CORAL TRIANGLE DAY: MELINDUNGI LAUTAN YANG MENGHUBUNGKAN KITA SEMUA
Jakarta (7/6) – Sehari setelah peringatan Hari Kelautan Se-Dunia pada 8 Juni, Kementerian Kelautan dan Perikanan, WWF-Indonesia, Kelompok Pemuda Eka Canthi Kedonganan dan komunitas Turtle Guard Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, bersama-sama mengadakan serangkaian acara bertema kelautan dengan nama Coral Triangle Day (CTD) di Pantai Kedonganan, Teluk Jimbaran, Bali.
Untuk pertama kalinya satu hari didedikasikan guna membangun kesadaran mengenai pentingnya ekosistem Coral Triangle bagi ketahanan pangan dan keberlanjutan perikanan.
Coral Triangle adalah kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia mencakup enam negara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, Kepulauan Solomon), yang menyokong kehidupan lebih dari 120 juta orang yang tinggal di daerah pesisir serta ribuan unit usaha baik kecil, maupun besar di sektor perikanan dan pariwisata.
“Coral Triangle Day ini adalah bentuk nyata kolaborasi KKP dengan lembaga non pemerintah. Peran aktif dalam menjaga segitiga karang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan, baik pihak swasta, lembaga pemerintah maupun masyarakat.” Seperti dikutip dari Dr. Sudirman Saad SH, M.Hum, Direktur Jenderal KP3K (Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil), Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Sejak dicanangkan oleh Presiden RI pada World Ocean Conference 2009 di Manado, sekarang Indonesia kembali mengambil inisiatif untuk menjadikan upaya perlindungan kawasan Coral Triangle sebagai ajang keterlibatan publik dalam upaya yang sinergis di tingkat global,” jelas Dr. Efransjah, Direktur Eksekutif WWF-Indonesia.
CTD untuk pertama kalinya ini dirayakan dengan sejumlah kegiatan secara serentak di keenam negara Coral Triangle, seperti festival pantai, beach and reef clean up, kompetisi memasak hidangan dari bahan seafood yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, seminar kelautan, pemutaran film, dan masih banyak lagi.
Perayaan CTD di Kedonganan menjadi momen penting bagi masyarakat setempat dan wisatawan yang berkunjung untuk mendapatkan informasi mengenai seafood ramah lingkungan yang dihasilkan dari praktik-praktik yang tidak merusak serta legal, tentang satwa laut dilindungi dan berbagai informasi lain mengenai laut.
“Perayaan CTD adalah bentuk perhatian publik terhadap masalah-masalah pengelolaan sumber daya laut kita agar dapat segera diperbaiki, seperti masalah perikanan, masalah polusi, serta tekanan dari pemanasan global, dan pariwisata yang tidak bertanggung jawab,” lanjut Efransjah.
Kegiatan CTD di Kedonganan akan dimeriahkan dengan karnaval pantai menampilkan parade ogoh-ogoh yang melambangkan spesies-spesies unik kelautan seperti penyu, hiu, tuna dan pari manta, atraksi Marching Band dari Universitas Udayana, kompetisi mural, demonstrasi memasak seafood yang berkelanjutan oleh koki selebritis, Bobby Chinn, dan panggung musik.
CTD juga didukung oleh Garuda Indonesia, Jotun Indonesia, Aston Denpasar, serta beberapa selebriti seperti Nadine Chandrawinata, Davina Hariyadi, Anda Wardhana, Ray D’Sky, DJ OTTO, Rebecca Raymond, serta Nugie dan Mr. Mohatsing. Salah satu perusahaan yang mendukung acara CTD adalah Sea Delight, perusahaan importir seafood beku asal Amerika Serikat, yang menjadikan momen penting ini untuk mengesahkan diri sebagai anggota Seafood Savers, sebuah initiatif WWF-Indonesia untuk reformasi industri seafood agar ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Bagi Garuda Indonesia, kerjasama ini bukan yang pertama kali dilakukan. Selama ini Garuda Indonesia banyak melaksanakan kerjasama dengan WWF dalam aspek pelestarian lingkungan, diantaranya program ""one passenger one tree"", dan penanaman seratus ribu pohon di hutan lindung Sebangau, Kalimantan, serta merevitalisasi armadanya dengan pesawat-pesawat baru yang ramah lingkungan dan lebih hemat bahan bakar.
>>>HABIS
Catatan untuk Editor:
Tentang WWF-Indonesia:
• WWF-Indonesia adalah organisasi konservasi nasional yang merupakan bagian dari jaringan global WWF, yaitu jaringan konservasi mandiri terbesar dan sangat berpengalaman di dunia. WWF-Indonesia bergiat di 27 wilayah kerja lapangan di 17 propinsi.
• Selebihnya tentang kami, silakan kunjungi website utama WWF di www.panda.org; situs lokal di www.wwf.or.id dan situs keanggotaan WWF-Indonesia di www.supporterwwf.org.
• SEAFOOD SAVERS. Sebuah inisiatif WWF-Indonesia membentuk sebuah kelompok perusahaan yang terdiri dari produsen, eksportir, importir dan ritel, serta institusi finansial yang yang relevan dengan pengelolaan sumber daya laut. Kelompok ini diharapkan mampu mendorongkan praktik perikanan berkelanjutan demi terjaganya kelestarian ekosistem dan sumber daya laut.
Tentang Coral Triangle
• Kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle) merupakan lokasi kelautan dengan tingkat keanekaragaman hayati karang paling tinggi di bumi, sama pentingnya dengan hutan hujan Amazon dan dataran rendah Kongo bagi kehidupan planet ini. Memiliki lebih dari 500 jenis karang, meliputi 6 juta hektar luasan laut yang dinaungi oleh 6 negara – Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.
• Coral Triangle merupakan rumah bagi 3.000 spesies ikan karang dan komoditas perikanan bernilai ekonomi tinggi seperti tuna. Coral Triangle juga merupakan rumah bagi lumba-lumba, paus, hiu, pari, serta 6 dari 7 jenis penyu yang ada di dunia.
• Kawasan Coral Triangle mendukung kehidupan 120 juta lebih masyarakat pesisir baik langsung maupun tidak langsung serta miliaran konsumen seafood di seluruh dunia.
• Infomasi lebih lanjut silakan: http://coraltriangleday.wwf.or.id
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
1. Dr. Sudirman Saad SH, M.Hum. Direktur Jenderal KP3K (Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil), Kementerian Kelautan dan Perikanan - +62 (0) 811989375
2. Imam Musthofa, WWF-Indonesia Marine Program. National Fisheries Program Leader. +62 (0)8123853921, imusthofa@wwf.or.id
3. Dewi Satriani, WWF-Indonesia Marine Program. Communications and Outreach Manager +62 (0)811 910 970, dsatriani@wwf.or.id