MENGEMBALIKAN KELESTARIAN HUTAN BAKAU PESISIR MEMPAWAH
Mempawah – Sebanyak lebih kurang 150 orang yang berasal dari berbagai kalangan melakukan penanaman tanaman bakau (mangrove) di lokasi rawan abrasi yang mendekati perkebunan serta pemukiman penduduk, Dusun Senggiring, Desa Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah pada Minggu (6/3).
2.500 bibit bakau ditanam untuk mengembalikan fungsi hutan bakau serta menghijaukan wilayah pesisir Mempawah. Penanaman dilakukan oleh Komunitas Earth Hour Potianak, Indofood, Pontianak Indie Clothing, KHAMBEC70, FIKRI MIPA UNTAN, OI Mempawah, RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) serta masyarakat Dusun Senggiring.
“Penanaman kali ini merupakan penanaman tahap ketiga dari total 10.000 bibit, yang dilakukan oleh kelompok masyarakat peduli lingkungan ‘Mempawah Mangrove Conservation’ (MMC) dengan dukungan dari WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat serta pemerintah dusun dan desa, termasuk masyarakat setempat,” kata Koordinator MMC, Fajar di lokasi penanaman.
Dalam tiga tahun terakhir, perhatian pemerintah Desa Bakau Kecil, Kecamatan Mempawah Timur, terfokus pada kegiatan restorasi mangrove, khususnya di Dusun Senggiring. Hal ini dilakukan karena erupsi air laut sudah megancam keberadaan tambak dan kebun warga. Jarak pantai ke pemukiman hanya tersisa 500 meter. Tidak hanya mendukung upaya penanaman kembali, Pemerintahan Desa Bakau Kecil baru-baru ini juga mengeluarkan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 2 tahun 2016 tentang Pengelolaan Lingkungan Laut serta Rehabilitasi Hutan dan Lahan Mangrove.
“Selama bertahun-tahun, tingkat abrasi di Dusun Senggiring semakin mengkhawatirkan karena sudah mendekati kebun serta pemukiman penduduk. Oleh karena itu, kami pemerintah desa, sangat mengharapkan dukungan dari segala pihak untuk membantu dalam mereklamasi hutan bakau yang saat ini telah rusak,” ujar Sekretaris Desa Bakau Kecil, Ahmad.
Marine Biodiversity Conservation Officer, WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, Hendro Susanto menyatakan bahwa tahun WWF mulai bekerjasama dengan 4 kelompok di 4 lokasi yang berada di wilayah pesisir pantai utara, salah satunya di Dusun Senggiring.
“Kita berharap ke depannya, sabuk hijau di sepanjang pesisir mulai dari Pontianak hingga ke wilayah utara tertutup dengan vegetasi mangrove. Berkaca pada cerita yang terjadi di daerah Pemangkat, Kabupaten Sambas, masyarakat bisa kehilangan lahan per tahunnya hingga 30 meter. Jika tidak diatasi dengan penamaman kembali, bisa jadi Dusun Senggiring akan mengalami hal serupa lanjutnya dan itu lah yang kita upayakan agar pesisir di daerah ini kembali hijau dan lestari,” tambahnya.
Penanaman akan kembali dilakukan pada akhir bulan ini. Selanjutnya monitoring mangrove secara berkala terhadap bibit-bibit yang sudah ditanam akan dilakukan oleh MMC. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan penanaman yang sudah dilakukan, termasuk untuk melihat tanaman yang rusak atau mati, agar bisa segera dilakukan penyulaman.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi:
Hendro Susanto
Marine Biodiversity Conservation Officer
WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat
HP: +62 852 52108113
Email: hsusanto@wwf.or.id