HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL: KETIKA PEDULI DIBUKTIKAN MELALUI AKSI
Oleh: Natalia Trita Agnika
Ketika melewati ruas jalan yang terdapat Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS), banyak orang terlihat menutup hidungnya. Mereka terganggu dengan aroma tak sedap yang menyeruak dari timbulan sampah, seolah-olah hal tersebut harus segera dihindari. Namun tak banyak yang menyadari bahwa dari timbulan tersebut mungkin ada sampah-sampah yang berasal dari rumah mereka. Atau dengan kata lain, timbulan tersebut muncul karena kontribusi sampah dari masing-masing orang.
Kondisi yang lebih memprihatinkan muncul bila ada orang yang memiliki perilaku negatif, membuang sampah sembarangan. Aneka macam sampah terlihat menyumbat got, terapung bebas mengikuti aliran sungai, terhempas di bibir pantai, atau bahkan terlihat menjerat tubuh satwa di laut lepas. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Tuti Hendrawati Mintarsih, menyebut total jumlah sampah Indonesia pada 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada (sumber: cnnindonesia).
Hari ini melalui peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), kita diingatkan kembali untuk peduli terhadap permasalahan sampah. Bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat, dan rendahnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar membuat permasalahan sampah makin pelik. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan meminimalisir sampah. Memilah sampah secara mandiri merupakan salah satu cara untuk mengurangi timbulan sampah di TPS. Apabila masing-masing rumah tangga telah melakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik, serta memanfaatkan dan mengelola sampah organiknya sendiri, maka timbulan sampah akan dapat dikurangi.
Kepedulian terhadap permasalahan sampah rupanya menjadi salah satu alasan bagi Kelompok Perempuan Karya Basamo untuk mendaur ulang sampah plastik. Kelompok yang beranggotakan ibu-ibu di sekitar Sungai Subayang, Rimbang Baling, Riau ini membuat kerajinan dari sampah plastik, seperti dompet, tas belanja, keranjang, bros jilbab, dll.
Kelompok Perempuan Karya Basamo dibentuk sejak 13 Agustus 2016 silam, diawali dari kegiatan yang dilakukan oleh River Ambassador pada peringatan Hari Sungai Sedunia yang diisi dengan melakukan aksi bersih sampah di air terjun Desa Tanjung Belit. Melihat banyaknya sampah yang berserakan di daerah tujuan wisata tersebut dan sampah yang dikumpulkan pun cukup banyak, WWF-Indonesia Program Riau, Freshwater Program, menawarkan kepada masyarakat sekitar untuk mengelola sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat secara ekonomi.
WWF dan River Ambassador memberikan sosialisasi kepada ibu-ibu anggota PKK tentang potensi ekonomi dari sampah plastik serta ancaman ekologi yang dapat ditimbulkan bila sampah-sampah tersebut tidak dikelola dan jumlahnya bertambah banyak. Mereka yang peduli dan memiliki minat serius kemudian mengikuti pelatihan membuat kerajinan dari sampah plastik di Pekanbaru, Riau. Enam orang perwakilan yang mengikuti pelatihan tersebut kemudian kembali ke Desa Tanjung Belit dan berkomitmen untuk membuat kelompok daur ulang sampah plastik Desa Tanjung Belit yang diberi nama “Karya Basamo”.
Selain mendaur ulang sampah plastik, mereka juga mengelola bank sampah. Masyarakat sekitar yang menjadi nasabah bank dapat mengumpulkan atau menabung sampah plastik di bank sampah ini.
Keberadaan Kelompok Perempuan Karya Basamo merupakan salah satu bentuk dari rasa peduli yang diwujudkan melalui aksi. Kegiatan mereka berkontribusi untuk mengurangi dan memanfaatkan kembali sampah plastik yang ada di Desa Tanjung Belit dan objek wisata Air Terjun Batu Dinding.
Komunitas seperti Kelompok Perempuan Karya Basamo ini juga bermunculan di berbagai daerah, memberi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya. Momentum Hari Peduli Sampah Nasional dapat menjadi pelecut bagi kita untuk makin peduli dan bertanggung jawab akan permasalahan sampah. Apabila kita tidak dapat berkontribusi mengatasi timbulan sampah, setidaknya kurangilah penggunaan barang-barang yang akan berpotensi menambah jumlah sampah.