KEPEDULIAN KOMUNITAS ACEH PADA KAWASAN PESISIR
Oleh: Natalia T. Agnika dan Ciptanti Putri
Gempa berkekuatan 8,9 SR yang diikuti gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 silam di Aceh menyisakan kenangan suram yang sulit dilupakan bagi masyarakat Serambi Mekah tersebut. Tak sekadar infrastruktur sosial, alam pun mengalami kerusakan berat; salah satunya ekosistem mangrove di sepanjang pesisir Aceh. Kini, berbagai bencana alam lainnya yang menjadi dampak bawaan pasca 10 tahun tsunami, seperti abrasi, erosi, dan sedimentasi, juga rentan terjadi. Serangkaian penanganan serius perlu segera dilakukan, dengan implementasi berbagai program konservasi dan pelestarian lingkungan.
Menanti pemerintah atau pihak-pihak lain untuk bergerak tampaknya bukan solusi. Aksi nyata harus segera dikerjakan, meski berskala kecil. Itulah yang dipercaya dan dilakukan sebuah komunitas yang peduli dengan isu penyelamatan lingkungan di Aceh, Komunitas Earth Hour Aceh. Lewat kegiatan-kegiatan lokal yang sederhana namun bermakna, Komunitas ini mengajak berbagai pihak dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat sekitar dalam upaya membangun kesadaran akan konservasi dan pelestarian lingkungan hidup. Maka, sejak 2012 Komunitas Earth Hour Aceh secara konsisten melakukan kampanye di seputar isu penghematan energi, penanaman mangrove, pemberian materi edukasi lingkungan ke sekolah-sekolah, aksi bersih pantai, dan sosialisasi diet kantong plastik.
Pada Maret lalu, dalam rangka kampanye global Earth Hour, Komunitas ini menginisiasi sebuah program bertaggar #SaveMangrove yang diisi dengan aksi penanaman mangrove di kawasan-kawasan kritis. Kegiatan diikuti oleh berbagai komunitas yang ada di Kota Banda Aceh. Penanaman bibit mangrove yang dilakukan mencapai luasan 2 hektare dengan jumlah bibit mencapai 3.500 pohon. Pada 27 November 2014 lalu, Komunitas Earth Hour Aceh bahkan telah melakukan penanaman mangrove di Gampong Baro, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.
Tidak berhenti pada aksi penanaman, Komunitas Earth Hour Aceh juga memberikan edukasi mengenai teknik perawatan mangrove dan melakukan pemantauan lahan mangrove bulanan setelah aksi penanaman. Program edukasi juga merambah pada isu-isu tentang lingkungan secara umum yang terwujud dalam kegiatan roadshow ke sekolah-sekolah di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Ikatan yang terjalin antara Komunitas Earth Hour Aceh dengan pihak-pihak dan masyarakat yang memiliki kepedulian yang sama membawa kesuksesan sebuah kegiatan bersih-bersih pantai “Peugleh Pasie” di Pantai Syiah Kuala, Banda Aceh, menjelang perayaan Earth Hour 2015 silam.
Kepedulian Komunitas ini pada kawasan pesisirnya yang notabene menjadi salah satu garda alamiah utama di daerahnya patut didukung dan diapresiasi. Sudah saatnya masyarakat tersadar dan bergerak bersama-sama untuk menjaga lingkungan di sekitarnya, demi keharmonisan hidup dengan alam. Mari dukung Komunitas Earth Hour Aceh dalam upaya memperbaiki kawasan pesisirnya dengan berdonasi langsung di sini.