BELAJAR DARI PAKAR BUDI DAYA RUMPUT LAUT COTONI DI BULUKUMBA
Pada Kamis, 8 Januari 2015 tim budi daya WWF-Indonesia mengunjungi beberapa lokasi aktivitas budi daya rumput laut di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau aktivitas budidaya rumput laut dan merekam metode dan permasalahan spesifik budidaya rumput laut di Bulukumba, serta merupakan rangkaian kunjungan untuk koordinasi pemangku kepentingan rumput laut cotoni di Bulukumba, yang sudah terbangun sejak Juni 2013.
Aktivitas rumput laut terdiri atas pembibitan, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Pada hari itu kami bertemu dengan beberapa petani rumput dampingan Celebes Seaweed Group (CSG).
Pengikatan Bibit
Salah seorang petani rumput laut, kami diperkenalkan dengan Sabri, dan Beliau bersedia menjelaskan langkah pengikatan bibit rumput laut:
- Siapkan bibit, bibit dapat berasal dari hasil panen rumput laut sebelumnya, atau berasal dari kebun bibit, dimana harga bibit yaitu Rp. 3000/kg.
- Lalu ikatkan bibit pada tali bentangan sekitar 20 bentangan per orang, dengan panjang bentangan 20 - 25 meter atau 15 depa.
- Bibit dipasang dengan jarak 30 cm, dengan memotong-motong thallus, utamanya pada bagian ujung thallus. Berat bibit perbentangan sekitar 5 – 6 kg/bentangan berat basah.
- Memastikan kembali ikatan bibit kuat atau tidak, dengan cara memutar-mutar dan menggoyang-goyangkan tali bibit. Jika telah kuat, tali berisi bibit tesebut sudah bisa dirapihkan dan dipisahkan
- Bibit disimpan selama satu malam untuk keesokannya dipasang di lokasi budi daya.
Sore itu, di kolong rumah Sabri terlihat dua ibu-ibu sedang merapikan hasil pengikatan bibit, yang telah dikerjakan sejak pagi hari. Biasanya pengikatan bibit memakan waktu 3-4 hari, sebab jumlah bentangan setiap petani rata-rata 300 – 400 bentangan. Ibu-ibu merupakan pekerja utama dalam kegiatan pengikatan bibit ini di samping anak-anak dan remaja, usaha mereka biasanya dihargai Rp. 3000/bentangan, jika berhasil mengikat 20 bentangan perhari, mereka akan mengantongi Rp. 60.000/hari.
Pemeliharaan Rumput Laut
Untuk pemeliharaan rumput laut, Subair Ketua Kelompok Juku Ejaya, ahlinya!
Pada musim kemarau, biasanya pertumbuhan rumput laut lambat atau kerdil, hal ini disebabkan oleh salinitas yang tinggi. Selain itu, pada kondisi panas berhari-hari menyebabkan tumbuhnya lumut yang dapat menutupi tali maupun thallus rumput laut. “kami mengurangi budi daya di lokasi yang salinitasnya tinggi dan fokus pada pemeliharaan di dekat muara sungai yang salinitas standar,” ujar Subair.
Hal-hal yang dilakukan jika ombak keras dan panas, adalah menenggelamkan rumput laut sedikit lebih dalam dan mengurangi jumlah pelampung (botol kecil). Masa pertumbuhan yang baik bagi rumput laut di Bulukumba yaitu Januari – Agustus, dimana cuaca tidak ekstrim dan salinitas air baik.
Panen
- Rumput laut harus dipastikan bersih sebelum diangkat, proses panen dilakukan dengan mengangkat bentangan ke atas perahu.
- Setelah sampai di darat, rumput laut di keringkan di atas para-para dan terdapat juga rumput laut yang digantung dengan media bambu. Rumput laut yang dijemur di atas para-para terlebih dahulu dipurus menggunakan bambu, lalu rumput laut dikeringkan hingga tiga hari agar kadar air hanya 34 – 35%. Sedangkan rumput laut yang digantung baru dipurus atau dilepaskan dari tali setelah pengeringan selama tiga hari.
Menurut Subair, pelepasan setelah pengeringan lebih baik, karena rumput laut sudah menyusut sehingga mudah dilepaskan, sementara pelepasan rumput laut dengan metode purus dapat membuat rumput laut cacat atau luka.
- Setelah tali dipisahkan dengan rumput laut, tali dibersihkan dari lumut dan dari teritip yang menempel, kemudian dijemur dan dirapikan untuk digunakan kembali. Begitu halnya dengan pelampung, dipisah dan dibersihkan kemudian dirapikan.
Sebagian hasil panen tidak dikeringkan, tapi digunakan untuk pembibitan ulang. Misalnya terdapat 400 bentangan, maka yang dipanen hanya 300 bentangan, 100 bentangan dapat digunakan sebagai bibit.
Rumput laut yang sudah kering biasanya terlihat garam-garam yang keluar dari thallusnya. Namun ada petani yang sengaja menambahkan garam agar saat ditimbang menjadi lebih berat. Rumput laut yang kering langsung dikarungkan dan dijual ke pengumpul rumput laut yang dipercayai atau harganya baik.
Pasca Panen
Kami mengunjungi Sukardi, pengumpul yang sudah tiga tahun menyuplai rumput laut kepada Celebes Seaweed Group, beliau saat itu sedang sibuk menerima rumput laut dari beberapa petani.
Pasca panen ini, Awi memeriksa kualitas rumput laut tersebut dengan memegangnya, “jika rumput laut tersebut kasar dan agak runcing, berarti pengeringannya sudah bagus,” kata Awi. Pada musim baik, Januari – Agustus, Awi dapat mengumpulkan 100 ton/dua bulan untuk dikirim ke Makassar, sedangkan pada musim kurang baik, September – Desember, Awi hanya dapat mengumpulkan 50 ton/dua bulan. Saat ini dia melakukan pembelian ke pengumpul kecil dengan harga Rp. 14.000/kg, sementara pengumpul kecil membeli seharga 13.000/kg.
Budi daya rumput laut di Bulukumba memiliki prospek baik untuk dikembangkan. Sosialisasi BMP (Better Management Pratices) Budi daya Rumput Laut Cotoni terus dilakukan, karena proses yang diterapkan disana telah sesuai dengan praktik yang disarankan oleh WWF.
Kalau kalian tertarik untuk mengetahui proses budi daya rumput laut yang ramah lingkungan, ikuti terus kisah Sosialisasi BMP (Better Management Pratices) Budi daya rumput laut cotoni
Penulis : Idham Malik (Aquaculture Fisheries Officer WWF-Indonesia)