INDONESIA MENJADI TUAN RUMAH PERTEMUAN INTERNASIONAL DI KAWASAN SEGITIGA KARANG
Lebih dari 300 orang pelaku usaha, perwakilan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dari 17 negara akan berkumpul di Nusa Dua Bali, Indonesia pada 27-29 Agustus 2015 untuk mendiskusikan perihal kebijakan, strategi dan inovasi di bidang pariwisata bahari dan mempromosikan konsep bisnis yang berkelanjutan di kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle) – pusat keragaman hayati laut di dunia.
Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) Regional Business Forum ke 4 yang dilaksanakan tahun ini akan mengangkat tema “Menata Masa Depan Kawasan Coral Triangle sebagai Destinasi Pariwisata Bahari Dunia”.
Kawasan Segitiga Karang merupakan pusat keragama hayati laut di dunia. Lebih dari 2.000 jenis ikan karang dan 600 spesies karang hidup di wilayah ini. Kawasan Segitiga karang meliputi Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste.
Forum yang akan berlangsung selama tiga hari ini diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pariwisata berkoordinasi dengan Sekretariat Regional CTI-CFF dan para partners. Dalam kegiatan ini terdapat tiga acara utama, yaitu Sustainable Marine Tourism Conference, the Coral Triangle Marine Tourism Investment Forum and B2B Meetings, and the Coral Triangle Marine Tourism Expo.
“Sejak Coral Triangle Initiative diresmikan di tahun 2009, Indonesia telah berperan aktif dalam menginisiasi berbagai kerjasama antar negara dalam upaya menjaga kekayaan laut di kawasan Segitiga Karang. Kami sangat bangga dapat menyelenggarakan Forum ini dan mengajak para pemimpin dan rekan-rekan penggiat pariwisata untuk mewujudkan agenda pariwisata bahari yang keberlanjutan di kawasan Segitiga Karang”, kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Maritim Safri Burhanuddin. “Forum ini juga mendukung visi pemerintah Indonesia untuk menjadi Poros Maritim Dunia”, tambahnya.
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr. Sudirman Saad, SH, M. Hum mengatakan, “Acara ini akan membuka sejumlah kesempatan bisnis dan meningkatkan investasi dari sektor swasta. Pengelolaan bisnis secara bertanggung jawab sangat penting bagi kelestarian kawasan perairan segitiga terumbu karang dunia untuk jangka panjang, di mana jutaan manusia yang bergantung pada kesehatan laut sebagai sumber penghidupannya.”
Akan hadir dalam Forum ini yaitu John Pundari, Menteri Lingkungan dan Konservasi Papua Nugini dan Ketua Dewan Menteri CTI-CFF; Dato’ Seri Mohamed Nazri Abdul Aziz, Menteri Pariwisata dan Budaya Malaysia; Bartholomew Parapolo dan Menteri Budaya dan Pariwisata Kepulauan Solomon. Pejabat pemerintah dari Filipina dan Timor-Leste juga turut hadir, serta Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert Blake akan memberikan paparannya pada Forum di hari kedua.
Beberapa pimpinan perusahaan seperti Francis Welirang, Direktur PT. Indofood Sukses Makmur dan Pendiri Asosiasi Filantrofis Indonesia dan Capt. Novianto Herupratomo, Executive Vice President Garuda Indonesia, Ismail Ning, Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (GAHAWISRI) adalah di antara beberapa nama yang akan memberikan paparannya dalam Forum ini di samping beberapa pembicara internasional lainnya seperti Luigi Cabrini, Ketua Dewan Pariwisata Berkelanjutan Dunia dan Penasehat UNWTO.
“Kawasan Segitiga Karang memiliki sumber daya laut yang luar biasa. Di antaranya termasuk atraksi-atraksi unik yang harus kita jaga bersama untuk generasi mendatang. Pendekatan nilai sosial, ekonomi dan keberlanjutan lingkungan sangat baik untuk diterapkan karena tidak hanya memberikan manfaat bagi komunitas lokal dan upaya konservasi namun juga membuka kesempatan pemasaran lokasi-lokasi wisata di kawasan ini seiring meningkatnya minat turis untuk berlibur di kawasan wisata yang ramah lingkungan,” kata Cabrini.
CTI-CFF Regional Business Forum ke 4 bertujuan untuk memberikan ruang bagi pengembangan inovasi dan kolaborasi serta untuk mendiskusikan solusi dan berbagi best practices terkait tata laksana bisnis pariwisata yang bertanggung jawab. Kegiatan ini juga menjadi wahana untuk memperkenalkan secara lebih luas Segitiga Karang sebagai sebuah produk kawasan destinasi wisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Kekayaan laut di kawasan Segitiga Karang menarik perhatian turis dari berbagai belahan dunia. Sayangnya, keberadaan ekosistem laut akhir-akhir ini ada pada kondisi yang mengkhawatirkan. Pariwisata memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung pada terumbu karang. Kegiatan Snorkeling dan menyelam dapat berakibat pada kerusakan fisik terumbu karang. Sedangkan, penangkapan ikan dan kebiasaan turis mengkoleksi karang dan biota laut sebagai buah tangan dapat mengakibatkan eksploitasi berlebihan yang mengancam keberlangsungan sumber daya bahari. Sedangkan, dampak secara tidak langsung yang berpotensi merusak ekosistem laut antara lain adalah pembangunan infrastruktur pariwisata.
“Kegiatan ini merupakan kesempatan yang sangat baik karena akan mempertemukan seluruh pemangku kepentingan termasuk dari sektor swasta, komunitas, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Forum ini memberikan ruang untuk menegaskan komitmen mereka terhadap praktik pariwisata bahari yang berkelanjutan”, kata Widi A. Pratikto Ph.D, Direktur Eksekutif Sekretariat Regional CTI-CFF. “Regional Business Forum juga menjadi ajang bagi negara-negara anggota Segitiga Karang untuk memasarkan lokasi wisata mereka sebagai tujuan wisata dunia”, tambahnya.
Data dari World Travel and Tourism Council menunjukkan bahawa industri perjalanan dan pariwisata di enam negara kawasan Segitiga Karang telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Di tahun 2014, industri ini berkontribusi sebesar 58 Milyar USD terhadap GDP di enam negara serta telah menyediakan lapangan kerja kepada lebih dari 5 juta orang. Diperkirakan sekitar 3 Milyar USD pendapatan pariwisata bahari di kawasan Segitiga Karang didapat dari pertukaran mata uang di area tersebut.
“Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati lautnya dan memiliki area terluas di kawasan Segitiga Karang. Untuk itu, upaya penyelamatan ‘hutan bawah laut’ ini sangatlah penting. Pihak swasta harus memahami bahwa bisnis pariwisata tidak akan berlangsung tanpa adanya upaya untuk menjamin keberlanjutannya. Di mana pemerintah membutuhkan dukungan, pihak swasta perlu mengulurkan bantuan dan bekerja bersama dalam menjaga area lautnya”, kata Ismail Ning, Ketua GAHAWISRI dan Presiden Direktur Pacto Ltd.
Forum ini sangat penting bagi Indonesia sehubungan dengan rencana pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang mencakup 8 area pada tahun 2014 menjadi 25 area di tahun 2019. Data kunjungan di destinasi pariwisata bahari unggulan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam 3 tahun belakangan ini.
Di Taman Nasional Komodo jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) meningkat sebesar 9,42% dari tahun 2011 hingga tahun 2013 (41.833/2011 menjadi 45.776/2013); Raja Ampat di Papua Barat meningkat sebesar 56,48% di tahun 2012 dibandingkan tahun 2010 (3.858/2010 menjadi 6.037/2012). Demikian pula dengan Wakatobi yang meningkat sebesar 45,77% di tahun 2013 (2.274/2011 menjadi 3.315/2013); sedangkan Sabang di Sumatera Utara meningkat sebesar 17,5% di tahun 2013 dibanding tahun 2010 (3.932/2010 menjadi 4.622/ 2013).
“Forum ini mewujudkan visi bahwa pengelolaan sektor bisnis pariwisata bahari secara berkelanjutan akan memberikan dampak yang besar pada upaya pelestarian keanekaragaman hayati laut di kawasan Segitiga Karang serta membantu penghidupan 120 juta orang yang menggantungkan hidupnya dari ekosistem laut. Kita bisa menjaga dan melestarikan sumber daya yang unik ini dengan baik dengan melibatkan berbagai lapisan pemangku kepentingan termasuk dari sektor swasta, pejabat pemerintah lokal, dan para pemimpin perempuan yang ada di kawasan Segitiga Karang”, kata Direktur Eksekutif Coral Triangle Center, Rili Djohani, salah satu penyelenggara.
Bersamaan dengan Forum ini, akan dilaksanakan juga berbagai kegiatan tambahan termasuk Local Government Network dan Women Leaders Forum. CTI Regional Business Forum ke-4 diorganisir secara bersama oleh Sekretariat Regional CTI-CFF dengan dukungan USAID, US Department of Interior, Coral Triangle Center, NOAA, serta Worldwide Fund for Nature (WWF), The Nature Conservancy, Conservation International, Tone, XL Axiata, dan BNI.