BUMI PANDA GELAR DISKUSI TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
Oleh: Sani Firmansyah dan Natalia Trita Agnika
Sampah telah menjadi permasalahan yang serius bagi lingkungan dan harus mendapat perhatian lebih. Demikian pula dengan permasalahan sampah yang terjadi di Kota Bandung. Menyikapi hal tersebut, Bumi Panda bersama sejumlah mahasiswa dan komunitas di Kota Bandung mengadakan diskusi mengenai permasalah sampah pada Sabtu (16/8) silam di Bumi Panda. Diskusi diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan pemahaman dari seluruh peserta kegiatan terhadap pengelolaan sampah sehingga masalah sampah di Kota Bandung dapat ditangani dengan tepat.
Yuyun Ismawati, peraih “Global Environment Prize 2009"", tampil sebagai narasumber diskusi. Isu utama yang diangkat dalam diskusi mengenai permasalahan sampah tersebut adalah tentang pembuatan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang sudah diwacanakan sejak 2007 namun belum terwujud karena dampak negatif yang dihasilkannya. “Berdasarkan data energi yang dihasilkan dari sampah, cakupannya hanya memenuhi 1% bauran energi di Indonesia. Tidak sesuai dengan dampak berbahaya yang didapat bagi manusia dan lingkungan, yaitu senyawa dioksin hasil pembakaran sampah menjadi energi,” ujar Yuyun. Aktivis lingkungan ini juga menambahkan bahwa selain mencemari udara, senyawa dioksin juga dapat mencemari tanah sehingga rantai makanan akan terkontaminasi dan mengganggu kesehatan masyarakat.
Diskusi hari itu menyimpulkan bahwa PLTSa bukanlah solusi bagi masalah sampah, khususnya di Kota Bandung. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari masalah ini. Salah satunya dengan melakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk sampah anorganik. Sedangkan untuk sampah organik, dapat melalui proses dekomposisasi yang menghasilkan pupuk untuk tanaman.
Selain berdiskusi mengenai sampah, para peserta juga diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan menjadi konsumen yang kritis dan bijak. “Saat ini WWF-Indonesia sedang menjalankan kampanye #BeliYangBaik. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk membeli produk yang telah bersertifikasi ramah lingkungan. Produk yang bersertifikasi ini adalah produk yang bertanggung jawab dan diproduksi sesuai dengan aturan,” terang Sani Firmansyah dari Bumi Panda. Dengan mengetahui asal-usul produk yang kita beli, kita ikut bertanggung jawab atas dampaknya bagi lingkungan hidup.
Bumi Panda secara berkala menggelar kegiatan-kegiatan bertema edukasi lingkungan. Berbagai komunitas dan institusi di wilayah Bandung dan sekitarnya telah bermitra menjalankan serangkaian acara di Rumah Informasi Lingkungan Hidup milik WWF-Indonesia tersebut. Di luar itu, masyarakat dapat mengunjungi Bumi Panda dan belajar mengenai kekayaan hayati di Indonesia lewat sejumlah ruang khusus dan memorabilia yang terdapat di sana. Bumi Panda beralamat di Jln. Geusan Ulun No. 3 Dago, Bandung, beroperasi setiap Selasa-Kamis (hari kerja) pukul 12.00-17.00 WIB, Jumat (hari kerja) pukul 13.00-17.00 WIB, dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-15.00 WIB. Kunjungan kelompok atau di luar jadwal reguler dapat dilakukan dengan melakukan penjadwalan awal. Tidak dipungut biaya untuk menggunakan seluruh fasilitas yang ada.