MERAYAKAN GERAKAN HEMAT ENERGI SAMBIL BELAJAR KONSERVASI HARIMAU SUMATERA
Oleh: Hijrah Nasir
Perayaan Earth Hour di Bandar Lampung memasuki tahun ketiga. Berbagai kegiatan dilakukan dalam rangkaian Earth Hour dengan mengajak komunitas anak muda dan publik untuk ikut terlibat. Selebrasi komitmen publik untuk mendukung kampanye gerakan hemat energi ini dipusatkan di Pelataran GSG Universitas Lampung.
Acara dimulai di pagi hari (25/03/2017) dengan membagikan reusable bag kepada pengunjung pasar tradisional di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung. Tim terdiri dari WWF Indonesia, komunitas EH Bandar Lampung, dan mahasiswa HIMA SYLVA Universitas Lampung. Komunitas Earth Hour sendiri telah membuat dan mengumpulkan tote bag dari baju kaos bekas selama sebulan sebelum penyelanggaran Earth Hour.
Selain membagikan reusable bag, pengunjung juga diberikan edukasi tentang pentingnya mengurangi penggunaan kantong plastik sebagaimana tema yang diusung oleh komunitas Earth Hour Nasional tahun ini. Komunitas Earth Hour Bandar Lampung mengharapkan dalam setahun ke depan akan ada 1.000 tote bag yang dibuat dan dibagikan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang dampak buruk kantong plastik yang non-degradable bagi lingkungan.
Menariknya tahun ini, Perayaan Earth Hour juga dirangkaikan dengan kampanye Harimau Sumatera. Sehingga kegiatan bukan hanya diisi dengan perayaan earth hour, tapi juga dengan talkshow dan aksi kampanye Harimau Sumatera yang disambut antusias oleh publik. Sebelum mematikan lampu sebagai simbol dari komitmen masyarakat dalam gerakan hemat energi, kegiatan diisi dengan talkshow tentang upaya konservasi Harimau Sumatera. Talkshow ini dibawakan oleh empat narasumber antara lain Project Leader WWF Indonesia TNBBS Project, Job Charles yang menjelaskan tentang upaya konservasi Harimau Sumatera di TNBBS, dosen teknik Universitas Lampung, Anshori Djausal yang merupakan tokoh konservasi Lampung yang juga mengembangkan penelitian tentang eco-road, Perwakilan dari MUI, Ustadz Alif Ma’luf Al-Maduri yang menjelaskan tentang fatwa MUI Nomor 04 tahun 2014 tentang Pelestarian Satwa Langka untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem, dan narasumber terakhir, dan Iwan Mucipto, salah satu konsultan WWF Indonesia untuk project ekowisata bercerita tentang konservasi harimau dari aspek sosial ekologi.
Dalam penyampaiannya, Bapak Anshori Djausal menjelaskan bahwa generasi muda adalah tombak utama dalam upaya konservasi di masa mendatang sehingga penting untuk memahami tantangan yang sedang dihadapi dan bagaimana melakukan upaya penyelamatan satwa langka yang merupakan warisan budaya tidak ternilai bagi manusia.
Acara ini turut dimeriahkan oleh penampilan band komunitas, pembacaan puisi dan parade seni lainnya oleh komunitas seni Bandar Lampung. Acara berlangsung semarak saat lampu dimatikan. Terlebih saat alunan biola menemani pembacaan puisi bertema lingkungan. Adapun yang berpartisipasi dalam mendukung kegiatan Earth Hour Day tahun ini adalah Hotel Amelia dan Hotel Grand Anugerah Bandar Lampung.
Sebagai rangkaian Earth Hour 2017 yang dirangkaikan dengan kampanye harimau, kegiatan ini dilanjutkan hingga tanggal 26 Maret pagi dengan mengadakan aksi kampanye harimau dan pengumpulan petisi terkait penegakan hukum untuk pelaku perburuan harimau di car free day, Bundaran Gajah yang merupakan salah satu landmark di Kota Bandar Lampung. Pengumpulan petisi ini turut didukung oleh bapak Kapolda Provinsi Lampung. Sedikitnya 300 orang ambil bagian dalam penandatanganan petisi ini. Hingga Juli 2017 yang merupakan perayaan World Tiger Day, WWF Indonesia TNBBS Project akan mengumpulkan 1.000 tanda tangan untuk mendorong publik mendukung upaya penegakan hukum untuk pelaku perburuan Harimau Sumatera.