EKOWISATA DI JANTUNG BORNEO: DATANG DAN KUNJUNGI DANAU SENTARUM, SALAH SATU CAGAR BIOSFER UNESCO
13 Agustus 2018, Jakarta. Hari ini, di Ruang Balaiurung, kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Ibu Esthy Reko Astuti, Staff Ahli Menteri Bidang Multikultural dan Ketua Calendar of Events, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, meluncurkan Festival Danau Sentarum sebagai bagian dari “100 Wonderful Events Indonesia”. Tema festival tahun ini yakni “Memacu Ekowisata Lintas Batas di Jantung Borneo” bertujuan untuk mendorong ekowisata, sebagai lokomotif untuk mempromosikan kearifan lokal dan budaya, konservasi alam serta merupakan upaya mendukung peningkatan mata pencaharian lokal di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Bupati Kapuas Hulu, A.M. Nasir, S.H dalam sambutannya menyatakan bahwa akan diadakan berbagai kegiatan agar pengunjung tertarik datang ke festival, seperti, Parade Perahu Tradisional, Danau Sentarum Cruise, Festival Minum Madu dan Bersepeda di Jantung Borneo II. “Kami memastikan dengan datang ke festival ini, para wisatawan tidak hanya akan mendapatkan pengalaman wisata baru, namun juga akan mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan masyarakat lokal di Kapuas Hulu berinteraksi dan menjaga hutan mereka, termasuk melestarikan flora dan fauna yang ada,” tambahnya.
Danau Sentarum, seluas 127.393,4 hektar, telah ditetapkan sebagai Taman Nasional pada 4 Februari 1999, dan juga telah ditetapkan sebagai Situs Ramsar pada tahun 1994. Selain memiliki ekosistem hutan hujan tropis, kawasan ini juga memiliki ekosistem lahan basah danau dan hutan rawa air tawar; merupakan rumah bagi 675 jenis flora yang terdiri dari 97 famili, dimana 13 diantaranya langka dan endemik di Borneo. Kawasan ini juga merupakan rumah bagi banyak spesies, termasuk orangutan, bekantan, beruang madu dan ikan arwana. Sebagai Taman Nasional, Danau Sentarum dikelola untuk melindungi tata air (hidrologi), serta melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
World Wide Fund for Nature Indonesia, melalui inisiatif Heart of Borneo (WWF-HoB) dan Yayasan KEHATI melalui program Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, telah menetapkan Jantung Borneo sebagai salah satu prioritas program, dan kedua organisasi ini telah bekerja sama dan berkolaborasi dalam mendukung pelaksanaan Festival Danau Sentarum.
Direktur Program TFCA Kalimantan, Puspa D. Liman mengatakan, “Peluncuran festival ini merupakan langkah penting dalam mempromosikan ekowisata di kawasan konservasi, khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu’’. Selain itu, peran Pemda, mitra lokal dan operator wisata, sebagai pendamping dan pengelola wisata, menjadi bagian tak terpisahkan dalam mempromosikan acara tersebut.
Dalam rangka peluncuran Festival Danau Sentarum, WWF-HoB dan TFCA Kalimantan menyelenggarakan pameran berbagai hasil kegiatan mitra dan masyarakat lokal, sebagai bagian dari dukungan bagi pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dalam mempromosikan Visit the Heart of Borneo – yang merupakan kampanye multi tahun, untuk menjadikan kawasan Heart of Borneo sebagai SATU tujuan ekowisata.
WWF-HoB Leader, Iwan Wibisono menekankan, “Pada bulan Juli 2018 di Palembang, Danau Sentarum secara resmi diakui sebagai Cagar Biosfer oleh UNESCO. Festival ini tentunya akan menjadi acara yang tepat untuk berbagi prestasi, menampilkan keindahan kawasan tersebut, serta yang paling penting memaparkan kearifan lokal dan partisipasi masyarakat setempat dalam melestarikan alam.”
Festival Danau Sentarum yang puncaknya akan berlangsung tanggal 25-28 Oktober 2018 di Kabupaten Kapuas Hulu, sudah memasuki pelaksanaannya yang keempat dan sekarang menjadi bagian kampanye Visit the Heart of Borneo. Jangan ragu untuk melangkahkan kaki dan kunjungilah festival ini!
Visit the Heart of Borneo
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
Arum Kinasih, Communications Assistant, WWF-Heart of Borneo | HP: +62 856 808 3689 | Email: akinasih@wwf.id
Hamda Khairuzani, Asisten Data dan Informasi, TFCA Kalimantan | HP: +62 852 7455 4275 | Email: hamda.khairuzani@kehati.or.id
Tentang WWF-Indonesia
WWF-Indonesia adalah organisasi konservasi nasional yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global WWF. Mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1962 dengan penelitian badak jawa di Ujung Kulon, WWF-Indonesia saat ini bergiat di 32 wilayah kerja lapangan di 17 provinsi mulai dari Aceh hingga Papua. Didukung oleh sekitar 500 staf, WWF-Indonesia bekerja bersama pemerintah, masyarakat lokal, swasta, LSM, masyarakat madani, dan publik luas. Sejak penandatanganan deklarasi HoB di 2007, WWF terus memainkan peran kunci mendukung ketiga pemerintah dalam menjalankan inisiatif, meningkatkan kolaborasi serta melaksanakan program konservasi di seluruh kawasan Borneo. Bekerja sama dengan mitra utama nasional dan regional - pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil dan lembaga pendukung lainnya (donor, spesialis teknis, publik dan media) - berbagai proyek konservasi dipimpin oleh Program WWF HoB, sebuah kerjasama antara WWF-Indonesia dan WWF-Malaysia dengan dukungan dari kantor-kantor WWF di seluruh dunia. Info lebih lanjut, kunjungi https://wwf.or.id
Tentang Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan
TFCA (Tropical Forest Conservation Act) Kalimantan merupakan program kerja sama pengalihan utang untuk konservasi hutan di Kalimantan; antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Amerika; bersama The Nature Conservancy (TNC) dan WWF-Indonesia sebagai Swap Partner. Yayasan KEHATI sebagai administrator menyalurkan hibah TFCA Kalimantan kepada lembaga yang disetujui melalui proses seleksi untuk melaksanakan program yang mendukung inisiatif Heart of Borneo (HoB) termasuk konservasi species, pengembangan jasa lingkungan dan hasil hutan bukan kayu (Ikan Arwana, ekowisata dan madu organik) di Danau Sentarum dan sekitarnya. Info lebih lanjut, kunjungi website di www.tfcakalimantan.org
Tentang Heart of Borneo (HoB)
Inisiatif Heart of Borneo (HoB) atau Jantung Borneo merupakan program konservasi dan pengelolaan sumber daya secara lestari, yang telah disepakati oleh tiga negara bertetangga (Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia), dengan tujuan untuk meningkatkan pengelolaan lestari terhadap sumber daya alam di wilayah Borneo seluas 23 juta ha. Inisiatif ini telah disepakati dan diumumkan oleh menteri tiga negara tersebut pada pertemuan para menteri (ministerial meeting) yang diselenggarakan di Denpasar pada tanggal 12 Februari 2007. Selanjutnya, pada tahun 2008, ketiga negara telah menyepakati dokumen Strategic Plan of Action (SPA) of HoB sebagai arahan bagi ketiga negara anggota untuk mengembangkan Rencana Strategis dan Aksi Nasional masing-masing negara.