KALIMANTAN TENGAH SERIUS MENUJU "PROVINSI HIJAU"
SIARAN PERS, Untuk disiarkan 13 Januari 2011,09.00 WIB
Palangka  Raya, 13/01 – Provinsi  Kalimantan Tengah semakin  menunjukkan komitmennya menuju  ‘visi provinsi hijau’ dengan landasan pembangunan berkelanjutan. Tekad ini dikukuhkan lagi melalui semiloka “  Optimalisasi Peran Masyarakat Sipil dan Pemerintah Kalimantan Tengah Menuju Propinsi  Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan melalui Inisiatif  Heart of Borneo (HoB)” pada 13-14 Januari  2011 di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Jln. RTA. Milono No. 1 Palangka  Raya.
Gubernur  Provinsi Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, SH menyatakan, “Salah satu landasan   dideklarasikannya Provinsi Kalteng sebagai Provinsi Hijau adalah kebutuhan untuk keluar dari pola pembangunan  konvensional dan menemukan pola pembangunan  berkelanjutan, yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dan berpihak  pada kebutuhan masyarakat miskin.  Pemerintah  Kalteng menyadari perlunya sedini mungkin menghindari  dampak negatif dari pembangunan yang  mengakibatkan  ketimpangan pendapatan, kesenjangan kehidupan  sosial, dan  kerusakan lingkungan.""
Hal ini dipertegas oleh Kepala Bappeda Provinsi, Sahrin  Daulay, M.Sc, “Propinsi Hijau, pada  aspek-aspek kunci dari pembangunan ekonomi, dan keberlanjutan sosial dan  lingkungan ditujukan untuk menginformasikan proses politik pengambilan  keputusan untuk menetapkan target prioritas sosial-ekonomi di daerah tersebut,  dan mendukung pengembangan kebijakan dan kondisi untuk masa depan yang lebih  adil dan berkelanjutan”. 
Kelompok Kerja HoB  Propinsi Kalimantan Tengah, WWF Indonesia, Kemitraan, Aliansi Masyarakat  Adat Kalteng,  CARE,  Mitra LH, POKER SHK, KFCP, ELPAM, dan JARI  Kalteng akan mendukung penyelenggaraan acara tersebut dan berpartisipasi dalam  diskusi ahli. “Kami mengupayakan rekomendasi  hasil diskusi ini  dapat menjadi masukan  untuk menyempurnakan RPJMD dan akan diteruskan kepada pengambil keputusan.  Selanjutnya secara bersama sama kami mengawal berjalannya realisasi yang sesuai  dari rekomendasi-rekomendasi tersebut terlaksana di tingkat kebijakan lokal,  peraturan, program, dan semua inisiatif yg berjalan di Kalteng”, tutur Rosenda Ch. Kasih, Site  Coordinator WWF-Indonesia program Kalimantan Tengah.
“Informasi  dan konsultasi yang lebih terbuka, dan diskusi pakar seputar isu-isu kunci dan  strategis (contohnya: ekonomi hijau; pembangunan berkelanjutan, pembangunan  ekonomi pro-miskin dan pro-lingkungan, dll), akan menyatakan lebih tegas  dukungan dan keterlibatan aktif organisasi/institusi lokal, LSM, akademisi,  media, kelompok masyarakat dan lain-lain dalam mendukung konservasi dan  pembangunan berkelanjutan,"" kata Cristina Eghenter,  Social Development Senior Adviser WWF-Indonesia.. 
""Pengalaman membuktikan bahwa ketika orang-orang  diberitahu tentang pilihan dan konsekuensi nyata, dan ketika mereka merasa  bahwa suara mereka berarti, maka mereka akan berkontribusi dan terlibat aktif  dalam pembuatan keputusan-keputusan nyata tersebut,"" tambahnya.
“Memulai  sebuah model pembelajaran untuk menghasilkan informasi yang komprehensif dan  menciptakan pemahaman yang kolektif dan nyata untuk mewujudkan visi provinsi  Kalimantan Tengah Propinsi Hijau, menfokuskan pada aspek-aspek kunci dari  pembangunan ekonomi, kesejahteraan sosio-ekonomi dan keberlanjutan lingkungan  hidup dan sumber daya alam. Hasil diskusi ditujukan untuk  menginformasikan proses politik pengambilan keputusan untuk menetapkan target  prioritas sosial-ekonomi di daerah tersebut, dan mendukung pengembangan  kebijakan dan kondisi untuk masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,"" pungkas Cristina.
Kegiatan ini adalah yang kedua kali dari serangkaian  pertemuan dan diskusi tematik serupa yang akan diadakan pada 10 kabupaten di tiga provinsi kawasan HoB. Rangkaian acara ini diharapkan dapat membantu membangun  koalisi masyarakat sipil yang lebih kuat dengan melibatkan organisasi  masyarakat, LSM, universitas lokal, asosiasi profesi, kelompok masyarakat, dan  elemen lain dari masyarakat sipil yang terlibat dalam mendukung tujuan  pembangunan berkelanjutan yang dideklarasikan dalam inisiatif HoB.
 
Melalui semiloka ini diharapkan adanya masukan untuk DPRD dan Pemerintah provinsi dan kabupaten tentang  pembangunan yang berkelanjutan di HoB dan pola ekonomi hijau (green economy)  yang pro-poor dan pro-pengelolaan SDA  yang lestari, adanya partisipasi dan peran yang lebih kuat  bagi masyarakat sipil dalam ikut mengambil keputusan dan mendorong pola  kebijakan pembangunan daerah yang berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi dan pencapaian MDGs khususnya ketahanan pangan, adanya rekomendasi tentang prioritas ekonomi pro-green dan pro-poor sebagai masukan untuk RPJM propinsi Kalimantan Tengah serta adanya alternatif yang didapat untuk peluang investasi hijau dan mekanisme  pengembangan yang lestari.
==== habis  ====
Untuk  informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Dr. Andi Novianto,  Ketua Kelompok Kerja Nasional Heart of Borneo Indonesia,
novianto@ekon.go.id
Sahrin Daulay, M.Sc, Kepala Bappeda Provinsi  Kalimantan Tengah,
 
Catatan  untuk Redaksi:
Tentang Heart of Borneo
Heart of Borneo adalah sebuah inisiatif  pemerintah tiga negara Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia yang didukung  oleh banyak pihak, dirancang sebagai program pemanfaatan berkelanjutan dan  konservasi yang bertujuan mempertahankan keberlanjutan manfaat salah satu hutan  terbaik yang masih tersisa di Borneo bagi kesejahteraan generasi sekarang dan  mendatang. Cakupan wilayah kerja Heart of Borneo membentang pada rangkaian  dataran tinggi Borneo yang terhubung secara langsung dengan dataran rendah di  bawahnya.
Di Indonesia  kawasan Heart of Borneo mencakup 3 provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan  Tengah dan Kalimantan Timur. Ada 10 kabupaten yang termasuk dalam kawasan  Jantung Kalimantan yaitu Kab. Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu di  Kalimantan Barat; Kab. Katingan, Gunung Mas, Barito Utara dan Murung Raya di  Kalimantan Tengah; Kab. Malinau, Nunukan dan Kutai Barat di Kalimantan Timur.
Lima Kelompok Kerja (Pokja) telah dibentuk yaitu Pokja Nasional (lintas  sektor), Pokja Kehutanan (di Departemen Kehutanan) dan 3 Pokja Provinsi (di  Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur). Kelompok Kerja ini  bertanggung jawab memfasilitasi penyusunan Rencana Aksi Nasional yang merupakan  mandat dari Deklarasi HoB. Rencana aksi ini bersinergi dengan Rencana Strategis tiga negara  dan rencana aksi masing-masing provinsi serta aspirasi daerah.
Tentang  WWF
WWF adalah  organisasi konservasi global yang mandiri dan didirikan pada tahun 1961 di  Swiss, dengan hampir 5 juta supporter dan memiliki jaringan yang aktif di lebih  dari 100 negara dan di Indonesia bergiat di lebih dari 25 wilayah kerja  lapangan dan 17 provinsi. Misi WWF-Indonesia adalah menyelamatkan  keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak ekologis aktivitas manusia melalui:  Mempromosikan etika konservasi yang kuat, kesadartahuan dan upaya-upaya  konservasi di kalangan masyarakat Indonesia; Memfasilitasi upaya multi-pihak  untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan proses-proses ekologis pada skala  ekoregion; Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang  mendukung konservasi, dan; Menggalakkan konservasi untuk kesejahteraan manusia,  melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Selebihnya tentang  WWF-Indonesia, silakan kunjungi website utama organisasi ini di http://www.panda.org/;  situs lokal di http://www.wwf.or.id/ dan situs keanggotaan WWF-Indonesia di http://www.supporterwwf.org/.
WWF-Indonesia dan Heart of Borneo: http://www.wwf.or.id/heartofborneo atau http://www.wwf.or.id/jantungkalimantan
 
       
 
 
 
