MELINDUNGI OZON MELALUI GREEN LIFESTYLE
Oleh : Natalia Trita Agnika
Kita tak dapat melihatnya, tetapi dapat merasakannya. Itulah ozon, lapisan di atmosfir yang melindungi makhluk hidup di bumi dari sinar ultraviolet B (UV-B) yang berbahaya. Jika manusia terpapar sinar ini dalam intensitas tinggi, ia dapat terjangkit penyakit kanker kulit dan katarak, serta menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Paparan sinar UV-B juga dapat merusak tanaman dan ekosistem perairan. Karena itulah lapisan ozon begitu penting bagi kehidupan yang ada di bumi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun telah menetapkan Hari Ozon Internasional pada 16 September setiap tahunnya. Di tanggal tersebut pada 1987, ditandatangani Protokol Montreal yang menjadi awal kerja sama internasional untuk mengendalikan produksi dan konsumsi bahan perusak ozon (BPO). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dunia akan kelestarian lapisan ozon sebagai perisai bumi.
Lubang ozon akibat zat kimia di Antartika pertama kali ditemukan pada 1980-an. Penyebabnya karena tingginya konsumsi bahan perusak ozon. Bahan yang paling popular dikenal sebagai perusak ozon adalah chlorofluorocarbons (CFC). Unsur ini sering digunakan sebagai cairan pendingin (refrigerant) pada freezer, lemari es, AC ruangan dan mesin pendingin lainnya, kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum, dan bahan pengembang untuk busa atau sol sepatu. Bahan perusak ozon lainnya adalah Halon pada bahan pemadam kebakaran, Methyl Chloroform (CTC), dan Methyl bromide pada pestisida.
Pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, sudah berupaya dan berkomitmen untuk mengurangi produksi dan konsumsi BPO. Indonesia meratifikasi Protokol Motreal dengan Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1992. Upaya berbagai negara tersebut pun menunjukkan hasil. Ukuran lubang di ozon paling besar terpantau pada 2006 mencapai ukuran 30 juta kilometer persegi. Saat ini, lubang itu telah mengecil hingga 20 juta kilometer persegi. Lubang tersebut diperkirakan baru akan tertutup dengan sempurna pada 2075 bila kegiatan-kegiatan menyelamatkan ozon terus dilakukan.
Masyarakat memiliki peranan penting untuk berkontribusi dalam upaya perlindungan lapisan ozon. Salah satunya dengan menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih produk-produk yang tidak mengandung BPO. Menjadi konsumen yang cerdas dan bijak sejalan dengan kampanye #BeliYangBaik yang diinisiasi oleh WWF. Aksi nyatanya adalah dengan membeli pendingin ruangan yang tidak menggunakan refrigerant HCFC. Hal itu akan mengurangi kebutuhan HCFC untuk perawatan dan perbaikan peralatan tersebut. Pemeliharaan AC rumah tangga serta lemari pendingin pada bengkel service yang telah tersertifikasi dan terdaftar di KLH juga harus rutin dilakukan.
Menjadi konsumen yang cerdas berarti meminimalisasi dampak lingkungan yang dihasilkan dari pola konsumsi dan produksi sehari-hari. Selain menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih produk ramah lingkungan, bergaya hidup hijau yang ramah lingkungan (green lifestyle) dapat meminimalisir proses penipisan lapisan ozon. Pola hidup ini termasuk dengan mengurangi penggunaan AC, menghemat penggunaan lampu, hindari memakai parfum semprot dengan aerosol, serta mulai memakai produk pembersih alami. Bahan-bahan kimia yang terkandung pada produk pembersih rumah tangga juga tinggi zat kimia yang berpotensi merusak ozon.
Temukan beragam contoh perilaku yang berkiblat pada gaya hidup hijau di seri stiker “Green Lifestyle WWF”. Stiker ini dapat diunduh di Blackberry Messenger Shop. Dengan menerapkan gaya hidup hijau, kita turut melindungi lapisan ozon dari penipisan.