“EKSPEDISI CULA BAJA” DIPUTAR DI BUMI PANDA
Oleh: Sani Firmansyah
Sebuah film dokumenter tentang kondisi Badak Jawa di Ujung Kulon diputar pertama kali di Bumi Panda Bandung, pada Sabtu (15/11) lalu. Film karya David Herman yang diberi judul “Ekspedisi Cula Baja” ini memakai pendekatan visual yang berbeda dan diklaim mampu memberi pemahaman kepada masyarakat lokal dan masyarakat perkotaan akan pentingnya keberadaan Badak Jawa di Indonesia.
Setelah pemutaran film, dilakukan sebuah diskusi mengenai kondisi Badak Jawa, dengan narasumber Chairul Saleh, Conservation Science for Flagship Species Coordinator WWF-Indonesia. Sejumlah mahasiswa dari Universitas Padjadjaran Bandung tampak berpartisipasi aktif dalam diskusi. Dalam paparannya, Chairul menyampaikan fakta bahwa saat ini jumlah Badak Jawa bercula satu hanya tersisa sekitar 50 individu di Ujung Kulon, dengan angka maksimum pertumbuhan populasi 1% per tahun. “Angka pertumbuhan populasi Badak Jawa tersebut termasuk stabil, terlebih spesies ini dilindungi oleh UU No. 5/1990 dan UU No. 41/1999 sehingga perburuan Badak Jawa nyaris sudah tidak ada.” Chairul melanjutkan bahwa ancaman yang dapat menurunkan populasi Badak Jawa justru datang dari wabah penyakit Antrax dan potensi letusan anak Gunung Krakatau. Penyakit Antrax merupakan imbas berkembangnya populasi kerbau di kawasan Ujung Kulon, akibat punahnya Harimau Jawa. “WWF-Indonesia bekerja sama dengan Taman Nasional Ujung Kulon berupaya untuk menjaga populasi Badak Jawa dengan memonitoring perkembangan Badak Jawa melalui Camera Trap (kamera jebak). Kami juga sedang mencarikan second habitat jika kelak anak Gunung Krakatau meletus. Badak Jawa harus tetap ada di habitatnya karena kepunahan satwa kharismatik ini akan berpengaruh kepada keseimbangan alam,” pungkas Chairul.
Bona, salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, mengomentari paparan yang disampaikan Chairul Saleh. “Apa yang kita lakukan saat ini jelas akan berdampak pada keseimbangan ekosistem. Jika kita kehilangan satu jenis spesies, mungkin tidak terasa dalam keseharian. Namun jika sudah banyak yang hilang, maka akan terasa dampaknya. Anomali cuaca yang terjadi akhir-akhir ini dapat menjadi salah satu contoh terganggunya ekosistem.” Ia juga sangat mengapresiasi penciptaan film dokumenter “Ekspedisi Cula Baja” yang dinilainya membuka wawasan dan berharap film ini akan mampu mengemban misinya di masyarakat.