AKSI BERSIH LAUT DAN PESISIR UNTUK WUJUDKAN KEPULAUAN KEI SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Oleh: Alan Batkormbawa - WWF-Indonesia Inner Banda Arc Subseascape (IBAS)
Suasana di Taman Kota Jembatan Watdek, Maluku Tenggara hari itu lebih ramai dari biasanya. Tabung-tabung selam, perlengkapan diving lengkap, trashbag, dan jaring-jaring untuk mengumpulkan sampah telah dipersiapkan dengan rapi di jantung Kepulauan Kei tersebut. Pukul 14.30 WIT, matahari yang semakin menyengat tak mengendurkan semangat para peserta yang sedang mempersiapkan peralatan selam masing-masing. Minggu (8/4), WWF-Indonesia Inner Banda Arc Subseascape (IBAS) bersama Dinas Kelautan Kabupaten Maluku Tenggara, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tenggara, Dinas Perumahan Rakyat Kota Tual, PSDKP Tual, PPN Dumar, dan beberapa komunitas seperti Kai Dive Community (KDC), Polikant Diving Club (PDC), OMK Langgur, Kei Paradise serta Kaki Bajalang menggelar kegiatan Aksi Bersama Bersih Pesisir Laut Kei dengan tema “Laut Bukan Tempat Sampah” dan sub tema “Wujudkan Kepulauan Kei sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan”.
“Kegiatan ini sebagai bentuk spontanitas dengan tujuan untuk mengajak masyarakat Kepulauan Kei (Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual) peduli terhadap sampah terutama kebersihan perairan laut Kei. Faktanya sekarang pariwisata di Kepulauan Kei sedang tren di Indonesia bahkan mancanegara karena laut, pemandangan dan pantainya yang sangat indah, Oleh karena itu kegiatan ini juga mempunyai tujuan untuk mewujudkan Maluku Tenggara sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan,” terang Andreas Hero Ohoiulun, Project Leader WWF-Indonesia Inner Banda Arc Subseascape (IBAS).
Aksi ini dilaksanakan di Selat Roosenberg, Jembatan Watdek, yang merupakan penghubung Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara dan merupakan ikon kedua daerah tersebut. Tingkat pencemaran di Selat Roosenberg cukup tinggi, terutama di daerah pesisir yang padat penduduk dan dipenuhi aktivitas masyarakat. Tidak hanya pesisir yang tecemar, tetapi di dalam laut juga ditemukan banyak sampah. Padahal, perairan ini merupakan tempat tinggal bagi di ekosistem yang mayoritas bersubstrat pasir tersebut. Oleh karena itu, aksi sosial ini diharapkan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat secara langsung agar masyarakat dapat sadar dan berperan aktif untuk menjaga kebersihan dan keindahan perairan dan pesisir di sekitarnya.
“Kita akan menyelam di 4 titik dan pesertanya sesuai dengan yang telah dibagi. Sampah yang diambil berupa sampah plastik, sampah kain, barang-barang bekas, dan sampah kayu. “jelas Ongky Ingratubun, Koordinator Penyelaman sekaligus Ketua Kai Diving Community (KDC) pada saat briefing. Setelah briefing selesai, 15 penyelam menuju ke lokasi penyelaman dengan menggunakan 3 speedboat. Selain penyelam, peserta yang lain juga ikut mengumpulkan sampah dengan menggunakan jaring di permukaan air menggunakan speedboat di pesisir Jembatan Watdek dan beberapa peserta juga ikut membersihkan sampah di Taman Watdek.
“Pariwisata akan berkembang dan menarik bagi wisatawan apabila daerah tersebut bersih, ramah, dan nyaman. Upaya sosialisasi telah banyak kami lakukan kepada masyarakat tentang peduli sampah dan penanganannya, tetapi kesadaran masyarakat belum muncul. Kita semua berharap masyarakat bisa sadar untuk membuang sampah pada tempatnya karena sampah adalah tanggung jawab kita bersama. Kami sedang membangun Tempat Pengolahan Sampah berbasis 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle,” jelas Ir. Alex Wiyono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tenggara.
Aksi bersih sampah ini menghasilkan berkarung-karung sampah yang dikumpulkan para peserta. Mayoritas sampah yang ditemukan adalah sampah plastik (botol, bungkus makanan, popok), kain, kayu dan barang elektronik bekas. Sampah tersebut dikumpulkan ke dalam truk sampah yang telah disediakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tenggara dan dibawa ke tempat pembuangan akhir untuk diolah.
Johanes Bosko Rahawarin, Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tenggara periode 2014-2019 juga mengapresiasi kegiatan ini. Ia mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi kerjasama yang telah dilakukan oleh WWF-Indonesia yang bekerjasama dengan dinas-dinas terkait berserta komunitas-komunitas baik dari Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara. Kegiatan ini adalah kegiatan positif yang akan mendorong dan memberikan dampak positif tentunya bagi masyarakat, ketika mereka menyaksikan kegiatan seperti ini, maka harapannya mereka juga akan sadar dan mulai ikut menjaga kebersihan lingkungan”.