FOTOGRAFI UNTUK KONSERVASI - PANDA CLICK! DI BATU AMPAR HASILKAN 23.000 FOTO
“Ihhh ini ada kancil neh! Kenapa tuh die”, celoteh salah seorang anak saat ikut dalam pameran foto Panda CLICK! pada Selasa, 12 April 2016 yang lalu di Padang Tikar, Kec. Batu Ampar, Kabupaten Kubu, Kalimantan Barat. Siang itu lapangan futsal di Padang Tikar ramai dipenuhi warga yang berbondong-bondong datang menyaksikan pameran Foto Panda CLICK!, yang menampilkan 50 foto pilihan, dari sekitar 23.000 foto yang berasal dari masyarakat.
Panda CLICK! (Communication Learning towards Innovative Change and Knowledge) adalah program penguatan masyarakat melalui karya fotografi, inisiatif WWF Indonesia Program Kalimantan Barat sejak tahun 2006. Program ini diselenggarakan sebagai assessment tool pendampingan di wilayah-wilayah kerja mereka. Dengan memotret, masyarakat dapat memahami dan mengenal lingkungan dan kehidupan sekitarnya.
Kecamatan Batu Ampar terpilih untuk program Panda CLICK! karena menjadi habitat bagi satwa dilindungi yaitu Bekantan (Nasalis Lavartus) dan Pesut (Irawaddy Dolphin). Program telah dilaksanakan selama satu tahun, sejak Mei 2014. Respon positif datang dari pemerintah dan masyarakat setempat. Dari 15 desa di kecamatan ini, dipilih 5 desa dimana berdasarkan hasil survei desa-desa tersebut merupakan kawasan terbesar untuk habitat pesut.
“Tujuan program ini ingin memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk menjadi pewarta terkait kehidupan dan lingkungan mereka. Dengan begitu masyarakat menyadari bahwa kehadiran program ini menjadi sangat penting, untuk menyuarakan nilai-nilai dalam kehidupan mereka kepada publik,” kata Jimmy Syahirsyah, Koordinator Program Panda CLICK! WWF Indonesia.
Dalam perjalanan setahun program ini terpilih 31 fotografer yang terdiri dari masyarakat yang mewakili berbagai profesi, tingkat umur dan hender agar seluruh aspek kehidupan dapat terekam dengan baik. Seorang nelayan menceritakan kisahnya lewat sebuah foto saat sedang memilah ikan di pukat. Seorang anak terpotret sedang belajar dengan menggunakan lampu tempel pada kepalanya. “Foto-foto ini bisa dijadikan alat perekam budaya masyarakat sekitar dan informasi untuk khalayak luas. Kami berharap melalui foto-foto ini, desa kami diperhatikan dengan segala potensi yang ada dan bagi yang kurang perlu ditambah agar kesejahteraan masyarakat pun meningkat”, ungkap Jono salah satu fotografer dari Kecamatan Batu Ampar.
Albertus Tjiu, Program Manager WWF Kalimantan Barat mengatakan bahwa masing-masing foto yang ada itu tidak hanya menggambarkan nilai aspek kehidupan dan budaya, namun juga menampilkan kearifan lokal masyarakat dalam konservasi yang ada di kawasan ini. “Masyarakat jadi lebih jelas melihat dan kemudian menggambarkan potensi konservasi dalam kehidupan mereka sendiri. Kedepannya mereka diharapkan lebih sadar untuk menjaga dan melestarikan kawasan ini”, tambah Albert.
Dukungan dan apresiasi juga datang dari Camat Batu Ampar, Supriady. “Pemerintah Kota dan desa serta masyarakat sangat mengapresiasi program ini, yang memberikan inspirasi dan pengetahuan masyarakat terkait potensi yang ada di kawasan ini. Hal ini memicu semangat kami untuk semakin gencar untuk melestarikan lingkungan kawasan ini,” jelas Supriady.