KOTA PONTIANAK KEMBALI GAUNGKAN EARTH HOUR 2017
Kota Pontianak kembali menjadi salah satu dari 37 kota di Indonesia yang berpartisipasi dalam Earth Hour 2017. Gerakan kampanye global hemat energi tahun ini akan dipusatkan di Taman Alun Kapuas, Sabtu (25/3/2017).
Secara global, Earth Hour sudah memasuki tahun kesepuluh sejak pertama kali dimulai pada 2007 di Sidney, Australia. Tahun kesepuluh ini harapannya menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan AKSI demi bumi yang lebih baik lagi.
Di Pontianak, serangkaian AKSI telah dilakukan sebelum perayaan puncak Earth Hour. Mulai dari kampanye di sekolah-sekolah, tempat-tempat umum, penanaman bibit pohon dan mangrove, membagikan tas belanja, bersih-bersih parit, hingga kunjungan ke media.
Koordinator Kota Earth Hour Pontianak Windy Chintia mengatakan gerakan Earth Hour di Pontianak sudah memasuki tahun keenam. Fokus utama AKSI ada di sekolah-sekolah serta isu sampah. Ini dilakukan untuk mendukung upaya #PontianakBebasSampah 2020 dari Pemerintah Kota Pontianak.
Selain itu, kata Windy, Earth Hour Pontianak juga melakukan Gerakan #SejutaAksi reuseable bag atau tas belanja yang dapat digunakan kembali. “Ini menjadi titik awal dari kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik di masyarakat sebagai salah satu solusi mengurangi sampah,” katanya di Pontianak, Jumat (24/3/2017).
Lebih jauh Windy menjelaskan bahwa Earth Hour Pontianak adalah bagian dari gerakan Earth Hour Global. Di setiap kampanye untuk aksi perubahan iklim senantiasa mengajak publik untuk menerapkan gaya hidup hijau. Misalnya, hemat energi, diet kantong plastik, hemat kertas, hemat air, serta membeli produk dari sumber daya yang dikelola secara lestari.
“Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa hal tersebut secara praktis bisa dan mudah untuk dilakukan. Untuk isu hemat energi bisa dengan mematikan lampu yang tidak digunakan atau mencabut pengisi daya telepon genggam dan peralatan elektronik lainnya saat tidak digunakan,” urai Windy.
Mahasiswa Biologi Fakultas MIPA Untan ini juga mengajak warga menggunakan tas belanja yang terbuat dari bahan kain, parasut atau bahan lainnya guna mengurangi penggunaan kantong plastik. “Jangan lupa selalu bawa botol minum agar tidak membeli air minum kemasan yang terbuat dari plastik,” pintanya.
Hal lain yang tak luput dari gerakan Earth Hour Pontianak adalah mengajak warga untuk memilih produk yang tidak berkemasan plastik lainnya. Publik bisa lebih bijak memilih produk-produk yang bersumber dari pengelolaan hutan berkelanjutan. Misalnya minyak goreng yang bersumber dari sumber-sumber yang sudah tersertifikasi RSPO atau produk-produk lainnya yang berlogo FSC.
“Paling penting untuk menjadi pemahaman bersama bahwa Earth Hour merupakan gerakan mengajak orang banyak untuk berperilaku hemat energi. Ada simbol pemadaman lampu selama satu jam setiap tahunnya, bukan pemadaman aliran listrik. Hanya memadamkan lampu serta peralatan elektronik lainnya yang tidak digunakan. Dari simbolisasi penghematan energi melalui selebrasi Earth Hour harapannya hal ini akan terus menjadi gaya hidup masyarakat di Pontianak. Bumi yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik pula,” tambah Windy.
Dukungan publik secara luas di tingkat lokal untuk menerapkan gaya hidup hijau ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengurangan emisi karbon dalam menekan laju perubahan iklim secara global.
Kalimantan Regional Leader WWF-Indonesia M. Hermayani Putera menyambut baik gerakan Earth Hour Pontianak tahun ini. Partisipasi aktif masyarakat dalam transformasi etika konsumsi dan gaya hidup yang lebih ramah dan hemat dalam menggunakan sumber daya alam guna menguatkan aspek keberlanjutan dan keadilan dalam proses pembangunan, menjadi salah satu target konservasi WWF-Indonesia yang mendukung pengurangan emisi, sejalan dengan esensi dari gerakan Earth Hour.
“Komitmen para pihak, dalam upaya penghematan energi menjadi wujud peran dan kontribusi bersama untuk menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik di bumi. Bagaimana gerakan ini dapat mejadi bagian dalam aktivitas harian kita secara terus menerus, saya kira itulah peran yang bisa kita mainkan sehingga gerakan ini menjadi besar dan berdampak luas secara positif,” tegas M. Hermayani Putera.
Dukungan serta partisipasi dari berbagai pihak setiap tahunnya semakin meningkat untuk menyukseskan pelaksanaan Earth Hour di Pontianak, termasuk menyampaikan isu penghematan energi kepada masyarakat. Dukungan itu datang dari Pemerintah Kota Pontianak, PLN Wilayah Kalbar, PDAM Provinsi, korporasi, komunitas seperti 1000 Guru Kalbar, HGC Pontianak, Gerakan Senyum Kapuas, Mapala UNTAN, SYLVA, HIMBIO, OIKOSNOMOS, LipArt, Abu Nawas, Coffternoon, Reza dan Miranda, Telkomsel, XL, Bank Kalbar, Hotel Mercure, Hotel Aston, Hotel Mahkota, Hotel Transera, Garuda Indonesia, Ayani Mega Mall, PT. Kandelia Alam dan SUN Tech Computer.
Selain dukungan teknis dari Pemkot Pontianak, sebagai dukungan non-teknis surat imbauan pun dikeluarkan dalam rangka mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk ikut serta mematikan lampu yang tidak digunakan pada Sabtu, 25 Maret 2017 pukul 20.30 – 21.30 WIB.
Menanggapi serangkaian AKSI Earth Hour Pontianak, Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan pemerintah sangat mendukung gerakan ini. “Gaya hidup hemat energi diharapkan terus dilakukan oleh masyarakat. Termasuk membawa kantong belanja kemana pun untuk mengurangi penggunaan kantong plastik harus terus digalakkan,” pintanya.