BANGUNAN CIRI KHAS JAKARTA SIAP DIPADAMKAN 27 MARET 2010
Oleh: Masayu Yulien Vinanda
Jakarta (18/03)- Tahun 2010 adalah tahun kedua kampanye global Earth Hour dilakukan di Indonesia. DKI Jakarta pun untuk kedua kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan gerakan hemat energi dan pencegahan perubahan iklim tersebut tersebut.
Kamis ini (27/03), pemerintah provinsi DKI Jakarta menyatakan komitmennya untuk memadamkan lima bangunan iconic (ciri khas) ibukota. Komitmen tersebut disampaikan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Ahmad Haryadi yang mewakili Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada konferensi pers ”Earth Hour 2010”, di Hotel Shangrila, Jakarta.
Lima bangunan yang rencananya akan ""gelap gulita"" pada Sabtu, 27 Maret mendatang adalah Balaikota DKI, Monumen Nasional, Bundaran Hotel Indonesia, Patung Arjuna Wiwaha, dan Patung Pemuda. Kantor-kantor yang berada di bawah pengelolaan Provinsi DKI Jakarta pun akan ikut serta mematikan lampu sebagai bentuk kontribusi Jakarta terhadap kampanye Earth Hour.
”Gubernur Fauzi Bowo beserta jajarannya siap mendukung Earth Hour 2010. Tahun ini, kami atas nama Pemprov DKI Jakarta ingin menggugah provinsi-provinsi di seluruh Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam Earth Hour. Dalam hal ini Gubernur yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Propinsi Seluruh Indonesia (APPSI) memiliki posisi strategis untuk menggalang dukungan dari provinsi lain di Indonesia,” tambah Haryadi.
Aksi mematikan lampu merupakan salah satu upaya sederhana dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Apabila seluruh masyarakat Indonesia ikut mematikan lampu dan berbagai alat elektronik mereka yang tidak sedang dipakai atau yang dalam keadaan standby, maka hal tersebut dapat mengurangi jutaan ton gas rumah kaca per tahunnya.
”Kepedulian masyarakat yang besar terhadap kampanye Earth Hour diharapkan dapat menciptakan gaya hidup hemat energi sekaligus juga sebagai bentuk kontribusi kita semua dalam pembangunan rendah karbon,” jelas Ketua Dewan Penyantun WWF-Indonesia Pia Alisjahbana dalam sambutannya.
Selain meraih dukungan dari masyarakat luas untuk melakukan perubahan gaya hidup mejadi gaya hidup hemat energi, Earth Hour 2010 juga berupaya untuk membangun kepedulian sektor swasta untuk ikut berperan serta dalam upaya menurunkan emisi global.
”Kami terus menerus menyebarluaskan informasi Earth Hour dan mengedukasi para pemilik gedung untuk ikut ambil bagian. Tahun lalu, 200 gedung di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, dan Kuningan telah menyatakan komitmennya dengan mematikan lampu mereka. Nah tahun ini, kami berharap akan lebih banyak lagi dukungan yang kami dapatkan. Tidak hanya dari sektor sawsta, tapi juga komunitas pendidikan maupun masyarakat luas,” papar Direktur Iklim dan Energi WWF-Indonesia Fitrian Ardiansyah.
Fitrian juga menambahkan pentingnya kearifan lokal masyarakat Jakarta dalam mensukseskan kampanye global Earth Hour. ”Karena sesungguhnya sesuatu yang dimulai dari masyarakat inilah yang memiliki arti yang besar. Lakukan perubahan besar. Ubah dunia dalam 1 jam,” pungkas Fitrian.