INDIVIDU, KORPORASI, DAN KOMUNITAS DUKUNG EARTH HOUR INDONESIA 2015
Oleh: Ciptanti Putri dan Natalia T. Agnika
Earth Hour memang sudah menjadi gerakan yang didukung oleh banyak pihak. Mulai dari individu dengan berbagai latar belakang usia dan profesi, korporasi, hingga komunitas memberikan kontribusi sebagai dukungan terhadap gerakan peduli energi tersebut. Hal itu terlihat lewat kehadiran 7 siswa kelas 3 hingga 4 SD Tunas Muda Kedoya, Jakarta Barat, dalam konferensi pers Earth Hour Indonesia 2015 yang berlangsung Kamis (26/03) di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Dalam sambutan pembuka, Nyoman Iswarayoga, Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia, menyebutkan bahwa kehadiran 7 siswa SD Tunas Muda tersebut guna menyampaikan janji (pledge) dan pesan kepedulian kepada lingkungan hidup. “Earth Hour Indonesia memasuki penyelenggaraan yang ketujuh. Bekerja sama dengan Komunitas IndoRunners dan Komunitas Kota Earth Hour Indonesia, kami melakukan kegiatan penggalangan dana bertajuk ‘7 Regions, 7 K, 7 Causes’. Dalam kegiatan yang berlangsung pukul 20.30-21.30 waktu setempat tersebut para pelari IndoRunners akan berlari di setidaknya 7 wilayah di Indonesia dengan jarak tempuh 7 kilometer, dan menyuarakan 7 program konservasi agar didukung pembiayaannya oleh masyarakat luas.” Nyoman menyatakan bahwa keberhasilan gerakan Earth Hour di Indonesia merupakan buah dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk awak media yang selalu mendukung dengan menyebarkan informasi kepada khalayak luas.
Para siswa SD Tunas Muda Kedoya yang datang sejak pagi tersebut kemudian didaulat maju ke hadapan para hadirin konferensi pers untuk mengucapkan janji dan pesan kepedulian lingkungan. Ada yang berjanji untuk tidak membuang sampah sembarangan, ada pula yang menitipkan pesan agar laut dijaga dari pencemaran dan kerusakan. Tak sekadar janji dan pesan, mereka sudah melakukan aksi nyata di sekolah, yakni mendaur ulang barang-barang bekas menjadi barang yang berguna. Barang-barang tersebut lantas mereka jual dan hasilnya disumbangkan untuk kegiatan konservasi alam.
Rebecca Leppard, Direktur Hubungan Masyarakat Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, dalam kesempatan itu juga berbagi informasi mengenai program-program yang telah berhasil meminimalisir konsumsi energi dan jejak karbon di Hotel Indonesia Kempinski. Salah satunya adalah pengaturan alokasi kamar tamu sedemikian rupa sehingga jika okupansi tak mencapai 100%, pihak hotal dapat menutup satu lantai yang seluruhnya kosong, memadamkan listrik, chiller, dan boiller di lantai tersebut. “Kami telah menurunkan konsumsi listrik sebesar 1 juta kwh sepanjang tahun 2014 dibandingkan 2013,” tuturnya. Rebecca menyatakan pula dukungan pihaknya kepada gerakan Earth Hour dan berharap Hotel Indonesia Kempinski dapat kembali menjadi venue konferensi pers di tahun-tahun mendatang.
Keberhasilan Earth Hour Indonesia hingga kali ke-7 ini juga tak lepas dari kerja keras dan upaya komunitas penggiat Earth Hour di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa perwakilan Earth Hour kota yang hadir dalam kegiatan berbagi cerita dan program-program yang sudah mereka lakukan. Sebut saja Komunitas Earth Hour Bekasi yang tahun ini memiliki dua program baru, yaitu Goes to School yang berfokus ke anak SD & SMP, serta pembuatan 1.000 lubang biopori mengingat ketersediaan air bersih merupakan masalah yang perlu diperhatikan di Bekasi. Ada pula Komunitas Earth Hour Depok yang secara reguler mengadakan kelas lingkungan sebagai upaya edukasi.
Cara lain untuk menjadi bagian dari Earth Hour Indonesia 2015 adalah mendukung dan menjadikan #BeliYangBaik sebagai bagian dari gerakan perubahan gaya hidup. Model cantik Sophia Latjuba Muller, Davina, dan musisi Nugie ikut mendukung gerakan aksi memelihara bumi dengan bijak dan melakukan perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Davina menuturkan bahwa masyarakat perlu mengetahui barang konsumsi yang digunakan agar dampak buruk bagi lingkungannya dapat diminimalisir. Setiap orang diharapkannya melakukan tindakan mengenal, mencari tahu, serta memahami latar belakang produk sebelum menggunakannya.
Tahun ini, Earth Hour Global mengangkat tema “Use #YourPower to Change Climate Change”. Di Indonesia, perayaan Earth Hour 2015 merupakan perayaan yang ke-7. Melalui pesan #IniAksiku, kegiatan berfokus pada 7 isu konservasi, yaitu laut dan pesisir, deforestasi, keanekaragaman hayati, sampah, sungai dan air, transportasi dan energi. Pesan tersebut terwujud dalam tema lokal “Hijaukan Hutan, Birukan Laut.” Tercata 30 Kota di Indonesia telah berkomitmen mendukung Earth Hour Indonesia. Puncak gerakan akan dilakukan di seluruh penjuru Nusantara pada 28 Maret 2015 dengan aksi Switch-Off pada pukul 20.30-21.30 waktu setempat.