PANDA MOBILE BERBAGI INFORMASI TENTANG SAMPAH DI SCIENCE FAIR HIGHFIELD SECONDARY SCHOOL
Oleh: Sani Firmansyah (Supporter Center WWF-Indonesia)
“Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. Tidak hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Tidak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup pada tahun 2014, dalam satu hari, Jakarta menghasilkan 6.270 ton sampah,” jelas Primayunta, Supporter Engagement Coordinator WWF-Indonesia saat menjadi narasumber dalam acara “Science Fair” di Highfield Secondary School, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Jumat (27/10) yang lalu.
Kehadiran Primayunta mewakili Panda Mobile WWF-Indonesia merupakan undangan dari Highfield Secondary School untuk berbagi informasi tentang sampah. Seminggu sebelumnya, para siswa di sekolah tersebut mengisi “Science Fair” dengan pameran hasil karya dari barang daur ulang. Dalam presentasinya, Primayunta juga menjelaskan tentang jenis-jenis sampah, yaitu sampah organik, sampah anorganik, serta sampah bahan beracun dan berbahaya (B3).
Yang belum begitu dimengerti oleh masyarakat pada umumnya adalah sampah-sampah tersebut sebenarnya dapat diolah lebih lanjut menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk dengan komposting, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi benda lain yang bermanfaat. Sedangkan sampah B3 harus dikelola terlebih dahulu agar tidak dapat merusak lingkungan. “Jika sampah tidak dikelola dengan baik, tidak hanya manusia, hewan dan ekosistemnya akan terganggu. Contohnya penyu yang ditemukan memakan sampah plastik karena (plastik itu) dikira makanannya, yaitu ubur-ubur,” tambah Primayunta.
Sesi presentasi tentang sampah oleh Panda Mobile WWF-Indonesia mendapat sambutan yang cukup antusias dari para siswa. Beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan. “Apakah mungkin kita menutup pabrik plastik sehingga sampah plastik tidak ada?” tanya Raihan, siswa kelas 7 Highfield Secondary School. Primayunta memberikan jawaban, “Tentunya tidak bisa begitu juga, karena kehidupan kita tidak dapat dilepaskan dari plastik. Yang bisa kita lakukan adalah bijak dalam menggunakan plastik dan mengelola sampah plastik tersebut untuk mengurangi timbulan sampah yang ada.”
Para guru juga mengapresiasi kehadiran Panda Mobile WWF-Indonesia dalam “Science Fair” tersebut. “Workshop yang dibawakan WWF-Indonesia ini tentunya sangat menginspirasi kami di sekolah. Harapannya kami dapat menanamkan dan memulai budaya yang peduli terhadap lingkungan, khususnya (yang terkait dengan) sampah plastik,” ujar Yeyen, salah satu guru Highfield Secondary School.