MENJAGA BUMI BERSAMA BUMI PANDA WWF-INDONESIA
Oleh: Melly Dinarwati (Volunteer Bumi Panda)
Pada Selasa (06/12) yang lalu, Bumi Panda WWF-Indonesia kedatangan siswa dari SD Taruna Bakti Bandung. Kunjungan tersebut dibagi ke dalam empat kelompok yang masing-masing mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari permainan engklek, pemutaran film, tur Bumi Panda, dan pengujian air di laboratorium air Bumi Panda. Setelah berkenalan dengan para volunteer Bumi Panda, kegiatan diawali dengan pemutaran video pendek tentang ulah manusia yang mengakibatkan kerusakan alam. “Adik-adik, video yang baru saja kita sama-sama tonton menggambarkan kalau kita merusak alam, dampak negatifnya akan kita rasakan juga. Banjir salah satunya,” ujar Osha, volunteer Bumi Panda. Video lainnya yang diputar adalah tentang satwa-satwa yang menjadi fokus kerja konservasi WWF-Indonesia.
Di pos 2, siswa diajak untuk tur Bumi Panda dengan melihat berbagai fasilitas yang ada di Bumi Panda dan mendapatkan penjelasan mengenai sejarah WWF serta pengetahuan seputar satwa yang dilindungi. “Kak, kenapa kita harus menjaga orangutan, sih?” tanya Melisa, siswa SD Taruna Bakti. “Karena orangutan itu mempunyai manfaat yang sangat baik buat lingkungan (hutan). Sambil orangutan jalan-jalan di dalam hutan, dia biasanya buang kotoran. Nah, di dalam kotorannya itu terdapat biji buah yang ikut termakan. Nantinya biji buah ini akan tumbuh menjadi tanaman atau pohon,” jawab Dwi, volunteer Bumi Panda.
Antusiasme siswa SD Taruna Bakti bertambah saat memasuki laboratorium air. Mereka belajar dan melakukan tanya jawab seputar fungsi air, pentingnya air untuk kelangsungan hidup, pengamatan mikroorganisme di air, dan tips-tips untuk melakukan penghematan air. “Kalian tahu, air itu dari mana asalnya?” tanya Silmi, volunteer Bumi Panda. “Saya tahu kak! Awalnya dari laut, trus jadi awan, setelahnya hujan diserap tanah trus jadi sumber air yang ada di sumur, deh!” jawab Diego, siswa SD Taruna Bakti. Mereka juga diajak untuk mulai bijaksana dalam menggunakan air dan menjaga keberadaannya. “Adik-adik, cadangan air bersih saat ini sudah terbatas. Kalau tidak dihemat, kita akan kesulitan mendapatkan air. Cara untuk menjaga keberadaan air itu mudah sekali, yaitu dengan mematikan keran yang sudah tidak digunakan, tidak membuang sampah ke sungai, dan menanam pohon,” tutur Bintang, volunteer Bumi Panda.
Pos terakhir adalah permainan engklek bertema harimau dan penyu. Para siswa sangat bersemangat saat melakukan permainan engklek bersama. Usai bermain engklek, mereka membuat drama pendek untuk memerankan harimau dan penyu yang sedang banyak diburu. Dari drama pendek tersebut, para siswa mulai paham mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan satwa dari kepunahan. “Harimau (Sumatera) adalah salah satu (satwa) yang harus dilindungi karena dua jenis harimau lainnya (di Indonesia) sudah punah akibat perburuan liar, sehingga kita harus melindungi harimau Sumatera dan hewan lainnya dari kepunahan,” tutur Doni, siswa SD Taruna Bakti.