MENILIK LEBIH JAUH EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN PERLINDUNGAN LAUT
Wakatobi, sebuah surga bawah laut yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati yang terletak di Propinsi Sulawesi Tenggara, dideklarasikan menjadi taman nasional oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 1997. Berkolaborasi dengan pihak manajemen taman nasional, WWF dan TNC (The Nature Conservancy) mulai bekerja di Wakatobi sejak tahun 2002 sebagai upaya untuk meningkatkan keefektifan pengelolaan dan manajemen. Pada tahun 2003, Wakatobi diputuskan menjadi sebuah wilayah kabupaten yang jelas memiliki impilkasi kepada revisi zonasi dan pengelolaan.
Setidaknya pengelolaan bersama tersebut melihat tiga strategi yang mendesak untuk diimplementasikan yakni manajemen perencanaan dan desain; monitor dan patroli dalam pengelolaan yang disepakati; serta penjangkauan dan pemberdayaan masyarakat menuju pengelolaan bersama.
Akhirnya pada tahun 2007 sebuah rancana zonasi disetujui oleh Kementerian Kehutanan melalui sebuah proses konsultasi publik yang sangat panjang dengan pertimbangan pengawasan keanekaragaman hayati serta aktivitas patroli dan pengawasan. Lebih lanjut, sebuah rencana pengelolaan akhirnya disepakati pada bulan Juni 2008.
Saat ini data pengawasan menunjukkan sebuah kondisi yang berbeda di sisi ekosistem, penerimaan nelayan akan zonasi jauh lebih baik dan pelanggaran peraturan taman nasional juga sudah jauh berkurang. Pengawasan akan persepsi masyarakat terhadap kondisi taman nasional juga menunjukkan lebih banyak masyarakat yang memahami seluk beluk taman nasional serta lebih mendukung upaya pengelolaan dengan terlibat lebih aktif dalam manajemen taman nasional tersebut. Di sisi lain, pihak manajemen taman nasional juga semakin efektif dalam menjalankan kinerjanya serta pemberitaan media-media nasional akan Taman Nasional Wakatobi juga meningkat tajam sehingga semakin banyak masyarakat umum menyadari keberadaan taman nasional tersebut.
Namun pengelolaan taman nasional juga meninggalkan banyak pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab bersama, apakah hitungan untung rugi sudah menunjukkan angka-angka positif? Apakah investasi tersebut sudah efektif dan layak direplika untuk wilayah lain? Apakah sekarang pengelolaan Taman Nasional Wakatobi sudah semakin efisien dan efektif?.
Oleh: Anton Wijonarno, Lida Pet S, Wahju Rudianto, Wawan Ridwan, Veda Santiadji, Sugiyanta, Abdul Halim, Peter Mous
Tulisan ini adalah abstrak untuk International Coral Reef Symposium di Cairns, Australia, 9 - 13 Juli 2012. Kontak awijonarno(at)wwf.or.id untuk informasi lebih lanjut.