MELIHAT DAYA DUKUNG PERAIRAN ALOR UNTUK FONDASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Kawasan Konservasi Taman Perairan Kepulauan Alor yang masuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu kawasan konservasi perairan yang memiliki potensi ekosistem tinggi. Salah satu sektor yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Alor adalah budidaya rumput laut. Tercatat sejumlah 1.162 rumah tangga perikanan yang menjadikan budidaya rumput laut sebagai sumber mata pencahariannya (Sensus Pertanian BPS, 2023). Berdasarkan kajian produksi rumput laut di Kabupaten Alor yang dilakukan oleh WWF-Indonesia, produksi rumput laut kering di kawasan ini mencapai 1.177 ton pada tahun 2022. Dengan kalkulasi harga jual rumput laut sekitar Rp14.000/kg, nilai produksi rumput laut di Kabupaten Alor setidaknya mencapai Rp16,5 miliar pada tahun 2022, hal ini menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian lokal.
Untuk memastikan produksi budidaya rumput laut dapat berkelanjutan, pemahaman tentang daya dukung perairan sangat penting. Daya dukung mencerminkan kapasitas suatu wilayah dalam mendukung pemanfaatan. Daya dukung ini menjadi dasar perencanaan strategi bagi para pemangku kepentingan agar produksi rumput laut selaras dengan daya dukung perairan, yang merupakan aspek penting bagi keberlanjutan kawasan konservasi.
Untuk meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan tentang daya dukung pemanfaatan di kawasan konservasi perairan, Yayasan WWF Indonesia mengadakan Lokakarya dan Sosialisasi Kepdirjen PRL No. 55 Tahun 2023. Kegiatan ini juga mencakup Diseminasi Hasil Kajian Daya Dukung Budidaya yang berlangsung pada 12 Desember 2024 di Kalabahi, Kabupaten Alor. Pelatihan ini diikuti oleh 16 peserta dari berbagai instansi, termasuk Dinas Kelautan Perikanan Kab. Alor, UPTD Taman Perairan Kepulauan Alor, Bappelitbang Kab. Alor, Universitas Tribuana Kalabahi, dan Nautika Foundation.
Asisten II Setda Alor, Dominggus Asadama, yang menyampaikan apresiasinya terhadap peran WWF-Indonesia dalam mendukung keberlanjutan sumber daya laut di Kabupaten Alor. "Keberadaan WWF-Indonesia di Kabupaten Alor memberikan banyak manfaat dan dukungan, terutama dalam upaya konservasi jangka panjang kawasan perairan Alor. Selain itu, pendampingan yang dilakukan turut membantu masyarakat dalam memastikan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan serta praktik budidaya rumput laut yang tidak merusak ekosistem," ujarnya.
Sesi penyampaian materi diawali oleh Leny Dwihastuty, S.Pi., M.Si., dari KKP (via Zoom), yang memberikan pengantar terkait Kepdirjen PRL No. 55 Tahun 2023, yang mencakup capaian kawasan konservasi, target Marine Protected Area, serta konsep daya dukung. Dilanjutkan oleh Hotmariyah dari BKKPN Kupang Wilker Gili Matra, yang membagikan pengalaman implementasi Kepdirjen PRL 55/2023 di KKPN Gili Matra, khususnya terkait daya dukung selam dan budidaya rumput laut.
Pemaparan materi juga dilakukan oleh perwakilan-perwakilan WWF-Indonesia, Annisa S. Aulia, yang menjelaskan langkah-langkah perhitungan daya dukung budidaya rumput laut, dan Amriana yang memaparkan hasil analisis daya dukung perairan di beberapa desa di Alor. Sesi ditutup dengan materi terkait perhitungan luas wilayah kesesuaian menggunakan software Surfer dan QGIS, yang disampaikan oleh Taufik Abdillah. Selanjutnya, peserta mengikuti praktik simulasi perhitungan daya dukung pemanfaatan untuk memperdalam pemahaman mereka. Lokakarya ini menggabungkan metode presentasi, diskusi, simulasi, dan latihan studi kasus agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan materi yang telah dipelajari.
Untuk mengukur pemahaman peserta terhadap daya dukung dan perhitungannya , dilakukan pre dan post-test, dimana hasilnya menunjukkan peningkatan rata-rata nilai peserta sebesar 31%. Analisis terhadap pemahaman individu mengungkapkan bahwa 15% peserta memiliki pemahaman dalam kategori rendah, 77% dalam kategori sedang, dan 8% dalam kategori tinggi dalam menganalisis daya dukung budidaya.
Peserta menunjukkan peningkatan pemahaman pada materi analisa daya dukung budidaya, langkah penentuan kesesuaian lokasi, analisa produktivitas, dan konsep dasar pemetaan. Peserta dinilai masih perlu pemahaman lebih lanjut mengenai langkah manajemen area berdasarkan hasil analisa daya dukung.
Harapannya, kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas pengelola kawasan dalam mengelola Kawasan Konservasi Taman Perairan Kepulauan Alor, terkhusus dalam hal daya dukung kegiatan pemanfaatan di kawasan konservasi. Ke depannya, dokumen kajian daya dukung juga diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam dokumen Rencana Pengelolaan (RP) Kawasan Konservasi Kabupaten Alor.