KUPAS TUNTAS SURABAYA
Oleh : Muhammad Addib Mahsun (Komunitas Marine Buddies Surabaya)
Komunitas Earth Hour Surabaya bersama Marine Buddies Surabaya dan pemuda Surabaya lainnya melakukan aksi “KUPAS TUNTAS” (Kumpulkan Plastik, Tulis, dan Timbang di Bank Sampah) untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Aksi yang dilakukan di sepanjang jalan Darmo Surabaya saat Car Free Day (CFD) ini bukan hanya mengumpulkan sampah plastik, namun juga mengedukasi para pengunjung akan bahaya dari sampah plastik. Kami bersama-sama kemudian mencatat sampah plastik yang telah terkumpul dan memilahnya untuk disalurkan ke Bank Sampah agar dapat diolah kembali.
Aksi yang dilakukan pada Minggu, 25 Febuari kemarin mampu menghimpun 130 pemuda Surabaya, terdiri dari Earth Hour Surabaya, Marine Buddies Surabaya, Nutrifood, Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI), IMTL UINSA, KPPL ITS, HMITL UNAIR, dan HMITL UPN. Dalam aksinya, kami membagi empat kelompok besar untuk mengambil sampah plastik di sepanjang jalan CFD. Di sepanjang jalan kami tidak lupa melakukan edukasi pada para pengguna jalan lainnya akan bahaya sampah untuk lingkungan sekitar, seperti sampah plastik yang mengendap di tanah sangat sulit terurai. Tidak hanya itu, sampah plastik yang terbawa sampai kelautan dan terurai menjadi microskopis juga sangat berbahaya bagi kehidapan laut kita, sehingga banyak plastik yang ikut termakan oleh biota laut.
Setelah pengumpulan sampah, kami melakukan pendataan dengan memilah sampah yang masih bisa disalurkan ke bank sampah. Seberat 4 Kg sampah plastik yang ditemukan kami bagi ke dalam beberapa jenis, yaitu botol plastik kemasan dan sampah plastik kemasan. Sayangnya, kebiasaan buruk dalam membuang sampah sembarang kerap ditemukan di CFD Darmo Surabaya dari banyaknya sampah yang terkumpul.
Mungkin, akan terasa sulit untuk kita tidak menggunakan plastik, tapi kita bisa mulai dari diri sendiri, seperti tidak membeli air mineral kemasan saat berpergian, membawa totebag setiap berbelanja atau membawa tempat makan setiap ingin membungkus makanan.
Mengingat, bahwa Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia setelah Cina, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa meneruskan perjuangan para pahlawan kita untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik dengan cara menjaga alam yang kita.