BUMI PANDA GELAR "AKSI MENYELAMATKAN BUMI"
Oleh: Sani Firmansyah
Layaknya seorang ibu, bumi senantiasa menyayangi makhluk yang hidup di dalamnya. Oleh karena itu, momentum Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan kecintaan kita pada bumi yang telah memberikan sumber penghidupan, dan selanjutnya merencanakan langkah serta upaya demi menjaga bumi ini.
Bertepatan dengan momen Hari Bumi tersebut, Bumi Panda, rumah informasi lingkungan milik WWF-Indonesia, menggelar “Aksi Menyelamatkan Bumi”. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap bumi, satu-satunya planet yang menjadi rumah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kegiatan diikuti oleh murid-murid yang berasal dari empat sekolah dasar di Kota Bandung; dimulai dengan “Tour Bumi Panda”, yakni aktivitas perkenalan tentang sejarah berdirinya WWF-Indonesia serta upaya-upaya konservasi yang dilakukan organisasi konservasi alam tertua di Indonesia tersebut. Setelahnya, peserta diajak menonton film “Kerinci, Tabungan Alam”. Film bercerita tentang fungsi dari Taman Nasional dan cara menjaganya. Terdapat juga pertunjukan wayang yang bercerita tentang hutan yang dirusak dan dampaknya terhadap perubahan iklim saat ini.
Di sesi berikutnya, peserta menuju “Resources Center Bumi Panda” untuk bermain games “Kartu Kuartet Energi” dan “Ular Tangga Gajah Berjalan ke Sungai”. Lewat permainan edukatif itu para siswa tak hanya syik bermain dan berkompetisi, namun juga belajar ilmu lingkungan. Sambil bergantian bermain, beberapa siswa mendapat kesempatan untuk dilukis wajahnya dengan gambar satwa-satwa payung. Di sesi terakhir, siswa-siswa peserta berkreasi melukis pot bekas. Setelahnya, pot bekas tersebut ditanami pohon sebagai simbol rasa kasih dan sayang terhadap bumi.
“Setelah belajar sambil bermain di Bumi Panda, aku jadi tahu cara membantu kakak-kakak WWF-Indonesia untuk menjaga lingkungan,” komentar Alya, Siswa SD Semi Palar, Bandung. “Caranya dengan membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon, hemat memakai kertas dan air, juga hemat memakai listrik di rumah.”
Kegiatan kaya makna hari itu diharapkan dapat membangun dan menumbuhkan perilaku dan kesadaran bagi para peserta agar menyayangi dan mencintai bumi, dimulai dari lingkungan sekitar rumah dan sekolahnya masing-masing, lewat cara-cara yang sederhana.