BAHU-MEMBAHU MENUJU PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN DI SENDANG BIRU
Oleh Tim Seafood Savers
Sendang Biru yang berada di ujung Selatan Malang adalah salah satu daerah penghasil tuna handline terbaik di Indonesia. Suplai tuna salah satu perusahaan anggota Seafood Savers Sea Delight pun berasal dari pendaratan tuna di Sendang Biru. Tim Seafood Savers WWF-Indonesia beberapa waktu lalu sempat mengunjungi Sendang Biru untuk melihat perkembangan praktik perikanan tuna menuju perikanan yang berkelanjutan.
Seafood Savers mulai bekerja mendampingi para nelayan dan pengepul yang menjadi rantai suplai Sea Delight di Sendang Biru sejak tahun 2011. Diawali dengan proses identifikasi masalah, rekomendasi hal-hal yang perlu dibenahi, dan pemenuhan rekomendasi. Selanjutnya, kegiatan pendampingan dimulai dengan sosialisasi penggunaan pancing circle hook, penerapan Better Management Practices (BMP) Perikanan Tuna, serta pengisian logbook. Selain melakukan pendampingan ketika penangkapan, Seafood Savers dan Sea Delight juga bekerja sama dalam uji coba cara handling tuna yang baik dan efisien.
Sejak bertugas sebagai Kepala Unit Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondok Dadap dua tahun yang lalu, Goentoro Soepardi juga telah menerapkan beberapa hal dalam rangka membenahi praktik penangkapan ikan oleh nelayan-nelayan setempat, seperti pendaftaran kapal untuk mendata kapal-kapal yang berangkat dan mendaratkan ikan di Pelabuhan Sendang Biru dan pencatatan logbook. Semua data ini pun nantinya berguna sebagai bahan analisa stok ikan. Sejalan dengan hal tersebut, perwakilan dari Sea Delight Steve Fisher pun menyatakan bahwa perbaikan yang dilakukan pihak pelabuhan Pondok Dadap sangat membantu pihaknya dalam rencana aksi perbaikan perikanan yang dilakukan, terutama dalam skema Seafood Savers.
Darmawan Ockto, peneliti dari Universitas Brawijaya yang melakukan kajian tuna di Sendang Biru sejak tahun 1983 juga mengatakan bahwa usaha-usaha perbaikan perikanan yang terus dilakukan, terutama sejak beberapa tahun belakangan banyak membawa peningkatan terhadap taraf hidup nelayan. Namun menurut beliau, tetap saja masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti semakin banyaknya rumpon yang dilautkan dan meningkatnya armada secara signifikan yang dikhawatirkan akan menambahkan tekanan terhadap perikanan di Sendang Biru secara umum.
Hingga kini, Sendang Biru masih terus berbenah menuju kawasan perikanan yang bertaraf internasional. Masih ada banyak rencana yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan nilai dari perikanan tuna di Sendang Biru, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Perbaikan handling ikan dan kualitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pun masuk daftar pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secara bertahap. Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan dukungan dari semua pihak, mulai dari nelayan, pengepul, industri perikanan, pemerintah, akademisi, hingga LSM.