“MUTU MANIKAM DI JANTUNG KALIMANTAN," POTRET EKOWISATA KALIMANTAN TENGAH
Indonesia dikaruniai dengan bentang alam yang begitu indah, keanekaragaman seni dan keluhuran budaya. Potensi yang sedemikian besarnya menjadikan Indonesia negara tepat untuk tujuan wisata. Banyak jenis wisata yang ditawarkan seperti wisata alam, cagar budaya, dan petualangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa wisata berperan besar dalam pembangunan bangsa terutama sebagai sumber devisa negara. Tahun 2008 devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata sebesar 7,4 miliar US Dolar (sekitar 91 triliun).
Salah satu jenis wisata yang banyak diminati saat ini adalah ekowisata. Merupakan suatu bentuk wisata yang mengedepankan keaslian/kealamian alam dan atraksi budaya yang diramu dalam bentuk petualangan. Dalam konsep ekowisata pengunjung ditawarkan untuk menikmati alam yang memiliki kekhasan ekologis sekaligus merasakan pengalaman tinggal di tengah-tengah masyarakat tradisional. Karena ekowisata mengedepankan kealamian/keindahan alam, maka biasanya ekowisata dikemas dalam satu paket dengan upaya konservasi.
WWF-Indonesia sebagai mitra pemerintah mendukung upaya-upaya pemerintah dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Salah satunya melalui pengembangan ekowisata sebagai sumber mata pencaharian masyarakat tanpa meninggalkan ide konservasi sumber daya alam. WWF-Indonesia memiliki visi pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan di masa mendatang. Dalam hal inilah WWF-Indonesia ikut berperan aktif menggali potensi-potensi ekowisata yang dimiliki Kalimantan Tengah serta mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan ekowisata.
Kawasan Heart of Borneo atau Jantung Kalimantan memiliki potensi ekowisata yang besar. Kawasan ini memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna yang memukau, dengan budaya dan adat masyarakat yang masih terjaga apik. Ekosistem di daerah ini sangat unik dan di dalamnya terdapat spesies-spesies langka seperti orangutan, owa-owa, beruang madu, burung tingang, macan dahan dan lainnya. Dari sisi konservasi kawasan ini memiliki nilai penting karena merupakan hulu dari 5 sungai besar yang mengaliri Pulau Kalimantan dan merupakan urat nadi kehidupan di Borneo.
Alam atau lingkungan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tapi juga mampu memberikan jasa lingkungan seperti; menjaga keseimbangan hidrologis, pemasok udara bersih untuk manusia hirup, penyerap karbondioksida dan juga jasa lingkungan lain seperti ekowisata. Konsep penjualan jasa lingkungan terutama ekowisata di kawasan Jantung Kalimantan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap upaya konservasi kawasan ini. Disamping itu penjualan jasa lingkungan ini diharapkan dapat mendatangkan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan Jantung Kalimantan.
Pertumbuhan ekowisata yang diduga lebih pesat dari wisata lainnya, terutama selama beberapa tahun terakhir ini membuat promosi ekowisata menjadi penting. Karena negara yang tidak mempromosikan atraksi alamnya kemungkinan besar akan kehilangan kesempatan dalam pasar ekowisata yang terus tumbuh. Berdasarkan laporan World Travel Tourism Council (WTTC) tahun 2000, pertumbuhan rata-rata ekowisata sebesar 10% per tahun. Hal ini merupakan kesempatan yang tidak boleh dilewatkan dalam penyelarasan pembangunan ekonomi dan konservasi alam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai langkah awal diperlukan sebuah buku panduan wisata di Jantung Kalimantan. Buku Potensi Ekowisata Kalimantan Tengah “Mutu Manikam di Jantung Kalimantan” memberikan informasi tersebut. Buku ini berisi informasi tentang objek dan lokasi wisata yang dapat dikunjungi di kawasan yang dimaksud, diharapkan dapat memberikan informasi awal serta panduan bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Karena dalam buku ini juga diberikan informasi bagaimana akses menuju lokasi wisata, akomodasi yang tersedia serta berapa estimasi biaya yang dibutuhkan.
Buku ini juga akan memberikan panduan wisata lain di wilayah Kalimantan Tengah, seperti Taman Nasional Sebangau. Kawasan yang terletak di 3 wilayah (Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau) ini merupakan penggambaran dari upaya serius Pemda Provinsi Kalteng, Dirjen PHKA Dephut RI, dan WWF-Indonesia, dalam mengembalikan fungsi ekologis hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah.
Taman nasional sebagai kawasan pelestarian alam yang memiliki potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya yang melimpah menjadi salah satu bagian pengembangan ekowisata. Taman nasional yang menawarkan wisata ekologis banyak diminati wisatawan, hal ini karena adanya pergeseran paradigma kepariwisataan internasional dari bentuk pariwisata masal (mass tourism) ke wisata minat khusus yaitu ekowisata.
Taman Nasional Sebangau yang bisa dicapai dengan mudah menggunakan transportasi darat dan air ini disebutkan sebagai Pintu Gerbang menuju Kawasan Jantung Kalimantan oleh Pemda Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2007 lalu. Dimulai sejak tahun 2002, upaya restorasi hidrologi dan hutan rawa gambut di kawasan ini mulai menunjukkan progres luar biasa. Lebih dari 1000 hektar lahan kritisnya kini sudah ditanami berbagai jenis pohon endemik untuk penghijauan, sekaligus menjadi mata pencaharian masyarakat yang tadinya berorientasi pada eksploitasi SDA kini banyak beralih ke bidang yang lebih berpihak pada alam.