang penyu laut yang tertera di body truk Panda Mobile WWF-Indonesia yang terparkir di lobi Gedung Swatantra Wibawa Mukti Bekasi pada Jumat (02/09) yang lalu. Kehadiran truk edukasi milik WWF-Indonesia tersebut dalam rangka menyemarakkan Pesta Buku dan Pameran Arsip Perpustakaan Bekasi yang diselenggarakan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Bekasi dan IKAPI. Acara yang berkaitan dengan buku dan perpustakaan memang sesuai dengan truk Panda Mobile karena kabin belakang truk enam roda ini merupakan sebuah perpustakaan yang dilengkapi dengan aneka buku tentang lingkungan hidup.
Tak sekadar membaca buku, para pengunjung truk Panda Mobile juga disuguhi berbagai aktivitas. Pengunjung pertama yang mengikuti aktivitas di atas truk Panda Mobile adalah siswa dari SD Labansari 02 Cikarang. Para siswa kelas 5 dan 6 SD itu diperkenalkan tentang WWF-Indonesia oleh Kak Ryan dan Kak Biyong. Mereka kemudian diajak menonton film “Pemburu Harimau”. "Gimana filmnya, seru nggak?" tanya Ririn Riyanti, volunteer Panda Mobile. "Seruuu," jawab anak-anak serempak. Ririn pun menjelaskan tentang kondisi populasi harimau di Indonesia. "Dulunya ada harimau Sumatera, harimau Jawa, dan harimau Bali. Tapi sekarang tinggal harimau Sumatera karena harimau Jawa dan harimau Bali sudah punah," jelasnya.
Para volunteer juga menjelaskan berbagai satwa langka yang menjadi fokus kerja konservasi WWF-Indonesia. Ketika sedang menjelaskan, siswa kelas 6 dari SD Fajar Hidayah ikut bergabung. Mereka nampak antusias mendengar penjelasan bahwa manusia mempunyai peranan penting dalam pelestarian satwa langka.
Siang harinya, giliran 38 siswa dari TK Islam Nida Asyifa naik ke atas truk Panda Mobile. Mereka nampak asyik mendengarkan dongeng dari Kak Ryan dan Kak Biyong tentang orangutan yang terpisah dari induknya dan ditolong oleh harimau untuk menemukan induknya. Di sela-sela dongeng, Kak Ryan menjelaskan tentang perbedaan kera dan monyet. "Monyet itu memiliki ekor panjang," terang Kak Ryan. Para siswa pun mengangguk-anggukkan kepala mendengarnya. Melalui dongeng, para siswa diajak untuk menyayangi orangutan dan satwa lainnya.
Kunjungan siswa ke truk Panda Mobile terus berlanjut. Para siswa PAUD Harapan Cipayung, Cikarang Timur juga berkesempatan mendengarkan dongeng. Kali ini dongengnya tentang sampah plastik. "Kantong plastik ini terbang melayang-layang tertiup angin dan jatuh di tengah laut," Kak Ryan membuka dongengnya. Sampah plastik itu dikira sebagai ubur-ubur oleh penyu laut lalu membuatnya terjerat. Tak hanya para siswa, ibu-ibu yang mendampingi anak-anak pun menyimak dongeng dengan antusias. Mereka terkejut ketika diberitahu fakta bahwa sampah plastik baru bisa terurai setelah puluhan tahun. Mereka pun berjanji tidak membuang sampah sembarangan serta mendaur ulang sampah plastik.
Bentuk truk Panda Mobile yang unik mampu menarik perhatian pengunjung Pesta Buku, ditambah lagi dengan adanya beragam aktivitas yang dilakukan di atas truk. Hal ini membuat beberapa guru pendamping ingin mengundang Panda Mobile ke sekolahnya untuk menyampaikan pesan konservasi. Mereka merasa senang anak didiknya mendapat berbagai informasi seputar lingkungan hidup.