(BUKAN) TRIP BIASA NEGERI PETUANAN KATALOKA
Oleh: Juwita Agung Pusposari
Tidak semua orang bisa berkunjung ke Negeri Petuanan Kataloka, entah karena alasan jarak maupun alasan keuangan. Namun faktor sejarah panjang, keindahan dan kekayaan alamnya terlalu sayang untuk diabaikan begitu saja. Tentu saja, ini bukan trip ‘biasa’ bagi siapa pun yang telah menikmatinya.
***
Apa kamu pernah mendengar tentang Negeri Petuanan Kataloka? Negeri Petuanan Kataloka yang terletak di Provinsi Maluku, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kecamatan Pulau Gorom, ini memiliki banyak kejutan. Kalian akan menemukan ikan yang melimpah di perairannya, terumbu karang dengan warna menarik hingga adat budaya kerajaan yang terasa masih kental. Secara turun temurun Petuanan adat Negeri Kataloka diatur dalam sebuah pranata adat dengan pimpinan tertingginya adalah Raja Kataloka. Hubungan antar masyarakatnya yang ramah juga membuat siapa saja yang pernah berkunjung ingin datang kembali ke Negeri Petuanan Kataloka.
Tapi, tahukah kamu jika untuk sampai di Negeri Petuanan Kataloka itu sendiri merupakan sebuah petualangan? Kita harus menghabiskan satu hari lebih perjalanan darat dan laut. Perjalanan ke Negeri Petuanan Kataloka sangat tergantung pada cuaca dan musim. Di Kecamatan kepulauan Gorom dipengaruhi oleh dua angin musim, yaitu angin musim timur dan angin musim barat, yang mana kedua angin musim tersebut sangat mempengaruhi curah hujan yang ada di wilayah Negeri Petuanan Kataloka. Menurut masyarakat sekitar waktu yang paling teduh terjadi di sekitar bulan November-Desember dan di bulan Maret-April, sehingga dua waktu tersebut bisa dikatakan waktu paling ideal untuk mengunjungi Negeri Petuanan Kataloka.
Ada sekitar 27 obyek wisata menarik berupa wisata alam atau situs budaya dan sejarah yang bisa dikunjungi di Negeri Petuanan Kataloka. Seperti, di Negeri Petuanan Kataloka sendiri terdapat 4 situs budaya dan sejarah, yaitu Bansina yang merupakan awal terbentuknya Pulau Gorom, Giro Gajah yang merupakan masjid pertama di Pulau Gorom, Watu Kaman yang merupakan makam dari para leluhur, serta Monumen Pembebasan Irian Barat serta enam tempat wisata alam termasuk di dalamnya Pulau Koon dan Pulau Grogos.
Selami Indahnya Perairan Koon
Bagi siapa pun yang senang menyelami indahnya laut Indonesia pasti akan terkesima dengan jernihnya perairan di Pulau Koon. Dengan waktu tempuh selama 45 menit hingga 1 jam perjalanan menggunakan perahu motor kita bisa mencapai Pulau Koon dari Negeri Petuanan Kataloka. Selain, menyelam kita juga bisa menikmati hamparan pasir putih dan bermain di pantai. Tapi, kita tidak boleh memancing atau mengambil ikan di kawasan Pulau Koon, ya! Karena kawasan ini merupakan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur seluas 8.161,8 ha melalui SK Bupati Seram Bagian Timur No. 523/189/KEP/2011 serta dijaga dengan kuasa penuh oleh petuanan adat Negeri Kataloka.
Perairan Pulau Koon memang istimewa karena selain merupakan kawasan yang sangat penting bagi pemijahan ikan karang terutama Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus), Kerapu Sunu (Plectropomus areolatus), dan Kakap Merah, terumbu karangnya juga beraneka ragam. Kondisi ini menjadikan habitat di Pulau Koon perlu dilestarikan bersama.
Dengan adanya potensi dari perairan Pulau Koon, dan adanya peluang usaha karena Pulau Koon merupakan jalur lintas kapal pesiar menuju Raja Ampat, Provinsi Papua, WWF-Indonesia mulai mengembangkan pariwisata di Petuanan Negeri Adat Kataloka. Dengan membuka jalur wisata bahari di perairan Pulau Koon sebagai langkah awal harapannya wisatawan yang akan ke Raja Ampat dapat singgah di Petuanan Negerti Kataloka dan menimati keindahan perairan Pulau Koon.